Bola.net - - Tahun 2018 menandai bahwa Valentino Rossi telah turun di kelas tertinggi (GP500/MotoGP) selama 19 musim. Sejak berkarier di kelas para raja pada tahun 2000 silam, Rossi telah meraih tujuh gelar dunia, 196 podium, 89 kemenangan dan 55 pole position.
Selama itu pula, ia pernah membela tiga pabrikan dan empat tim berbeda, yakni Nastru Azzuro Honda, Repsol Honda, Yamaha Factory Racing dan Ducati Corse.
Dengan banyaknya tim yang ia bela, disertai karier yang panjang, Rossi pun diketahui berkali-kali berganti livery atau corak motor yang cukup ikonik dan eye-catching.
Berikut corak motor Rossi di MotoGP dari masa ke masa.
Nastro Azzurro Honda (2000-2001)

Corak berwarna kuning ini dipakai Rossi saat menjalani debutnya di kelas GP500 pada tahun 2000, di mana ia mengakhiri musim di peringkat runner up. Pada 2001, ia pun meraih gelar dunia pertamanya di kelas tertinggi, sekaligus menjadi juara dunia GP500 terakhir dalam sejarah Grand Prix.
Repsol Honda (2002-2003)

Pada 2002, Rossi pun pindah ke tim pabrikan paling prestisius di kelas tertinggi, Repsol Honda dan digadang-gadang sebagai penerus Mick Doohan. Bersama tim ini, ia sukses meraih dua gelar dunia MotoGP secara beruntun.
Yamaha Gauloises (2004-2005)

Usai tak lagi nyaman membela Repsol Honda, Rossi mengejutkan paddock MotoGP dengan keputusannya pindah ke Yamaha pada 2004. Sempat diprediksi bakal terpuruk di atas YZR-M1, ia justru sukses besar meraih kemenangan di seri pembuka, yakni Welkom, Afrika Selatan, serta meraih dua gelar dunia tambahan.
Camel Yamaha (2006)

Kembali punya motor bercorak kuning ternyata tak memberikan keberuntungan bagi Rossi pada 2006. Tampil tak cukup konsisten dan dirundung berbagai cedera, Rossi harus rela melihat gelar dunia jatuh ke tangan Nicky Hayden, setelah ia terjatuh dalam balapan pamungkas di Valencia, Spanyol.
Fiat Yamaha (2007-2010)

Fiat mulai menjadi sponsor utama Yamaha pada 2007, di mana Rossi masih bertandem dengan Colin Edwards. Meski begitu, justru pada 2008 lah kekuatannya diuji dengan kehadiran Jorge Lorenzo, yang bahkan hingga kini masih disebut sebagai salah satu rival tersengit Rossi di sepanjang kariernya.
Ducati Corse (2011-2012)

Rossi sama sekali tak menutup-nutupi bahwa dua musim di bawah naungan Ducati Corse merupakan dua musim terburuk sepanjang kariernya. Selama dua tahun penuh mengendarai Desmosedici, ia tak mencicipi satu pun kemenangan dan total hanya meraih tiga podium.
Yamaha Factory Racing (2013)

Tahun 2013 merupakan tahun pembuktian Rossi bahwa dirinya belum habis. Memutuskan kembali ke Yamaha dan bertandem dengan Lorenzo, Rossi mengumpulkan enam podium, yang salah satunya merupakan kemenangan di Assen, Belanda.
Movistar Yamaha (2014-2018)

Meski belum meraih gelar dunia lagi sejak 2009, Rossi terbukti masih mampu bertarung di papan atas. Pada 2004-2016, ia menduduki peringkat runner up secara beruntun. Pada 2017, ia punya peluang serupa, namun cedera kaki yang menimpa membuatnya harus puas duduk di peringkat kelima. Tahun ini, ia kembali mengalami paceklik kemenangan, namun mampu duduk di peringkat ketiga pada klasemen pebalap.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Corak Ikonik Motor-Motor Valentino Rossi di MotoGP
Open Play 27 November 2018, 15:30
-
Hasil Buruk 2018 Bikin Valentino Rossi Sulit Cari Motivasi
Otomotif 27 November 2018, 14:00
-
'Yamaha Jepang Harus Berani Ambil Risiko demi Rossi-Vinales'
Otomotif 25 November 2018, 21:30
-
Soal Rossi, Marquez: Seperti Orang Putus Cinta
Otomotif 23 November 2018, 13:15
-
Rossi Tak Rasakan Beda Kedua Mesin Baru Yamaha
Otomotif 22 November 2018, 12:30
LATEST UPDATE
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55

























KOMENTAR