Jose Mourinho Kenang Rivalitas Panas Inter, AC Milan, dan Juventus

Jose Mourinho Kenang Rivalitas Panas Inter, AC Milan, dan Juventus
Pelatih Benfica, Jose Mourinho saat melakukan interview jelang kickoff melawan Chelsea di Stamford Bridge, 1 Oktober 2025 di ajang Liga Champions. (c) AP Photo/Kin Cheung

Bola.net - Jose Mourinho kembali mengenang masa-masa penuh emosi saat menangani Inter Milan. Dalam sebuah acara spesial, pelatih asal Portugal itu berbicara tentang rivalitas sengit yang dulu mewarnai Serie A.

Momen tersebut terjadi dalam perayaan 100 tahun harian olahraga ternama Corriere dello Sport. Acara itu menghadirkan sejumlah tokoh besar, termasuk Adriano Galliani dan Gianluigi Buffon.

Meski kini menjadi pelatih Benfica, Mourinho tetap bergabung dalam acara tersebut melalui sambungan video. Ia berkesempatan berbagi cerita dan pandangannya tentang rivalitas klasik di sepak bola Italia.

Ucapannya menghadirkan nostalgia tersendiri bagi para penonton, terutama ketika ia mengenang duel antara Inter, Milan, dan Juventus. Ia juga menunjukkan rasa hormatnya terhadap dua sosok penting dalam dunia sepak bola Italia.

1 dari 5 halaman

Rasa Hormat Mourinho untuk Milan dan Galliani

Adriano Galliani (c) AFP

Adriano Galliani (c) AFP

Dalam perbincangan tersebut, Mourinho mengaku memiliki kenangan manis bersama Inter ketika menghadapi AC Milan. Menurutnya, rivalitas itu selalu diwarnai rasa hormat, bukan permusuhan.

Ia menegaskan bahwa dirinya tetap menghormati para tokoh di balik kesuksesan Milan, terutama Adriano Galliani dan mendiang Silvio Berlusconi. Mourinho menyebut keduanya sebagai sosok yang selalu menjunjung sportivitas.

“Saya selalu ingat bahwa selama saya di Inter, kami pernah menang dan kalah melawan Milan,” kata Jose Mourinho.

“Tetapi Galliani dan (Silvio) Berlusconi selalu datang ke ruang ganti untuk memberi selamat. Karena itu, saya sangat menghormati Adriano,” ujar Mourinho.

2 dari 5 halaman

Kenangan Galliani Saat Hadapi Mourinho

Pelatih Benfica, Jose Mourinho. (c) AP Photo/Ana Brigida

Pelatih Benfica, Jose Mourinho. (c) AP Photo/Ana Brigida

Adriano Galliani juga menceritakan pengalamannya bersaing dengan Mourinho ketika masih di Milan. Ia menilai pelatih asal Portugal itu sebagai sosok yang kompetitif sekaligus berkelas.

Galliani menegaskan bahwa persaingan antara Milan dan Inter pada masa itu justru menumbuhkan rasa saling menghormati. Bagi Galliani, Mourinho bukan lawan, melainkan sosok yang pantas dihargai.

“Saya tidak pernah merasa menjadi lawan Jose Mourinho,” kata Adriano Galliani.

“Saya sangat menghormatinya, dan saya berharap perasaan ini juga dirasakan olehnya,” ucap Galliani.

3 dari 5 halaman

Buffon Ungkap Ketegangan Rivalitas Inter dan Juventus

Gianluigi Buffon dalam sesi konferensi pers penunjukan pelatih baru Timnas Italia, Gennaro Gattuso di Roma, 19 Juni 2025. (c) AP Photo/Alessandra Tarantino

Gianluigi Buffon dalam sesi konferensi pers penunjukan pelatih baru Timnas Italia, Gennaro Gattuso di Roma, 19 Juni 2025. (c) AP Photo/Alessandra Tarantino

Di sisi lain, Gianluigi Buffon menyoroti bahwa hubungan antara Inter dan Juventus tidak selalu berjalan baik. Ia menyebut persaingan kedua tim pada masa itu sarat dengan tensi tinggi.

Menurut Buffon, para pemain Juventus memiliki tekad kuat untuk mengalahkan Inter dalam setiap pertemuan. Namun, Mourinho dianggap punya kepribadian yang membuat suasana tetap hangat di luar lapangan.

“Tidak ada ‘hubungan baik’ antara Juve dan Inter,” ujar Buffon.

“Pada saat itu, kami ingin mengalahkan mereka habis-habisan. Namun, Jose selalu bisa membuat lelucon atau berbicara sesuatu yang membuatmu tidak bisa membencinya,” tutur Buffon.

4 dari 5 halaman

Mourinho Sanjung Buffon dan Juventus

Jose Mourinho ketika diperkenalkan sebagia pelatih baru Benfica, 18 September 2025. (c) AP Photo/Ana Brigida

Jose Mourinho ketika diperkenalkan sebagia pelatih baru Benfica, 18 September 2025. (c) AP Photo/Ana Brigida

Mourinho kemudian memberikan tanggapan atas pernyataan Buffon dengan nada penuh respek. Ia mengaku selalu menaruh kekaguman besar pada Juventus dan kiprah Buffon di bawah mistar.

Bagi Mourinho, Buffon merupakan simbol konsistensi dan kualitas di dunia sepak bola. Ia menilai kiper legendaris Italia itu sebagai salah satu yang terbaik sepanjang masa.

“Saya selalu melihat Juve sebagai Juve, bahkan ketika mereka baru kembali dari Serie B,” kata Mourinho.

“Dan Gigi selalu berada di antara yang terbaik, jika bukan yang terbaik,” pungkasnya.

Sumber: Football Italia


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL