Bola.net - PSIS Semarang akhirnya dipastikan tak lepas dari dualisme. Dualisme yang terjadi ini tak lepas dari selisih paham antara klub-klub anggota PSIS dengan investor, terkait kompetisi yang bakal diikuti tim kebanggaan warga Semarang ini.
Menurut salah seorang tokoh sepakbola Semarang, Novel Al-Bakrie, salah satu alasan di balik adanya dua PSIS ini, adalah keputusan PT. Setia Bina Nusa (anak perusahaan Ancora), sebagai investor, untuk membawa PSIS berlaga di kompetisi Divisi Utama, di bawah PT. Liga Indonesia. Padahal, sambung Novel, mayoritas klub-klub anggota dan masyarakat Semarang menginginkan Laskar Mahesa Jenar untuk berkompetisi di kompetisi resmi.
"Kita ini kota reformis. Karena itu harus diperhatikan aspirasi masyarakat dan sejarah perubahan yang harus kita hormati bersama," ujar Novel, pada Bola.net.
"Membawa PSIS ke KPSI merupakan pengkhianatan dan perampasan terhadap semangat perjuangan masyarakat Semarang," sambungnya.
Lebih lanjut, Novel menyebut bahwa langkahnya membentuk tim PSIS sendiri untuk berlaga di kompetisi resmi tak melanggar hukum. Pasalnya, sesuai azas legalitas, dia masih secara sah menjadi penanggungjawab PT. Laskar Diponegoro, sebagai badan hukum PSIS.
"Kita bikin sendiri karena PT. Laskar Diponegoro masih saya pegang dan terdaftar di FIFA," tutur Novel.
Novel sendiri menyebut bahwa sampai saat ini, dia masih sah sebagai Direktur Operasional PSIS, meski dia sudah sempat disingkirkan oleh investor. Pasalnya, proses hukum antara Novel dan investor masih belum menemui titik akhir.
"Selama belum ikrah putusan pengadilan, saya masih sebagai Direktur Operasional PSIS," dia menandaskan. (den/mac)
Menurut salah seorang tokoh sepakbola Semarang, Novel Al-Bakrie, salah satu alasan di balik adanya dua PSIS ini, adalah keputusan PT. Setia Bina Nusa (anak perusahaan Ancora), sebagai investor, untuk membawa PSIS berlaga di kompetisi Divisi Utama, di bawah PT. Liga Indonesia. Padahal, sambung Novel, mayoritas klub-klub anggota dan masyarakat Semarang menginginkan Laskar Mahesa Jenar untuk berkompetisi di kompetisi resmi.
"Kita ini kota reformis. Karena itu harus diperhatikan aspirasi masyarakat dan sejarah perubahan yang harus kita hormati bersama," ujar Novel, pada Bola.net.
"Membawa PSIS ke KPSI merupakan pengkhianatan dan perampasan terhadap semangat perjuangan masyarakat Semarang," sambungnya.
Lebih lanjut, Novel menyebut bahwa langkahnya membentuk tim PSIS sendiri untuk berlaga di kompetisi resmi tak melanggar hukum. Pasalnya, sesuai azas legalitas, dia masih secara sah menjadi penanggungjawab PT. Laskar Diponegoro, sebagai badan hukum PSIS.
"Kita bikin sendiri karena PT. Laskar Diponegoro masih saya pegang dan terdaftar di FIFA," tutur Novel.
Novel sendiri menyebut bahwa sampai saat ini, dia masih sah sebagai Direktur Operasional PSIS, meski dia sudah sempat disingkirkan oleh investor. Pasalnya, proses hukum antara Novel dan investor masih belum menemui titik akhir.
"Selama belum ikrah putusan pengadilan, saya masih sebagai Direktur Operasional PSIS," dia menandaskan. (den/mac)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Sikapi Dualisme PSIS, PSSI Berpatokan Legalitas
Bola Indonesia 18 Januari 2013, 10:45 -
'Dualisme Karena PSIS Dibawa ke DU PT. LI'
Bola Indonesia 18 Januari 2013, 09:26 -
Plt Walikota Semarang Berharap PSIS Hanya Satu
Bola Indonesia 17 Januari 2013, 23:12 -
PSIS Gelar Acara Launching Tim
Bola Indonesia 17 Januari 2013, 12:45 -
Persebaya DU TC ke Bali Setelah Jamu PSIS
Bola Indonesia 8 Januari 2013, 11:46
LATEST UPDATE
-
Breaking News! Ruben Amorim Mainkan Senne Lammens Jadi Starter Lawan Sunderland!
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 20:05 -
Link Live Streaming Arsenal vs West Ham - Nonton Premier League di Vidio
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 20:02
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR