
Bola.net - Premier League telah lama dikenal sebagai liga sepak bola terkaya di Eropa. Musim panas ini, klub-klub Inggris menghabiskan lebih dari 2,1 miliar euro (sekitar Rp38,12 triliun) untuk pembelian pemain baru.
Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan gabungan pengeluaran Serie A, La Liga, dan Bundesliga yang hanya 1,8 miliar euro (sekitar Rp32,67 triliun). Dominasi finansial Premier League semakin tak terbendung dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, kekuatan klub Inggris tidak hanya terletak pada kemampuannya membeli pemain mahal. Jika dana transfer biasanya mengalir ke klub-klub Eropa lain, kini Premier League justru meraup keuntungan besar dari penjualan pemain.
Musim panas 2024 menjadi buktinya, dengan pendapatan mencapai 1,1 miliar euro (sekitar Rp19,97 triliun) dari penjualan pemain. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan liga lain, seperti Serie A yang hanya memperoleh 822 juta euro (sekitar Rp14,92 triliun).
Premier League: Raja Pasar Transfer Modern
Premier League tidak hanya menjadi liga dengan pengeluaran tertinggi, tetapi juga penghasil pendapatan terbesar dari transfer pemain. Dalam 10 tahun terakhir, strategi klub-klub Inggris telah berubah untuk memastikan dominasi di Eropa.
Data menunjukkan bahwa pendapatan dari penjualan pemain terus meningkat signifikan pasca-COVID. Dari hanya 454 juta euro (sekitar Rp8,24 triliun) pada musim 2020/2021, angka ini melonjak 300% menjadi 1,8 miliar euro (Rp32,67 triliun) musim lalu.
Bahkan, rekor baru tercipta musim panas ini dengan pendapatan 1,1 miliar euro (sekitar Rp19,97 triliun), mengalahkan rekor sebelumnya sebesar 893 juta euro (sekitar Rp16,21 triliun). Pertumbuhan ini menunjukkan betapa efisiennya klub-klub Inggris dalam mengelola aset pemain.
Strategi Klub Besar: Jual Mahal, Investasi Cerdas
Chelsea dan Manchester City menjadi dua klub yang paling sukses menghasilkan uang dari penjualan pemain. Sejak 2021/2022, keduanya meraup 1,47 miliar euro (sekitar Rp26,68 triliun), atau 23% dari total pendapatan liga.
Keduanya tidak hanya mengandalkan penjualan bintang seperti Eden Hazard (121 juta euro/sekitar Rp2,2 triliun) atau Julian Alvarez (75 juta euro/sekitar Rp1,36 triliun), tetapi juga membangun akademi yang mencetak pemain muda berkualitas.
Sebelum musim ini, City dan Chelsea masing-masing telah meraup 433 juta euro (sekitar Rp7,86 triliun) dan 479 juta euro (sekitar Rp8,69 triliun) dari penjualan pemain akademi.
Liverpool juga tak kalah cerdas dalam memaksimalkan keuntungan transfer. Musim ini saja, mereka mengantongi 133 juta euro (Rp2,41 triliun) dari penjualan Luis Diaz dan Jarell Quansah.
Sejak dulu, The Reds dikenal pandai melepas pemain yang sudah tidak dibutuhkan dengan harga tinggi, seperti Sadio Mane (32 juta euro/sekitar Rp580,88 miliar) dan Fabinho (46,7 juta euro/ sekitar Rp847,72 miliar).
Klub Menengah Juga Pandai Berbisnis
Selain klub besar, tim-tim menengah seperti Brighton menjadi pilar penting dalam peningkatan pendapatan transfer Premier League. Sejak promosi 2017, Brighton telah meraup 578 juta euro (sekitar Rp10,49 triliun) dari penjualan pemain.
Beberapa contoh transfer menguntungkan mereka termasuk Ben White ke Arsenal (59 juta euro/sekitar Rp1,07 triliun), Moises Caicedo ke Chelsea (116 juta euro/sekitar Rp2,11 triliun), dan Joao Pedro (64 juta euro/sekitar Rp1,16 triliun). Brighton membuktikan bahwa dengan model bisnis tepat, klub kecil bisa bersaing di pasar transfer.
Wolves dan Bournemouth juga turut berkontribusi dalam tren ini. Musim panas 2025, Rayan Ait-Nouri dijual ke Manchester City, sementara Milos Kerkez pindah ke Liverpool. Kedua transfer ini menunjukkan betapa kuatnya sirkulasi pemain antar-klub Inggris.
Tren Baru: Beli dari Dalam Liga Sendiri
Premier League kini lebih mengandalkan pemain yang sudah terbukti di liga Inggris. Data Transfermarkt menunjukkan 21% transfer musim ini adalah pemain dari klub Liga Inggris sendiri, naik dari 20% musim lalu.
Contoh nyata adalah transfer Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo ke Manchester United, serta rumor transfer Alexander Isak ke Liverpool dengan rekor harga tertinggi. Fenomena ini memperkuat siklus keuangan di dalam liga, membuat uang terus berputar di Premier League.
Dengan semua faktor ini, Premier League tidak hanya unggul dalam pengeluaran, tetapi juga menjadi liga dengan pendapatan transfer tertinggi. Dominasi mereka di pasar transfer Eropa tampaknya akan terus berlanjut di masa depan.
Sumber: Transfermarkt
Klasemen Premier League
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Chelsea Resmi Jual Kiernan Dewsbury-Hall ke Everton, Padahal Baru Gabung Semusim
Liga Inggris 6 Agustus 2025, 21:30 -
Akhirnya Mulai Nego dengan Chelsea, Alejandro Garnacho di Ambang Pintu Keluar MU
Liga Inggris 6 Agustus 2025, 20:25 -
Musim Ini Pecah Rekor, Premier League Cuan Besar dari Jual Pemain
Liga Inggris 6 Agustus 2025, 15:32 -
Perbandingan Statistik Alejandro Garnacho vs Winger Chelsea: Siapa Lebih Tajam?
Liga Inggris 6 Agustus 2025, 14:13
LATEST UPDATE
-
Dua Gol Haaland Tak Cukup Selamatkan Man City, Pertanda Belum Bisa Bangkit?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 06:59 -
Kevin De Bruyne Bungkam Kritik dengan 7 Sentuhan Ajaib di Liga Champions
Liga Champions 3 Oktober 2025, 06:49 -
Kylian Mbappe: Pemain dengan Kaki Api, Bebas Bergerak, dan Sangat Berbahaya!
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 05:51 -
Alisson Becker Cedera Parah, Liverpool Kehilangan Kiper Utama Cukup Lama!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:46 -
Terungkap! MU Hampir Bawa Pulang Solskjaer Sebelum Tunjuk Amorim sebagai Pelatih
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:41 -
David Silva Ungkap Impian Besar untuk Pep Guardiola, Apa Itu?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:36 -
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR