
Bola.net - AC Milan di bawah kendali Sergio Conceicao memiliki kebiasaan yang unik. Mereka sering tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya membalikkan keadaan.
Fenomena ini menjadi ciri khas Rossoneri musim ini. Aksi-aksi comeback itu terlihat tidak hanya dalam laga domestik, tetapi juga di kompetisi bergengsi seperti Supercoppa Italiana.
Namun, kebiasaan ini juga menimbulkan pertanyaan. Apakah Milan benar-benar memiliki identitas permainan yang kuat atau hanya mengandalkan faktor keberuntungan?
Dari Fonseca ke Conceicao
Paulo Fonseca datang dengan visi tim yang dominan, berani, dan menyerang. Dia ingin Milan mendikte permainan dan membuat lawan tidak memiliki kesempatan untuk berpikir.
Namun, kenyataan berbicara lain. Milan di bawah Fonseca jarang menunjukkan dominasi yang dijanjikan, yang akhirnya membuatnya digantikan oleh Conceicao.
Gaya Conceicao justru bertolak belakang. Milan kini lebih banyak menunggu, bertahan dalam blok rendah, dan memanfaatkan serangan balik.
Bermain Seperti Tim Kecil, tapi Berbahaya
Pada awal musim, Milan mencoba bertahan dengan menekan lawan lebih tinggi. Kini, mereka justru lebih sering bertahan di area sendiri, bahkan melawan tim yang kualitasnya lebih rendah.
Pendekatan ini memicu efek yang tak biasa. Milan sering tertinggal lebih dulu, tetapi kemudian bangkit untuk menang.
Fenomena ini menghasilkan dua sudut pandang berbeda. Di satu sisi, mentalitas comeback menunjukkan karakter kuat. Di sisi lain, ini bukan strategi yang dapat diandalkan secara jangka panjang.
Seberapa Sering Milan Harus Mengejar?
Dalam 19 pertandingan bersama Conceicao, Milan sudah enam kali membalikkan keadaan. Artinya, hampir di setiap tiga laga, mereka harus bangkit dari ketertinggalan.
Korban mereka termasuk Como, Parma, dan Lecce di liga. Namun, dua comeback paling ikonik terjadi saat melawan Juventus dan Inter di Supercoppa Italiana.
Milan bahkan sempat tertinggal dua gol dalam Derby della Madonnina sebelum akhirnya memenangkan trofi. Sebuah pencapaian luar biasa, tetapi juga pertanda bahaya.
Mengapa Milan Selalu Terlambat Panas?
Masalah utama Milan adalah pendekatan awal mereka dalam pertandingan. Mereka terlalu sering mengawali laga dengan performa yang buruk.
Tim ini tampaknya sadar akan keterbatasan mereka. Milan tidak memiliki cukup pemain dengan kualitas teknis tinggi untuk mendominasi permainan secara total.
Namun, apakah itu berarti mereka hanya bisa mengandalkan serangan balik? Jika ya, maka ini adalah taktik yang tidak memberi rasa aman bagi para pendukung.
Antara Karakter dan Keberlanjutan
Kemampuan Milan untuk bangkit dari ketertinggalan adalah bukti karakter yang tangguh. Namun, mengandalkan comeback sebagai strategi utama bukanlah jalan keluar yang bijak.
Sepak bola tingkat tinggi membutuhkan konsistensi, bukan sekadar heroisme sesaat. Jika Milan terus berada dalam situasi ini, mereka akan menghadapi masalah serius di masa depan. Ini ibarat bom waktu yang berdetak.
Apakah Rossoneri sedang membangun identitas baru, atau justru sedang menggali jebakan bagi diri mereka sendiri? Jawabannya mungkin akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan.
Klasemen Serie A
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Dwi Tunggal: Chemistry Instan Joey Pelupessy dan Thom Haye di Lapangan Tengah
- Tiga Kepala, Satu Jiwa: Kegarangan Justin Hubner dan Penampilan Tanpa Cacat Para Penjaga Gerbang Garuda
- Tembok Baja di Garis Belakang: Harmoni Trio JIR Membentengi Gawang Garuda
- Tembok Solid di Jantung Pertahanan Garuda dan Kemenangan untuk Suporter Setia
- Ragnar Oratmangoen: Menikmati Ramadhan, Mengecap Manisnya Kemenangan
- Gol Tunggal Sejuta Makna: Ole Romeny dan Asa Timnas Indonesia yang Kembali Menyala
- Kemenangan Timnas Indonesia, Debut Menjanjikan Joey Pelupessy, dan Tembok Kokoh Rizky Ridho
- Timnas Indonesia Jinakkan Bahrain: Mengubah Taktik, Mengubah Nasib
- Satu Gol, Sejuta Harapan: Malam Magis Timnas Indonesia di SUGBK
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Tinggalkan MU, Andre Onana Bakal Gabung AC Milan?
Liga Italia 26 Maret 2025, 19:18
-
Sayap-sayap Patah: Evaluasi Posisi Full-Back di Skuad AC Milan
Liga Italia 26 Maret 2025, 15:57
-
Fenomena Comeback AC Milan: Indentitas Baru atau Bom Waktu yang Berdetak?
Liga Italia 26 Maret 2025, 15:44
-
Allegri Tutup Pintu ke Milan, Juventus Bajak Conte dari Napoli?
Liga Italia 26 Maret 2025, 08:56
LATEST UPDATE
-
Inikah Pengganti Altay Bayindir di Skuad Manchester United di 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 15:31
-
Sesko Cedera, MU Impor Striker Lagi dari Jerman?
Liga Inggris 17 November 2025, 15:18
-
Liverpool Dikabarkan Sudah Buka Negosiasi Untuk Gelandang yang Diincar Man United Ini
Liga Inggris 17 November 2025, 15:07
-
Jadwal Lengkap Turnamen Bulu Tangkis BWF 2025: Ayo, Dukung Indonesia!
Bulu Tangkis 17 November 2025, 15:06
-
Presiden Prabowo Targetkan Produksi Mobil dan Motor Nasional Menuju Indonesia Emas 2045
News 17 November 2025, 14:51
-
Jadwal Lengkap BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 17 November 2025, 14:48
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Eks Chelsea Ini Ungkap Dua Biang Kerok yang Bikin Performa Liverpool Terjun Bebas
Liga Inggris 17 November 2025, 14:30
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
























KOMENTAR