Bola.net - - Insiden penganiayaan yang menimpa salah satu jurnalis media daring oleh sejumlah pesepakbola Dharaka Sindo mendapat sorotan dari Save Our Soccer (SOS). Lembaga yang concern dalam perbaikan tata kelola sepak bola di Indonesia tersebut mengutuk perbuatan barbar tersebut.
"Kami mengutuk perbuatan barbar macam ini. Sepak bola adalah hiburan, bukan tempat pembantaian, penganiayaan, pengeroyokan, pemukulan, bahkan pembunuhan. SOS menuntut PSSI mau turun tangan mengusut tuntas kejadian ini," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali, Kamis .
"Siapapun pelakunya, meski tentara sekali pun, harus dijatuhi hukuman berat. Demi sepak bola profesional dan bermartabat," sambungnya.
Menurut Akmal, kekerasan semacam ini bukanlah yang pertama terjadi di sepak bola Indonesia. Karenanya, mantan jurnalis media olahraga ini meminta agar rantai kekerasan yang ada segera diputus agar tak terus meminta tumbal.
"Penganiayaan macam ini bukan pertama kali terjadi. Terlalu sering. Baik kepada pelaku bola, suporter, apalagi wartawan yang dilindungi Undang-Undang. Perilaku barbar semacam ini harus ditindak tegas dan diberikan sanksi seberat-beratnya agar tak terus berulang," tutur Akmal.(den/shd)
Insiden
Sebelumnya, Oryza A Wirawan, jurnalis sebuah media daring di Jawa Timur, menjadi pemukulan sejumlah pesepakbola. Insiden ini terjadi saat ia meliput pertandingan Liga 3, antara Persid Jember melawan Klub Sindo Dharaka, di Jember Sport Garden, Jember, Rabu (04/07) kemarin.
Pemukulan ini bermula sat Oryza mengabadikan protes pemain Sindo Dharaka pada wasit. Saat itulah ponselnya dirampas oknum berseragam doreng. Namun, setelah mengetahui Oryza adalah jurnalis, oknum ini mengembalikan ponselnya.
Pemukulan
Kendati ponselnya dikembalikan, tak berarti Oryza terhindar dari petaka. Sejumlah pemain Sindo Dharaka, sesuai pengakuannya, menghampiri Oryza dan menganiayanya, sehingga mengakibatkan luka memar di sejumlah bagian tubuh.
Hentikan Kekerasan
Lebih lanjut, Akmal berharap agar para pemangku kepentingan sepak bola bisa menghentikan iklim kekerasan yang sudah terlanjur lekat dengan sepak bola Indonesia. Pasalnya, Akmal menegaskan, selama kekerasan masih menjadi budaya, selama itu pula sepak bola tak akan berubah.
"Tidak akan mengalami kemajuan. Menghalalkan cara untuk menang bukan roh sepak bola," tandasnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
SOS Kutuk Penganiayaan pada Jurnalis oleh Oknum Pesepakbola Liga 3
Bola Indonesia 5 Juli 2018, 12:21 -
Klub Peserta Liga 1 Berhak Minta RUPSLB PT LIB
Bola Indonesia 22 Desember 2017, 05:12 -
Mengutip Imam Syafi'i, SOS Kutuk Pernyataan Kontroversial Ketum PSSI
Bola Indonesia 8 Desember 2017, 15:45 -
SOS: Sepakbola Adalah Kendaraan Politik Yang Seksi
Bola Indonesia 20 November 2017, 12:05 -
Edy Rahmayadi Diminta Pilih PSSI Atau Cagub Sumut
Bola Indonesia 20 November 2017, 10:42
LATEST UPDATE
-
Lukai Sang Mantan, Declan Rice Jadi Man of the Match Arsenal vs West Ham
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:45 -
Prediksi Lille vs PSG 6 Oktober 2025
Liga Eropa Lain 4 Oktober 2025, 23:39 -
Prediksi Juventus vs AC Milan 6 Oktober 2025
Liga Italia 4 Oktober 2025, 23:36 -
Cetak Gol Lagi, Benjamin Sesko Jadi Man of The Match Laga MU vs Sunderland
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:23 -
Link Live Streaming Chelsea vs Liverpool - Nonton Premier League di Vidio
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 22:30 -
Link Live Streaming Inter Milan vs Cremonese - Nonton Serie A di Vidio
Liga Italia 4 Oktober 2025, 22:00
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR