Setelah sebelumnya sempat menyatakan akan membubarkan KPSI setelah dirinya kembali ke kantor PSSI, La Nyalla mengatakan bahwa rencana tersebut belum akan terlaksana dalam waktu dekat. Kontan saja sikap tersebut membuat dirinya seakan menjilat ludah sendiri.
Alumnus fakultas Teknik asal Universitas Brawijaya (1965-1971) yang lahir di Jakarta, 10 Mei 1959 tersebut, mengaku memiliki alasan kuat sehubungan membatalkan niat membubarkan KPSI.
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI Jawa Timur tersebut mengatakan, mempertanyakan konsistensi FIFA yang sebelumnya mengamanatkan terselenggaranya Kongres Biasa (KB) oleh PSSI dan KPSI.
Dikatakannya lagi, FIFA sebelumnya mengamanatkan menggelar Kongres Biasa yang tercantum dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara PSSI dan KPSI di Kuala Lumpur, Malaysia, 7 Juni 2012. Kemudian, katanya lagi, seputar pelaksanaan KB kembali ditegaskan melalui surat FIFA tanggal 18 Desember.
"Artinya, sekarang FIFA yang melanggar kesepakatan. Sehingga, jangan salahkan kami kalau KPSI jalan terus. Sebab, Kongres Luar Biasa (KLB) bukan amanat MoU," ucapnya.
Dengan begitu, La Nyalla seolah mengabaikan seruan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) supaya semua pihak patuh dan hanya berpegang pada surat FIFA tertanggal 22 Februari yang ditanda tangani Kepala Asosiasi anggota FIFA Primo Carvaro. Secara terang-terangan Menpora mengatakan, surat tersebut merupakan jawaban atas semua pertanyaan yang pernah disampaikannya kepada FIFA.
FIFA menjelaskan, jika Kongres PSSI berstatus KLB dan bukan KB. Hal tersebut diputuskan FIFA setelah mempertimbangkan tenggat waktu pelaksanaan Kongres.
Sesuai statuta FIFA, Kongres memang harus berstatus KLB. Kongres PSSI pada 17 Maret nanti, hanya memiliki waktu persiapan sekitar empat minggu atau setelah pihak PSSI dan KPSI yang difasilitasi Menpora melakukan kesepakatan di Jakarta, pada 18 Februari.
Selain itu, pemutusan KLB dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya pengubahan agenda dari yang sebelumnya telah disepakati FIFA dan AFC. Yakni, tentang penyatuan liga, revisi statuta, dan pengembalian empat mantan Komite Eksekutif (Exco) terhukum, La Nyalla Mahmud Mattalitti, Roberto Rouw, Tonny Aprilani, dan Erwin Dwi Budiawan.
Pada KB, agenda bisa diubah sesuai dengan keputusan peserta yang hadir. Sedangkan di KLB, agenda yang telah ditetapkan sebelumnya tidak bisa diubah.
Ralat:
Berita ini sudah mengalami revisi. Sebelumnya La Nyalla Mahmud Mattalitti kami tuliskan lahir pada tahun 1659. (esa/dzi)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kecewa FIFA, La Nyalla Tarik Kembali Ucapannya
Bola Indonesia 25 Februari 2013, 21:13 -
Saleh Mukadar Tunda Keputusan Mundur Dari PSSI
Bola Indonesia 25 Februari 2013, 20:53 -
La Nyalla Tolak KLB PSSI, KPSI Jalan Terus
Bola Indonesia 25 Februari 2013, 20:29 -
KLB PSSI 17 Maret Gunakan Voters Solo
Bola Indonesia 25 Februari 2013, 18:00 -
PSSI Terancam Ditinggalkan Wakil Ketua Komdis
Bola Indonesia 24 Februari 2013, 20:45
LATEST UPDATE
-
Jadwal Lengkap, Hasil, Klasemen, dan Top Skor Serie A 2025/2026
Liga Italia 4 Oktober 2025, 09:12 -
Jadwal Lengkap, Hasil, Klasemen, dan Top Skor Premier League 2025/2026
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 09:08 -
Hasil FP2 Moto2 Mandalika 2025: Manuel Gonzalez dan Diogo Moreira Terdepan
Otomotif 4 Oktober 2025, 09:07 -
Alisson Tumbang, Bakal Absen Bela Liverpool Beberapa Pekan ke Depan
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 09:07 -
Hasil FP2 Moto3 Mandalika 2025: Adrian Fernandez Tercepat, Ungguli David Munoz
Otomotif 4 Oktober 2025, 08:48 -
Amorim Tegaskan Formasi Tiga Bek Bukan Biang Kerok Hasil Buruk Manchester United
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 06:30 -
Diterpa Kritik Tajam, Amorim Pilih Bertahan dan Pasrahkan Nasibnya ke Dewan MU
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 05:59
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR