
Bola.net - Andrea Dovizioso menolak tiga kali status runner up yang ia raih di belakang Marc Marquez pada MotoGP 2017, 2018, dan 2019 disebut sebagai kekalahan. Menurutnya, gagal meraih gelar dunia memang sebuah kepastian, namun ia yakin ini bukan kekalahan. Kepada DAZN, Dovizioso justru menyebutnya sebagai kemenangan.
Dovizioso yang pada awal kariernya di MotoGP sempat dianggap underdog, menggebrak dengan performa yang sangat kompetitif pada 2017, lewat enam kemenangan. Ia bahkan memaksa Marquez mengunci gelar dunia di seri penutup sebelum rider Italia ini akhirnya jadi runner up. Prestasi serupa pun ia ulang pada 2018 dan 2019.
Dovizioso tak memungkiri bahwa target utama dalam kariernya adalah merebut gelar dunia MotoGP. Namun, jika melihat awal kariernya yang kerap dianggap transparan oleh banyak pihak, diikuti perjuangan kerasnya membawa Ducati bangkit dari keterpurukan, hasil runner up sama sekali tak bisa dibilang buruk.
Juga Butuh Keberuntungan
"Jika membicarakan Marc, Vale, Casey, dan Jorge, tentu mereka para rider yang meraih banyak gelar dan memang layak mendapatkannya. Tapi juga ada para rider yang bertahun-tahun di papan atas, bertarung sengit dengan para juara dunia ini, sering mengalahkan mereka, dan membawa pulang lebih sedikit gelar," ujar 'Dovi'.
Seperti yang dikutip GPOne, Kamis (14/1/2021), juara dunia GP125 2004 ini meyakini dirinya sudah mengerahkan segalanya demi mewujudkan impian jadi juara dunia MotoGP. Namun, ia juga yakin bahwa faktor keberuntungan juga dibutuhkan pembalap mana pun, tak terkecuali dirinya.
"Kesuksesan memang tergantung beberapa hal. Saya bukan orang yang suka cari-cari alasan, namun terkadang Anda juga butuh keberuntungan sekecil apa pun. Tapi saya sendiri tak merasa bahwa tahun-tahun di mana saya jadi runner up sebagai kehilangan gelar dunia," ungkap rider berusia 34 tahun ini.
Bukan 'Pecundang Utama'
Menurut Dovizioso, menjadi runner up di belakang Marquez, yakni pembalap terkuat dalam satu dekade belakangan, begitu juga di belakang Honda, yakni pabrikan paling prestisius dalam sejarah MotoGP, tentunya bukanlah hasil tercela.
"Marc dan Honda memang lebih baik. Tapi jika Anda melalui musim-musim yang sengit, melawan talenta seperti itu di atas Honda, dan Anda jadi rider yang membuatnya bermasalah pada lap-lap terakhir dalam perebutan kemenangan... Runner up mungkin 'pecundang' utama, namun menurut saya tidak begitu," tuturnya.
"Mengingat saya mengalami sendiri situasi di Ducati, saya tahu segala hal yang terjadi. Jadi, saya melihatnya sebagai kemenangan, bukan kekalahan, dan saya tak mengatakan ini demi mencari pembenaran untuk diri saya sendiri," pungkas Dovizioso, yang musim ini akan banting setir ke arena motocross, meski bertekad kembali ke MotoGP pada 2022.
Sumber: DAZN, GPOne
Video: Maverick Vinales Jatuhkan Diri dalam Kecepatan Tinggi di MotoGP Styria
Baca Juga:
- Suzuki: Versi Terbaik dari Joan Mir Masih akan Datang
- Reli Dakar 2021: Pierre Cherpin Meninggal Dunia Usai Koma 5 Hari
- Ducati: Harus Lanjutkan Tren Positif, Jack Miller Bisa Juarai MotoGP 2021
- Ditinggal Davide Brivio, Suzuki Janji Bakal Makin Kompak
- Gigi Dall'Igna: Ducati dan Andrea Dovizioso Memang Ditakdirkan Berpisah
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Andrea Dovizioso: Runner up di Belakang Marc Marquez Tak Bisa Disebut 'Kalah'
Otomotif 15 Januari 2021, 16:50
-
Jenny Anderson, Teknisi Data Cantik yang Kini Kerja dengan Marc Marquez
Otomotif 15 Januari 2021, 11:00
-
Marc Marquez Jalani Cek Medis Pertama Kali Sejak Operasi Ketiga
Otomotif 15 Januari 2021, 08:12
-
Terpuruk di MotoGP 2020, Honda Ogah Cuma 'Ramah' pada Marc Marquez
Otomotif 14 Januari 2021, 16:08
-
Stefan Bradl Ragu Marc Marquez Ikut Uji Coba Pramusim MotoGP 2021
Otomotif 14 Januari 2021, 12:00
LATEST UPDATE
-
Sah! Erick Thohir Kini Kuasai 100% Saham Oxford United
Liga Inggris 18 November 2025, 07:38
-
Prediksi Spanyol vs Turki 19 November 2025
Piala Dunia 18 November 2025, 06:45
-
Prediksi Brasil vs Tunisia 19 November 2025
Amerika Latin 18 November 2025, 06:30
-
BRI Super League: Persib Bandung Kehilangan Adam Alis karena Cedera Kaki
Bola Indonesia 18 November 2025, 04:37
-
Derby della Madonnina: Mentalitas dan Kualitas Modric, Faktor Pembeda bagi AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 00:02
-
Juventus cuma Punya 1 Gelandang Top: Analisis, Masalah Struktural, Agenda Transfer
Liga Italia 17 November 2025, 23:14
-
Juventus Butuh Regista: Tuntutan Spalletti yang Tak Bisa Ditawar
Liga Italia 17 November 2025, 23:03
-
Mesin Gol Belum Berkarat: Lewandowski Bukan Cadangan, Barcelona Masih Membutuhkannya!
Liga Spanyol 17 November 2025, 22:46
-
Real Madrid Siap Ambil Risiko? Xabi Alonso Pertimbangkan Transfer Striker West Ham
Liga Spanyol 17 November 2025, 21:07
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR