
Bola.net - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, boleh jadi terpaksa tinggal di rumah akibat dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 sejak Kamis (15/10/2020) lalu. Namun, bukan berarti ia total berhenti berkegiatan. Baru-baru ini ia menjalani wawancara dengan SuperbikeItalia.it untuk membicarakan kehidupan pribadinya.
Rossi menyatakan, dalam usianya yang telah menginjak 41 tahun ini, ia masih punya motivasi tinggi dalam menjalani balapan dan meraih hasil baik. Menurutnya, balapan adalah faktor penting yang menentukan kebahagiaannya, dan atas alasan inilah ia memutuskan tetap balapan bersama Petronas Yamaha SRT pada 2021.
Sembilan kali juara dunia ini juga bersyukur punya sistem pendukung yang sangat baik mengelilinginya. Kebanyakan sahabatnya saat ini sudah ia kenal sejak kecil. Ia juga punya keluarga yang harmonis meski kedua orang tuanya bercerai saat ia berusia 17 tahun. Ia juga punya Luca Marini dan Clara Rossi, dua adiknya yang sangat akur.
Belum Mau Terlalu Ikut Campur Proyek VR46

"Balapan dan hasil baik itu elemen penting dalam level kebahagiaan saya. Hidup saya bahagia berkat sahabat sejati yang tumbuh dewasa bersama saya. Saya punya hubungan yang baik dengan keluarga, punya dua adik yang saya sering ajak menghabiskan waktu bersama. Tapi, yang bikin saya lebih bahagia adalah hasil baik dalam balapan. Jika menang, saya senang. Jika tidak, saya sedih," ujarnya seperti yang dikutip Corsedimoto, Rabu (21/10/2020).
Selain hasil balapan yang baik dan hubungan baik dengan keluarga dan sahabat, hal lain yang membuat Rossi bahagia adalah VR46 Riders Academy. Baginya, walau proyek ini bukan perkara gampang, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri melihat rider-rider muda Italia berkembang dengan baik dan menjadi rider papan atas di ajang dunia.
"Saya sadar betul betapa sulitnya mengatur proyek ini sembari balapan, karena proyek ini butuh banyak uang. Tapi, saya bangga atas kinerja kami. Saat ini, saya lebih pilih jadi pembalap dan akan tetap balapan tahun depan. Saat pensiun, barulah saya akan menghabiskan lebih banyak waktu pada proyek ini. Tapi saat ini saya belum memikirkannya," ungkapnya.
Tak Mau Perlakukan VR46 Seperti Anak-Anak
Rossi pun menyatakan bahwa ia tak mau VR46 Riders Academy sekadar jadi proyek untuk mengembangkan talenta para rider muda, tapi juga harus mengajarkan mereka menjadi sosok yang lebih baik dan berkualitas, baik di dalam maupun luar lintasan.
Rider Italia ini pun mengaku bersyukur juga bisa mengumpulkan anak-anak muda Italia bertalenta, yang bisa membantunya belajar untuk jadi pembalap yang lebih kompetitif walau sudah menginjak usia 41 tahun.
"Kami ingin membentuk para anggota akademi kami sebagai pria jantan. Kami tak mau memperlakukan mereka seperti anak-anak. Dengan begini, mereka juga memberi saya banyak keuntungan, karena saya juga merasa lebih muda ketika latihan bersama mereka. Tanpa diragukan lagi ini proyek yang hebat, dan kami ingin bersenang-senang," tutupnya.
Sumber: Corsedimoto
Video: Momen Franco Morbidelli Raih Kemenangan Perdana di MotoGP San Marino
Baca Juga:
- Tepis Isu 'Cerai', Repsol Resmi Tetap Sponsori Honda di MotoGP Sampai 2022
- Kevin Schwantz: Fabio Quartararo Luar Biasa Cepat, Tapi Joan Mir Bakal Juara
- Casey Stoner: Jika Mau Juara MotoGP Lagi, Ducati Harus Pelajari Yamaha
- Casey Stoner Sebut MotoGP Jadi 'Kacau' Tanpa Marc Marquez
- Stoner: Rossi Pemberani, Tak Seharusnya Anggap Podium Bagai Kemenangan
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kebahagiaan Versi Valentino Rossi: Balapan, Keluarga, dan VR46 Riders Academy
Otomotif 21 Oktober 2020, 16:21
-
Stoner: Rossi Pemberani, Tak Seharusnya Anggap Podium Bagai Kemenangan
Otomotif 21 Oktober 2020, 12:56
-
Valentino Rossi Positif Covid-19, Pecco Bagnaia Tolak Pulang ke Tavullia
Otomotif 19 Oktober 2020, 16:14
-
Masih Lemah Akibat Covid-19, Valentino Rossi Akui Tak Lagi Demam
Otomotif 19 Oktober 2020, 13:16
-
Valentino Rossi Resmi Absen Juga di MotoGP Teruel, Takkan Digantikan Jorge Lorenzo
Otomotif 18 Oktober 2020, 15:34
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR