Bola.net - AC Milan baru saja menelan sebuah kekalahan memalukan di Serie A. Rossoneri dibantai Atalanta lima gol tanpa balas. Kenapa La Dea sampai setega itu melakukannya?
Jika diibaratkan sebuah lagu, ini mungkin cocok dengan 'Senyum Membawa Luka' dari Meggy Z - yang salah satu liriknya berbunyi: "Sungguh teganya dirimu teganya teganya teganya teganya.... Oh pada diriku."
Milan bertandang ke markas Atalanta pada pekan ke-17 Serie A 2019/20, Minggu (22/12/2019). Laga di Gewiss Stadium atau Stadio Atleti Azzurri d'Italia ini berakhir pahit buat Milan. Anak-anak asuh Stefano Pioli dipermak 0-5. Dalam 21 tahun terakhir, ini adalah kekalahan terburuk mereka.
Gol-gol Atalanta ke gawang Gianluigi Donnarumma dicetak oleh Alejandro Gomez menit 10, Mario Pasalic menit 61, Josip Ilicic menit 63 dan 72, serta pemain pengganti Luis Muriel menit 83.
Atalanta bermain trengginas. Sementara itu, Milan tampil buruk, tanpa ide dan tanpa jiwa. Hasil ini pun sepertinya tak bisa dihindarkan.
Secara tidak langsung, ada andil Bologna di balik pembantaian Milan oleh Atalanta. Atalanta ternyata tega melakukannya 'gara-gara' Bologna. Kenapa bisa demikian?
Ditekuk Bologna, Atalanta Mencari Pelampiasan

Dalam laga sebelumnya, Minggu (15/12/2019), Atalanta tumbang di markas Bologna. Melawan tim yang dibesut Sinisa Mihajlovic itu, yang notabene merupakan mantan pelatih Milan, Atalanta menyerah 1-2.
Anak-anak asuh Gian Piero Gasperini sejatinya tidak bermain buruk. Mereka mendominasi permainan dan menciptakan peluang lebih banyak, tapi pada akhirnya harus takluk.
Atalanta mencatatkan toal 19 tembakan. Lima di antaranya tepat sasaran. Namun, Atalanta cuma mencetak satu gol melalui Ruslan Malinovskiy pada menit 60 untuk menipiskan selisih skor jadi 1-2.
Selebrasi Rodrigo Palacio (Bologna) usai membobol gawang Atalanta (c) AP Photo
Kekalahan itu mereka telan setelah sebelumnya memastikan diri lolos ke babak 16 besar Liga Champions dengan memukul Shakhtar Donetsk tiga gol tanpa balas. Atalanta seolah terlena.
Setelah ditekuk Bologna, Atalanta mencari pelampiasan. Mereka membidik Milan di laga terakhir tahun 2019 sebagai ajang kebangkitan. Atalanta sukses mewujudkannya. Milan mereka habisi lima gol tanpa balas.
Milan sepertinya datang ke markas La Dea di saat yang salah.
Milan jadi Bulan-bulanan

Melawan Milan, Atalanta membuat semuanya jadi tampak mudah. Milan mereka jadikan bulan-bulanan. Fakta bahwa mereka 'meminjam' San Siro, stadionnya Milan (dan Inter Milan), untuk laga-laga kandang di Liga Champions, rupanya tak mencegah Atalanta main kejam.
Atalanta mendominasi laga dengan penguasaan bola mencapai 59,2%. Atalanta juga mencatatkan jumlah tembakan dua kali lipat lebih dibandingkan Milan, yakni 19 berbanding 8.
Ketika Atalanta memiliki 11 tembakan tepat sasaran, Milan hanya sekali mengancam gawang Pierluigi Gollini melalui tembakan menyilang Suso di menit 8. Selebihnya, gawang Milan dihujani tembakan dari segala arah.
Atalanta 11 shots on target, Milan 1 shot on target (c) WhoScored
Josip Ilicic melepaskan lima shots on target, Timothy Castagne dua, sedangkan Robin Gosens, Mario Pasalic, Alejandro Gomez, dan Luis Muriel masing-masing sekali.
Gianluigi Donnarumma bisa dibilang merupakan salah satu pemain terbaik Milan di laga ini. Meski kebobolan lima kali, kiper 20 tahun Italia itu juga tercatat melakukan penyelamatan enam kali. Tanpa itu, Milan mungkin sudah lebih malu lagi.
Salahkan Bologna Saja

Milan tak mampu mengimbangi Atalanta. Milan bermain buruk dan sangat mengecewakan.
Jika Milan tak mau menyalahkan diri sendiri, maka salahkan Bologna saja.
Gara-gara Bologna mengalahkan Atalanta di laga sebelumnya, Atalanta menjadi sangat termotivasi untuk tampil jauh lebih baik di laga berikutnya. Ini semua demi menjaga asa untuk kembali finis empat besar. Hasilnya, Milan pun menjadi sasaran pelampiasan La Dea.
"Ini performa yang hebat dan kami membuatnya tampak mudah," kata Ilici, seperti dikutip dari Football Italia. "Namun, mungkin kami akhirnya mendapatkan gol-gol yang seharusnya kami cetak melawan Bologna pekan lalu."
Gasperini juga menyinggung hal yang sama. "Ini adalah laga yang berjalan sempurna bagi kami langsung dari menit awal," ujar pelatih Atalanta tersebut.
"Kekalahan dari Bologna memang menyakitkan, mungkin karena kami masih terbuai dengan Liga Champions, tapi para pemain telah melakukan pekerjaan luar biasa."
Atalanta (c) AP Photo
Senada dengan mereka berdua, bek Jose Luis Palomino pun mengakui betapa termotivasinya Atalanta usai dikalahkan Bologna.
"Kami tahu bahwa penting bagi kami untuk menang setelah pekan lalu kalah lawan Bologna, supaya bisa tetap bersaing untuk zona Liga Champions," tutur Palomino.
"Kami bermain dengan baik dan mencetak banyak gol. Kami puas. Putaran kedua yang jauh lebih sulit sudah menunggu kami."
"Sekarang, mari beristirahat agar bisa siap setelah tahun baru nanti."
Atalanta kini memiliki 31 poin, terpaut empat poin dari AS Roma di batas akhir empat besar. Sementara itu, Milan memiliki 21 poin di papan tengah.
Ya, setelah dengan teganya membantai Milan, Atalanta kini bisa berlibur dengan tenang. Lalu, bagaimana dengan Milan? Entahlah.
Baca juga artikel-artikel lainnya:
- Samir 'Batman' Handanovic, Penjaga Kedamaian Benteng Terakhir Inter Milan
- Sebuah Rekor Impresif di Balik 100 Kemenangan Serie A Maurizio Sarri
- Goleador itu Bernama Aleksandar Kolarov
- Milan Dihancurkan Atalanta, Stefano Pioli Alasan Apa Lagi?
- Dibantai Atalanta 5-0, Milan Telan Kekalahan Terburuk Dalam 21 Tahun
- Dibantai Atalanta, AC Milan Jadi Bulan-Bulanan Warganet
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Sepakat Dengan Barcelona, AC Milan Kini Sedang Nego Dengan Todibo
Liga Italia 23 Desember 2019, 22:18
-
Penghancuran AC Milan: Dari Alessandria, Juventus, Roma, hingga Atalanta
Liga Italia 23 Desember 2019, 14:43
-
AC Milan dan MU Kompak Kalah, Netizen: Istirahat Dulu Jadi Klub Bola
Liga Italia 23 Desember 2019, 14:33
-
Pioli Sudah 10 Laga Latih Milan, Dilanjut atau Tidak?
Liga Italia 23 Desember 2019, 13:44
-
Milan Dipermak Atalanta, Pioli Ditanya Tentang Ibrahimovic
Liga Italia 23 Desember 2019, 12:57
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR