AC Milan: Maignan Benteng Terakhir, Modric Jantung Permainan, Ketajaman yang Hilang

AC Milan: Maignan Benteng Terakhir, Modric Jantung Permainan, Ketajaman yang Hilang
Ekspresi Rafael Leao di laga Juventus vs AC Milan, Senin (6/10/2025). (c) Fabio Ferrari/LaPresse via AP Photo

Bola.net - AC Milan gagal membawa pulang tiga poin dari markas Juventus setelah hanya bermain imbang tanpa gol di Allianz Stadium pada pekan ke-6 Serie A 2025/26. Padahal, Rossoneri tampil lebih dominan dan menciptakan peluang yang seharusnya cukup untuk mengakhiri paceklik kemenangan tandang di Turin.

Skuad asuhan Massimiliano Allegri datang dengan kepercayaan diri tinggi setelah mencatat lima kemenangan beruntun di semua kompetisi. Targetnya jelas: meraih kemenangan pertama di markas Juventus sejak Mei 2023.

Babak pertama berjalan dengan Milan yang lebih agresif. Santiago Gimenez menjadi tumpuan utama di lini depan, tapi dua peluang emas yang ia miliki berakhir sia-sia. Peruntungan seolah berpihak pada Milan ketika mereka mendapat hadiah penalti di babak kedua, tapi kesempatan itu malah terbuang percuma.

Christian Pulisic maju sebagai eksekutor, tapi tendangannya jauh melambung di atas mistar gawang. Peluang terbaik Juventus justru datang dari kaki Federico Gatti, tapi Mike Maignan tampil heroik dengan penyelamatan luar biasa di awal babak kedua.

Menjelang akhir laga, Luka Modric memberikan umpan matang kepada Rafael Leao yang tinggal berhadapan dengan Michele Di Gregorio. Sayangnya, sepakan Leao terlalu lemah dan mudah diamankan sang kiper. Kesempatan terakhir itu menjadi simbol ketidakefektifan Milan malam itu.

Hasil ini membuat Milan gagal memperpanjang rekor kemenangan mereka di Serie A dan kini tertahan dua poin di belakang Napoli serta AS Roma menjelang jeda internasional.

1 dari 3 halaman

Pertahanan Kokoh, Maignan Jadi Benteng Terakhir

Meski gagal mencetak gol, Milan patut diapresiasi atas penampilan disiplin di lini belakang. Mike Maignan kembali membuktikan kualitasnya sebagai salah satu kiper terbaik Serie A dengan refleks cepat yang menggagalkan peluang emas Gatti.

Fikayo Tomori tampil solid dan jarang melakukan kesalahan meski baru pulih dari cedera. Di sampingnya, Matteo Gabbia menunjukkan ketenangan luar biasa dalam mengantisipasi ancaman Jonathan David. Sementara itu, Strahinja Pavlovic hampir memberi kontribusi ofensif saat umpan silangnya gagal disambar Gimenez.

Davide Bartesaghi juga mencuri perhatian. Pemain muda ini tampil percaya diri menggantikan Pervis Estupinan yang absen karena skorsing, dan mampu menjaga ritme permainan di sisi kiri dengan baik.

2 dari 3 halaman

Modric Masih Jadi Jantung Permainan

Di lini tengah, Luka Modric kembali menunjukkan kelasnya. Dengan penguasaan bola dan visi bermain khasnya, ia menjadi pengatur tempo sekaligus kreator utama serangan Milan. Beberapa umpan terobosan briliannya membahayakan pertahanan Juventus, termasuk assist potensial untuk Leao yang berakhir gagal.

Youssouf Fofana menjadi partner ideal bagi Modric, bekerja keras memutus aliran serangan lawan dan memenangkan duel di tengah lapangan. Kontribusinya mungkin tak mencolok, tetapi sangat vital dalam menjaga keseimbangan tim.

Adrien Rabiot pun tampil menonjol, terutama dalam hal kerja keras tanpa bola. Ia tak banyak memberikan kreativitas, tetapi energinya membantu Rossoneri bertahan dari tekanan tuan rumah sepanjang pertandingan.

3 dari 3 halaman

Ketajaman yang Hilang dan Tugas Berat Allegri

Masalah utama Milan kali ini bukan pada organisasi permainan, melainkan ketajaman. Gimenez memang terus bergerak aktif mencari ruang, tapi penyelesaiannya belum memuaskan. Pulisic yang gagal mengeksekusi penalti juga tampak frustrasi, sedangkan Leao belum menunjukkan sentuhan apiknya di depan gawang.

Allegri tentu menyadari bahwa penyelesaian akhir menjadi PR terbesar tim. Dalam beberapa laga terakhir, Milan kerap menciptakan banyak peluang tanpa hasil maksimal. Evaluasi di jeda internasional nanti akan sangat penting agar tren positif mereka tidak berhenti hanya karena masalah efisiensi di lini depan.

Walau gagal menang, Milan bisa mengambil sisi positif: mereka tetap solid, sulit ditembus, dan mampu mengendalikan permainan di kandang rival berat. Dengan performa seperti ini, Milan hanya butuh satu hal lagi untuk menjadi penantang serius gelar Serie A—lebih tajam di depan gawang.

Sumber: Cult of Calcio


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL