
Bola.net - Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius memiliki banyak pengalaman culture shock ketika pertama kali tiba di Indonesia. Dia merasakan perbedaan kebiasaan dan budaya yang signifikan.
Agius datang sebagai nakhoda baru PSIS Semarang pada putaran kedua BRI Liga 1 2022/2023. Saat pertama kali datang ke Indonesia, pelatih asal Malta itu harus beradaptasi dengan perbedaan budaya yang sangat kentara.
Dia mengatakan, tak mudah untuk melakukan penyesuaian. Perbedaan ini tak hanya ditemui saat berinteraksi dengan internal klub saja, tetapi juga sampai kebiasaan masyarakat di jalan raya.
“Saya sebetulnya lebih memilih tinggal di negara saya. Namun, saya tidak ingin mengeluh. Setelah setahun berkarier di Indonesia, kini saya merasa lebih terbiasa dengan kulturnya,” kata Gilbert dikutip dari kanal YouTube PSIS TV.
“Pada awalnya memang terasa sangat sulit. Semuanya sangat berbeda di Indonesia, baik itu bahasa, makanan, agama, hingga lalu lintasnya. Semua berbeda dengan negara saya,” tambahnya.
Ugal-ugalan di Jalan
Salah satu fenomena yang membuat pelatih berusia 50 tahun itu cukup tercengang ialah kebiasaan pengendara sepeda motor di Indonesia saat melakukan manuver di jalanan. Dia merasa seperti tak ada aturan dalam berkendara di Indonesia.
“Di Malta, lalu lintasnya sebetulnya juga padat, tetapi memang berbeda. Di sini, terlalu banyak sepeda motor. Jadi, saat saya mengendarai mobil, sepeda motor seperti tidak ada aturan,” ujar Gilbert.
“Sampai sekarang tidak ada masalah. Untungnya, di negara ini jalur berkendaranya sama. Setir mobil berada di kanan, dan kita berkendara di lajur kiri. Bagi saya itu memudahkan untuk beradaptasi,” lanjutnya.
Fenomena Jam Karet
Mantan pelatih Timnas Malta itu juga mengeluhkan soal kebiasaan para pemain Indonesia yang sering terlambat datang. Fenomena jam karet ini, kata Gilbert, terlihat seperti hal yang lumrah terjadi di Indonesia.
“Satu hal ketika saya datang ke sini, masalahnya adalah waktu. Mereka selalu terlambat. Namun, saya melihat hal itu seperti sesuatu yang normal di Indonesia. Ketika seseorang datang terlambat, mereka menganggapnya hal normal,” ujarnya.
“Seperti bukan hal yang asing. Menurut saya ini tidak normal. Akhirnya kami membuat kesepakatan. Sekarang para pemain datang lebih tepat waktu. Mungkin ada satu dua yang terlambat, tetapi mereka harus membayar denda,” tambahnya.
Perkembangan Tim
Pelatih yang mengantongi lisensi UEFA Pro itu memang telah merasakan banyak perkembangan setelah setahun menakhodai Mahesa Jenar. Chemistry antarpemain kini sudah terjalin dengan sangat kuat.
Bagi Gilbert, ini menjadi modal berharga untuk membawa Mahesa Jenar meraih prestasi. Apalagi, Septian David Maulana dan kolega mendapat target untuk menembus babak championship series BRI Liga 1 2023/2024.
“Sekarang para pemain sudah membangun chemistry yang bagus, selayaknya saudara sendiri. Karena, itu merupakan tantangan yang besar untuk saya. Apalagi, kami punya perbedaan budaya, termasuk dengan pemain asing. Namun, menurut saya, kini sudah cukup baik,” ujarnya.
Sumber: Kanal Youtube PSIS TV
Disadur dari: Bola.com (Radifa Arsa/Aryo Atmaja) 24 Maret 2024
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Prediksi BRI Liga 1: PSIS Semarang vs Persis Solo 17 Maret 2023
Bola Indonesia 17 Maret 2024, 09:15
-
Hasil BRI Liga 1 Bali United vs PSIS Semarang: Skor 2-0
Bola Indonesia 8 Maret 2024, 20:57
-
Prediksi BRI Liga 1: Bali United vs PSIS Semarang 8 Maret 2024
Bola Indonesia 8 Maret 2024, 05:35
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
























KOMENTAR