Dua Alasan Liverpool Bukan Kandidat Juara Premier League 2025/2026: Salah Satunya Florian Wirtz

Dua Alasan Liverpool Bukan Kandidat Juara Premier League 2025/2026: Salah Satunya Florian Wirtz
Pemain Liverpool, Florian Wirtz, bersiap melakukan tendangan sudut dalam pertandingan Premier League melawan Manchester City, Minggu (9/11/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Jon Super

Bola.net - Liverpool memasuki musim yang penuh tekanan di Premier League 2025/2026. Penampilan mereka sejauh ini belum memancarkan aura tim calon juara yang stabil. Inkonsistensi masih terlihat jelas dari pekan ke pekan. Hasilnya, The Reds kerap kehilangan momentum penting di papan atas.

Skuad asuhan Arne Slot itu sudah merasakan naik-turun performa sejak pekan pertama. Statistik awal musim menggambarkan masalah yang belum terselesaikan. Dari 10 pertandingan di Liga Inggris, mereka hanya mengemas enam kemenangan. Kekalahan pun datang dalam momen-momen krusial yang membuat langkah mereka tersendat.

Salah satu pukulan terbesar hadir pada pekan ke-11 ketika Liverpool tak berdaya menghadapi Manchester City. Bermain di Etihad Stadium, The Reds tumbang tiga gol tanpa balas. Kekalahan itu mengungkap celah mayor yang muncul pada musim ini

Dengan kondisi seperti ini, banyak pihak mulai mempertanyakan kapasitas Liverpool dalam perburuan gelar. Salah satu suara kritis datang dari eks gelandang Inggris, Chris Waddle, yang menilai performa The Reds belum layak mengantarkan mereka ke puncak klasemen pada akhir musim.

1 dari 3 halaman

Waddle: Liverpool Belum Punya Fondasi untuk Jadi Juara

Selebrasi Virgil van Dijk sebelum golnya dianulir VAR di laga Man City vs Liverpool, Minggu (9/11/2025). (c) AP Photo/Jon Super

Selebrasi Virgil van Dijk sebelum golnya dianulir VAR di laga Man City vs Liverpool, Minggu (9/11/2025). (c) AP Photo/Jon Super

Chris Waddle menyoroti masalah paling mendasar Liverpool: pertahanan yang terlalu mudah ditembus. Menurutnya, tim yang ingin bersaing dalam perebutan gelar wajib memiliki organisasi defensif solid, sesuatu yang belum terlihat pada skuad Arne Slot. Kekalahan-kekalahan yang mereka alami menjadi bukti nyata dari rapuhnya lini belakang.

Waddle menilai kelemahan itu bukan hanya muncul dalam laga besar. Dalam pertandingan-pertandingan lain, Liverpool tetap terlihat kesulitan meredam serangan lawan. Kebobolan demi kebobolan menjadi pola berulang yang berpotensi menghancurkan ambisi mereka. Di mata Waddle, masalah itu seharusnya sudah diatasi sejak awal musim.

Ia pun menilai Liverpool keliru dalam prioritas transfer mereka. Dibanding memperkuat lini belakang, klub justru menghabiskan dana besar untuk merekrut Florian Wirtz, Alexander Isak, dan Hugo Ekitike. Menurut Waddle, keputusan itu membuat defisit struktural di lini pertahanan semakin mencolok musim ini.

"Saya bilang di awal musim bahwa saya tidak yakin Liverpool akan juara liga karena mereka tidak bisa bertahan dengan baik. Mereka memang kebobolan, dan tidak peduli seberapa bagus tim Anda - saya pikir Liverpool terkadang kebobolan gol dengan mudah. ​​Jadi, mereka tidak mengatasi masalah itu," ujarnya seperti dilansir Liverpool Echo.

"Mereka membutuhkan bek tengah, mereka juga membutuhkan bek kanan, sungguh. Mereka tidak mengatasinya. Mereka menghabiskan uang untuk Florian Wirtz dan dua penyerang tengah, yang semuanya menghabiskan banyak uang.”

2 dari 3 halaman

Sepaham dengan Wenger: Kehadiran Wirtz Ganggu Keseimbangan Liverpool

Ekspresi kekecewaan pemain Liverpool, Ryan Gravenberch usai dikalahkan Manchester City 0-3, Minggu 9 November 2025. (c) AP Photo/Jon Super

Ekspresi kekecewaan pemain Liverpool, Ryan Gravenberch usai dikalahkan Manchester City 0-3, Minggu 9 November 2025. (c) AP Photo/Jon Super

Selain menyoal pertahanan, Chris Waddle mengomentari dampak kedatangan Florian Wirtz di lini tengah Liverpool. Ia menyebutkan bahwa perekrutan besar itu justru membuat struktur permainan The Reds tidak sekuat musim lalu. Pendapat itu sejalan dengan kritik yang sebelumnya dilontarkan Arsene Wenger.

Menurut keduanya, Liverpool musim lalu memiliki lini tengah energik, kompak, dan agresif. Namun, masuknya Wirtz mengubah dinamika tersebut.

Liverpool musim lalu mengandalkan trio Ryan Gravenberch, Dominik Szoboszlai, dan Alexis Mac Allister. Ketika komposisi itu dirombak, keseimbangan permainan The Reds goyah.

"Saya rasa saya bisa mengerti mengapa Arsene Wenger mengatakan itu. Lini tengah mereka sangat kuat tahun lalu. Energik, mampu menusuk, box-to-box. Mereka bisa menciptakan gol dan mencetaknya," tuturnya.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL