
Bola.net - Arema FC resmi memperkenalkan pelatih mereka untuk menatap musim 2024/2025. Pelatih yang diperkenalkan di Kandang Singa, sebutan kantor Arema FC, Selasa (25/06), tersebut adalah Joel Cornelli.
Cornelli adalah sosok pelatih asal Brasil. Saat ini, usianya 57 tahun. Cornelli memulai karier kepelatihannya sejak usia yang masih sangat muda, 24 tahun. Sebelumnya, pelatih asal Gaucho Brasil tersebut merupakan pesepak bola profesional.
Menurut Cornelli, ia sangat siap menjalani tugas berat, membawa Arema FC memungkasi kompetisi di papan atas. Ia tak gentar karena memiliki modal berharga untuk bisa menakhodai klub berlogo singa mengepal tersebut.
Modal tersebut, menurut pelatih yang sempat malang melintang di Uni Emirat Arab tersebut adalah pengalaman segudangnya di dunia kepelatihan.
Bagaimana selengkapnya rekam jejak Cornelli sejauh ini? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.
Lebih dari Setengah Usia Jadi Pelatih
Cornelli, seperti disebut sebelumnya, memulai karier kepelatihan saat masih berusia 24 tahun, tepatnya pada 1991. Waktu itu, ia menjadi asisten pelatih SER Caixas. Saat memulai karier kepelatihannya, Cornelli masih berstatus pemain di Tres Passos.
Setahun berselang, Cornelli naik pangkat. Kali ini, ia menjadi pelatih kepala di tim U-15 SER Caixas. Seiring berjalannya waktu, ia juga naik pangkat di SER Caixas. Terakhir, ia sempat berstatus sebagai manajer tim SER Caixas.
Tak hanya di SER Caixas, Cornelli juga mengembangkan sayap kepelatihan nya di klub lain. Veranopolis, Sao Caetano, Corinthians, Atletico Mineiro, dan Sport Club Rio Grande merupakan beberapa klub yang pernah ditanganinya sebelum hijrah ke luar negeri.
Musim 2007/2008, Cornelli melatih Al-Ain. Di klub Uni Emirat Arab tersebut, ia melatih tim U-18.
Dua musim berselang, ia kembali ke Brasil. Di tanah kelahirannya ini, ia menangani sejumlah klub seperti Esporte Clube Pelotas, Monte Azul, dan sejumlah klub lainnya.
Kemudian, pada musim 2012/2013, Cornelli pergi ke Tiongkok. Di Negeri Tirai Bambu ini, ia menangani Guangdong Sports.
Setelah sempat pulang kampung sebentar, ia kemudian kembali ke Uni Emirat Arab untuk melatih Al Shabab dan Al Ain. Terakhir, Cornelli menangani klub asal Yordania, Etihad Club.
Bermahkota Tiga Gelar Juara
Karier panjang kepelatihan Cornelli juga bisa dikatakan cukup mentereng. Sepanjang karier kepelatihannya sejauh ini, ia sempat membawa tim yang dibesut meraih tiga gelar juara.
Gelar juara pertama didapatkan Cornelli pada tahun 2000 lalu. Waktu itu, ia membawa SER Caxias memenangi Kejuaraan Gaucho.
Kemudian, pada 2023, giliran Etihad Club yang dibawanya mengangkat trofi. Klub asal Yordania ini dibawanya menjuarai Champions Cup Saudi Arabia.
Pada tahun yang sama, Cornelli, mendapat tugas menangani juga tim putri Etihad. Tim ini kemudian dibawanya menjuarai Liga Pro Putri Yordania.
Murid Eks Pelatih Timnas Brasil

Sepanjang karier kepelatihannya, Cornelli juga mendapat kesempatan untuk belajar dari pelatih-pelatih top. Salah satu sosok yang sempat menjadi gurunya di dunia kepelatihan adalah Tite.
Tite merupakan mantan pelatih Timnas Brasil. Saat ini, pria bernama lengkap Adenor Bachi ini merupakan manajer Flamengo, salah satu tim mapan Brasil.
"Ya, saya pernah delapan tahun belajar kepadanya. Ia merupakan salah satu sosok yang banyak mewarnai karier kepelatihan saya," tutur Cornelli.
Padukan Jogo Bonito dan Agresivitas
Sebagai seorang Brasil, gudang para seniman sepak bola, Cornelli tentu tak lepas dari kultur jogo bonito, di mana sepak bola dimainkan selayaknya sebuah seni. Namun, ia memastikan bahwa tetap akan mempertahankan kultur sepak bola Malang yang agresif, cepat, dan keras.
"Menurut saya, kita harus pertahankan permainan agresif, yang menjadi ciri klub ini. Ini adalah hal yang sangat penting," kata Cornelli.
"Tim ini harus bertahan dengan kuat dan menyerang dengan cepat jika ada kesempatan terbuka. Tentu saja kita harus punya transisi yang rapi," ia menandaskan.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Prediksi Copa America: Chile vs Argentina 26 Juni 2024
Amerika Latin 25 Juni 2024, 16:32
-
Prediksi Copa America: Peru vs Kanada 26 Juni 2024
Amerika Latin 25 Juni 2024, 16:28
LATEST UPDATE
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
-
Tempat Menonton Timnas Indonesia U-23 vs Mali U-23 di Indosiar - Friendly Match
Tim Nasional 18 November 2025, 18:01
-
Link Live Streaming La Liga 2025/26: Barcelona vs Athletic Bilbao, Tayang di Vidio
Liga Spanyol 18 November 2025, 17:51
-
Simak Jadwal La Liga 2025/26 Pekan ke-13, Tayang Eksklusif di Vidio
Liga Spanyol 18 November 2025, 17:41
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR