Masalah KITAS, Arema Cronus Siap Patuhi Aturan Pemerintah

Masalah KITAS, Arema Cronus Siap Patuhi Aturan Pemerintah
Ruddy Widodo (c) Fitri Apriani
- Arema Cronus tak mau berbicara banyak ihwal terkait masuknya sejumlah pemain mereka dalam daftar pemain yang tak memiliki KITAS. Mereka hanya menegaskan siap patuh pada aturan pemerintah yang ada.


"Klub-klub akan mematuhi aturan pemerintah terkait KITAS ini," ujar General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo.


"Kita saat ini sedang berupaya untuk mengikuti regulasi ini," sambungnya.


Sebelumnya, nama pemain-pemain asing Arema Cronus masuk dalam daftar 81 pemain dan pelatih asing yang dalam investigasi Save Our Soccer tak memiliki KITAS. Padahal, KITAS merupakan salah satu syarat agar pemain bisa disahkan oleh operator kompetisi, PT Gelora Trisula Semesta.


Pemain-pemain yang dimaksud adalah Gustavo Giron Marulanda, Esteban Vizcarra, Goran Gancev dan Srdan Lopicic. Keempatnya hanya menggunakan visa on arrival.


"Visa on arrival itu visa turis dan berlaku 30 hari. Tidak bisa digunakan untuk bekerja. Visa kunjungan usaha itu berlaku dua bulan dan bisa diperpanjang maksimal tiga kali alias enam bulan," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali.


"Untuk pekerja yang kontrak satu tahun mestinya harus mengurus KITAS. Bukan mensiasati dengan visa turis atau kunjungan usaha," sambungnya.


Menurut SOS, PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) -selaku operator- semestinya menjadi garda terdepan untuk mencegah penggunaan pemain dan pelatih asing ilegal demi reformasi tata kelola sepakbola nasional. Terlebih lagi, dalam regulasi dan manual ISC sudah ditetapkan aturan mengenai syarat penggunakan pemain/pelatih asing yaitu paspor, KITAS dan salinan kontrak kerja, seperti tercantum dalam pasal 32 ayat 1. Sementara, di pasal 33 tercantum bahwa GTS berhak melakukan verifikasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan terhadap proses pendaftaran pemain.


"GTS tidak bisa lepas tangan terhadap pembiaran ini. Mereka yang mengesahkan boleh tidaknya pemain dan pelatih asing berkiprah di ISC. Artinya, mereka seharusnya menegakkan aturan. Jangan sampai di putaran kedua ISC hal semacam ini masih terjadi," tandasnya. [initial]
 (den/asa)


KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE