Fenomena Pelatih Belanda: PSIM Yogyakarta Menyusul Langkah Dewa United, Bali United, dan Timnas Indonesia

Fenomena Pelatih Belanda: PSIM Yogyakarta Menyusul Langkah Dewa United, Bali United, dan Timnas Indonesia
Jan Olde Riekerink ketika melatih Dewa United pada laga BRI Liga 1 2024/2025 (c) Abdul Aziz

Bola.net - Klub-klub peserta BRI Liga 1 tampaknya sedang jatuh hati pada filosofi sepak bola Belanda. Musim 2025/2026 menjadi bukti nyata bahwa tren ini semakin menguat, dan PSIM Yogyakarta baru saja menunjuk Jean-Paul Van Gastel sebagai pelatih kepala.

Penunjukan Van Gastel mempertegas bahwa pelatih asal Negeri Kincir Angin kini tengah menjadi pilihan utama di kancah sepak bola Indonesia. Ia jelas bukan satu-satunya sosok asal Belanda yang meramaikan Liga 1 musim ini.

Secara historis, kehadiran pelatih Belanda di sepak bola Indonesia bukanlah hal baru. Nama-nama seperti Robert Rene Alberts, yang sukses membawa Arema Indonesia meraih gelar juara, serta Henk Wullems, Wim Rijsbergen, dan Pieter Huistra, sudah lebih dulu mencatatkan jejaknya.

Kini, tren pelatih asal Belanda kembali mencuat di musim 2025/2026. Tercatat, tiga klub Liga 1 telah menunjuk juru taktik dari Belanda, yang kemungkinan besar akan terhubung secara filosofi maupun pendekatan permainan dengan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.

1 dari 3 halaman

Awal Tren dari Dewa United

Jan Olde Riekerink ketika melatih Dewa United pada laga BRI Liga 1 2024/2025 (c) Abdul Aziz

Jan Olde Riekerink ketika melatih Dewa United pada laga BRI Liga 1 2024/2025 (c) Abdul Aziz

Meskipun bukan hal baru, gelombang ketertarikan terhadap pelatih Belanda ini mulai menguat sejak Dewa United merekrut Jan Olde Riekerink pada awal musim 2023/2024.

Meski belum menghadirkan gelar juara, kontribusi Riekerink terbilang signifikan. Di bawah arahannya, Dewa United menunjukkan kemajuan yang stabil selama dua musim terakhir.

Stabilitas permainan serta peningkatan posisi di klasemen menjadi cerminan kemampuan manajerial pelatih berusia 61 tahun tersebut. Ia juga mampu mengoptimalkan potensi para pemain lokal seperti Egy Maulana Vikri dan Ricky Kambuaya.

Sebelum era Riekerink di Dewa United, pelatih-pelatih Belanda seperti Robert Alberts dan Pieter Huistra sudah lebih dulu merasakan kesuksesan di Indonesia.

2 dari 3 halaman

Efek Kluivert dan Pergeseran Arah Sepak Bola

Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat pada laga Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 (c) Bagaskara Lazuardi

Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat pada laga Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 (c) Bagaskara Lazuardi

Perubahan paling mencolok terjadi saat Timnas Indonesia memutuskan berpisah dengan Shin Tae-yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala. Langkah ini menjadi titik balik dalam arah kepelatihan sepak bola nasional.

Kluivert datang dengan membawa staf pelatih yang menganut filosofi sepak bola Belanda secara utuh—menekankan penguasaan bola, organisasi permainan yang rapi, serta pembinaan pemain muda.

Secara bertahap, Belanda kini menjadi pusat rujukan baru bagi pengembangan sepak bola Indonesia. Tak hanya dari sisi pelatih, PSSI juga menunjuk Jordi Cruyff sebagai Penasehat Strategis dan Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat.

3 dari 3 halaman

Langkah Bali United dan PSIM

Pemain Bali United merayakan gol ke gawang Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2024/2025, Sabtu (28/12/2024) malam WIB. (c) Bali United Official

Pemain Bali United merayakan gol ke gawang Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2024/2025, Sabtu (28/12/2024) malam WIB. (c) Bali United Official

Melihat dampak positif dari pendekatan pelatih Belanda, Bali United pun bergerak cepat dengan menunjuk Johnny Jansen sebagai pelatih kepala. Pelatih berusia 50 tahun itu memiliki rekam jejak menarik, termasuk pengalaman melatih di Eredivisie bersama SC Heerenveen dan sempat menangani PEC Zwolle.

PSIM Yogyakarta pun tak mau tertinggal. Klub kebanggaan Kota Gudeg itu mempercayakan kursi pelatih kepada Jean-Paul Van Gastel untuk memimpin tim di musim debut mereka di kompetisi kasta tertinggi.

Van Gastel bukan nama sembarangan. Ia pernah menjabat sebagai asisten pelatih di Feyenoord, salah satu tim besar di Belanda. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman sebagai pelatih kepala di NAC Breda, yang menunjukkan bahwa ia telah terbukti mampu memimpin tim secara penuh di level kompetitif.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL