Peniti Hamil dan Bedcover Kain Perca Bu Wiwik di Rumah Kreatif BUMN Kota Malang

Peniti Hamil dan Bedcover Kain Perca Bu Wiwik di Rumah Kreatif BUMN Kota Malang
Bu Wiwik dan anggota komunitas Mapa Quilts saat membuat bedcover dari kain perca di Rumah Kreatif BUMN Kota Malang (c) Asad Arifin

Bola.net - Suasana di dalam gedung Rumah Kreatif BUMN by Bank BRI hari itu, Rabu (5/3/2025), cukup ramai. Di tengah keramaian itu, seorang ibu dengan tekun menyetrika kain polos berwarna biru di salah satu sudut ruangan.

Saat semua kain sudah rapi, Bu Wiwik, demikian dia dipanggil, dengan segera membawanya ke sudut ruangan lain. Di sana, sudah terhampar kain dengan motif mawar. Di kain itu, ada 12 kotak hasil dari rajutan perca yang indah.

Dibantu dua rekannya, Bu Wiwik lantas menata tiga lapis bahan, termasuk kain dengan motif perca, yang akan dijadikan bedcover. "Kain biru ditaruh paling bawah ya. Setelah itu, pakai peniti hamil untuk mengunci," kata Bu Wiwik.

Istilah 'peniti hamil' yang dipakai Bu Wiwik sangat unik. Istilah itu merujuk pada peniti yang pada bagian bawahnya bengkok. Menurut Bu Wiwik, bagian bengkok itu terlihat seperti orang hamil.

Bedcover dari kain perca hasil karya Bu Wiwik, anggota komunitas Mapa Quilts. (c) Asad ArifinBedcover dari kain perca hasil karya Bu Wiwik, anggota komunitas Mapa Quilts. (c) Asad Arifin

"Nama aslinya bukan begitu lho ya. Itu istilah yang saya pakai saja karena mirip orang hamil. Ini harus dipasang supaya hasilnya rapi. Setelah itu baru dijahit dan bisa dipakai," kata Bu Wiwik.

Bu Wiwik adalah anggota komunitas Mapa Quilts. Siang itu, bersama-rekannya, dia tengah menjalani kegiatan rutin di Rumah Kreatif BUMN. Mereka mengolah kain perca menjadi beragam benda yang bisa dipakai dan punya nilai ekonomi.

"Tapi, bedcover ini tidak akan saya jual. Eman-eman kalau dijual, buatnya sulit. Berbulan-bulan saya buatnya. Ini karya pertama, jadi sangat penting bagi saya," kata Bu Wiwik sembari mengunci tiga lapis kain dengan peniti.

1 dari 1 halaman

Menolak Nganggur Bersama Mapa Quilts

Tiwuk Purwati, ketua Mapa Quilts, komunitas kreatif yang mengolah kain perca hingga punya nilai ekomoni (c) Asad Arifin

Tiwuk Purwati, ketua Mapa Quilts, komunitas kreatif yang mengolah kain perca hingga punya nilai ekomoni (c) Asad Arifin

Mapa Quilts sendiri merupakan komunitas kreatif yang mengolah kain perca untuk jadi berbagai kerajinan. Selain bedcover seperti yang dibuat Bu Wiwik, ada juga gantungan kunci, gantungan ponsel, taplak meja, dan aksesori dinding.

Tiwuk Purwati, ketua Mapa Quilts, berkata bahwa komunitas itu memulai beraktivitas pada 2016 lalu. Ketika itu, sekelompok ibu-ibu yang baru saja dapat pelatihan mengolah kain perca dari Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf.

"Anggotanya ada 46, akan tetapi tentu tidak semua aktif karena masing-masing punya kesibukan. Semua anggota berasal dari Malang, kalaupun bukan dari Malang, semua sudah tinggal di Malang," kata Tiwuk Purwati.

Awalnya, Mapa Quilts tidak punya 'rumah' khusus untuk menggelar pertemuan. Mereka nomaden, berpindah dari saru rumah anggota ke rumah anggota lain. Pada 2017, mereka dapat tawaran yang tak bisa ditolak dari Rumah Kreatif BUMN by Bank BRI, jadi komunitas binaan.

Komunitas Mapa Quilts saat beraktivitas di Rumah Kreatif BUMN Kota Malang (c) Asad ArifinKomunitas Mapa Quilts saat beraktivitas di Rumah Kreatif BUMN Kota Malang (c) Asad Arifin

"Selain tempat, kita terima bantuan mesin jahit empat yang kita pakai itu. Kemarin kita sebenarnya minta 10 karena kan kita pakainya di sini. Tidak kita bawa pulang juga, tapi dapat empat juga bagus," kata Tiwuk Purwati.

Mapa Quilts beranggotakan ibu-ibu rumah tangga. Mapa Quilts jadi wadah bagi mereka untuk tetap berkarya walau sudah tidak lagi muda. Hal itu ditegaskan dalam slogan di media sosial Mapa Quilts yakni 'menolak nganggur'.

Beberapa anggota Mapa Quilts punya merek dagang sendiri untuk menjual karya-karya mereka di rumahnya. Secara kolektif, mereka juga rutin menggelar pameran sekali dalam setahun. Pameran terakhir bertajuk pada 'Parade Perca' digelar pada Desember 2024 lalu.

Mapa Quilts terus berkembang dan sudah cukup teruji eksistensinya. Pandemi Covid-19 sempat aktivitas mereka terkendala. Namun, ketika pandemi berakhir, Mapa Quilts kembali aktif dan Rumah Kreatif BUMN Kota Malang jadi rumah yang nyaman bagi mereka.

"Kita bersyukur dengan bantuan dari BRI karena bisa membuat kegiatan berjalan baik. Ruangan yang diberikan juga nyaman dan ber-AC. Lokasinya juga strategis kan di tengah kota. Ada mesin jahitnya juga yang bisa dipakai," tutup Tiwuk Purwati.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL