Curhat Pedih Emerson Royal: Di Milan Saya Dikritik Lebih Parah dari Cristiano Ronaldo!

Curhat Pedih Emerson Royal: Di Milan Saya Dikritik Lebih Parah dari Cristiano Ronaldo!
Pemain Como, Alieu Fadera (kiri) dan bek AC Milan, Emerson Royal ketika bertemu di lanjutan Serie A 2024-2025 di Giuseppe Sinigaglia. (c) Antonio Saia/LaPresse via AP

Bola.net - Bek sayap asal Brasil, Emerson Royal, akhirnya buka suara mengenai masa-masa sulitnya selama berseragam AC Milan. Ia mengaku merasakan "perasaan aneh" sejak pertama kali menginjakkan kaki di Italia pada 2024 lalu.

Pemain yang kini membela Flamengo itu tak segan mengungkapkan ketidaknyamanannya terhadap lingkungan sepak bola Italia. Emerson bahkan menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak merindukan atmosfer Serie A setelah memutuskan hengkang.

Keputusan untuk meninggalkan San Siro diambil setelah ia merasa diperlakukan tidak adil oleh publik dan media setempat. Padahal, ia sempat tampil dalam 26 pertandingan bersama Rossoneri sebelum dihantam cedera betis serius pada 2025.

Kini, Emerson merasa jauh lebih bahagia setelah kembali ke kampung halamannya di Brasil. Ia merasa keputusan untuk angkat kaki dari Milan adalah langkah terbaik demi menyelamatkan mentalitas dan kariernya.

1 dari 4 halaman

Tekanan Media Melebihi Cristiano Ronaldo

Emerson menyoroti betapa besarnya pengaruh media di Italia yang membuatnya merasa terpojok sejak awal kedatangan. Ia merasa setiap gerak-geriknya selalu diawasi dan dikomentari secara negatif.

Kritik yang datang bertubi-tubi membuatnya merasa harus bekerja dua kali lipat lebih keras dibanding pemain lain. Ironisnya, ia merasa sorotan negatif yang diterimanya bahkan melebihi megabintang sekelas Cristiano Ronaldo.

"Sejak awal, setiap kali saya mengatakan atau melakukan sesuatu, orang-orang membicarakan saya lebih banyak daripada mereka membicarakan Cristiano Ronaldo, tetapi dengan cara yang negatif," ungkap Emerson Royal kepada Gazzetta dello Sport.

"Saya merasa seperti harus memberi dua kali lipat untuk diterima dan tetap saja tidak diterima," lanjutnya.

"Masalahnya berbeda; pers memiliki pengaruh yang sangat besar di Italia, dan saya sama sekali tidak mengetahuinya. Apa yang dikatakan di luar sangat kuat dan memengaruhi banyak hal sejak awal," jelas Emerson.

2 dari 4 halaman

Cedera dan Pintu Keluar San Siro

Situasi semakin pelik ketika Emerson mengalami cedera betis yang memaksanya menepi selama beberapa bulan. Absennya dari lapangan hijau membuat perasaannya terhadap klub dan lingkungan semakin memburuk.

Ia mencoba menerapkan mentalitas baja seperti saat membela Tottenham Hotspur, namun gagal. Hubungannya dengan lingkungan sekitar yang sudah retak membuatnya sadar bahwa bertahan di Milan bukan opsi bijak.

"Semuanya dimulai dari saya dan permintaan pribadi saya. Saya berbicara dengan keluarga dan agen saya, dan gagasan untuk pergi menjadi prioritas. Saya tidak bisa terus dengan perasaan itu pada diri saya," beber bek berusia 26 tahun tersebut.

"Awalnya, saya pikir saya bisa melakukan hal yang sama di Milan (seperti di Tottenham), bertahan untuk benar-benar meningkatkan siapa diri saya. Tetapi setelah cedera dan beberapa bulan absen, perasaan itu semakin kuat," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Sama Sekali Tidak Rindu Italia

Meski mengakui keindahan negara Italia dan status besar AC Milan, Emerson menegaskan tidak ada rasa rindu di hatinya. Ia justru lebih merindukan pengalaman bermain di Spanyol dan Inggris.

Pernyataan ini menjadi konfirmasi betapa dalamnya luka batin yang ia rasakan selama satu musim di Serie A. Baginya, tidak ada alasan sentimental untuk melihat ke belakang.

"Jujur tidak. Italia adalah negara yang indah, Milan adalah klub top, tetapi saya tidak akan pernah merasa nostalgia karena tidak ada alasan bagi saya untuk itu," tegasnya.

"Saya merindukan Spanyol, di mana saya sangat bahagia di Betis, dan juga Inggris, tetapi bukan Italia," ujar Emerson tanpa ragu.

4 dari 4 halaman

Bahagia di Rumah Sendiri

Kini, Emerson menikmati lembaran baru bersama Flamengo dan bereuni dengan eks bintang Serie A lainnya seperti Danilo, Jorginho, dan Alex Sandro. Ia merasa keputusannya pulang kampung adalah cara terbaik untuk mendapatkan apresiasi yang selama ini hilang.

Selain itu, ia juga masih menaruh respek tinggi pada mantan pelatihnya, Antonio Conte. Baginya, Conte adalah sosok yang berjasa membentuk mentalitasnya meski memiliki karakter keras.

"Hari ini saya merasa baik dan akhirnya bahagia lagi. Kembali ke sini setelah bertahun-tahun di luar negeri terasa istimewa," tuturnya.

"Ini adalah perasaan yang luar biasa untuk dihargai," pungkas Emerson menutup pembicaraan.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL