
Bola.net - PSG tampil luar biasa dalam beberapa bulan terakhir. Mereka membuktikan bahwa kekuatan tim bisa mengalahkan individualitas.
Real Madrid menjadi korban terbaru PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub. Gol cepat dari Fabian Ruiz dan Ousmane Dembele membuat laga seakan berakhir di delapan menit pertama.
Kemenangan 4-0 atas Madrid memperpanjang daftar korban PSG. Sebelumnya, mereka menaklukkan Arsenal, Inter Milan, Atletico Madrid, dan Bayern Munchen.
Tanpa Kylian Mbappe, PSG justru berkembang lebih baik. Luis Enrique membangun sistem yang memaksimalkan kolektivitas dan kerja sama.
PSG Tak Terbendung di Panggung Eropa
Luis Enrique mengantar PSG ke puncak Liga Champions musim lalu. Mereka mengalahkan Arsenal dengan agregat 3-1 di semifinal.
Kemudian, di final, Inter Milan dihancurkan lima gol tanpa balas. Laga tersebut selesai bahkan sebelum benar-benar dimulai.
Di Piala Dunia Antarklub, PSG membuka turnamen dengan kemenangan 4-0 atas Atletico. Setelah itu, Bayern Munchen disingkirkan 2-0 di semifinal.
Puncaknya adalah kemenangan telak atas Real Madrid. PSG tampil agresif dan mendominasi sejak menit awal.
Gaya Enrique: Tiki-Taka Vertikal dan Tekanan Tinggi
Rahasia sukses PSG adalah gaya bermain khas Luis Enrique. Ia menggabungkan pressing konstan dan tiki-taka vertikal.
Tanpa seorang bintang besar, PSG bermain dengan intensitas tinggi. Semua pemain berlari, menekan, dan bertahan bersama.
Lini depan seperti Kvaratskhelia, Dembele, dan Doue bukan striker murni. Tapi mereka cepat, lincah, dan mampu menembus pertahanan lawan satu lawan satu.
Dari bangku cadangan, Enrique punya banyak opsi seperti Barcola, Lee, dan Ramos. Tim ini dibangun untuk selalu menekan lawan tanpa henti.
PSG Lebih Baik Setelah Ditinggal Mbappe
Luis Enrique pernah meminta Mbappe menekan lebih keras. Tapi sang bintang tak sepenuhnya mengikuti instruksinya.
Setelah Mbappe pindah ke Madrid, Enrique membentuk tim yang sesuai visinya. Ia lebih bebas membangun sistem tanpa harus menyesuaikan dengan satu pemain.
PSG mendatangkan Khvicha Kvaratskhelia pada Januari. Sementara Mbappe mengejar trofi di Madrid, PSG justru mengangkat Liga Champions.
Enrique menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman. Ia ingin pemainnya berkembang secara individu agar tim juga tumbuh secara kolektif.
Lini Tengah Dinamis, Serangan Tanpa Henti
Di lini tengah, PSG tak lagi bergantung pada peran tradisional. Tiga gelandang utama, yaitu Joao Neves, Vitinha, dan Fabian Ruiz menjalankan semua peran sekaligus.
Mereka dituntut aktif menekan, mengatur ritme, dan mendistribusi bola. Semua berjalan dalam tempo tinggi.
Tiki-taka vertikal menekankan serangan langsung dengan sentuhan cepat. Ruang diciptakan melalui overload di tengah.
Hasilnya, pertahanan lawan sering kewalahan. PSG menjelma jadi tim yang paling menakutkan di Eropa.
Sumber: Transfermarkt
Jadwal Final Piala Dunia Antarklub 2025
- Pertandingan: Chelsea vs PSG
- Venue: MetLife Stadium, New Jersey
- Waktu: Senin, 14 Juli 2024
- Kick off: 02:00 WIB
- Siaran langsung: -
- Live streaming: DAZN (gratis)
- Link streaming: https://www.dazn.com/en-ID/home
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
PSG Menuju Puncak Dunia: Kisah Musim Sempurna yang Belum Usai
Piala Dunia 13 Juli 2025, 17:29 -
Chelsea vs PSG: 3 Duel Kunci yang Bisa Menentukan Siapa Juara Dunia
Piala Dunia 13 Juli 2025, 16:15
LATEST UPDATE
-
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38 -
Link Live Streaming AS Roma vs Lille - Nonton Liga Europa di Vidio
Liga Eropa UEFA 2 Oktober 2025, 22:46 -
Mungkinkah Cesc Fabregas Kembali ke Inggris dan Jadi Manajer Manchester United?
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 21:26
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR