
Bola.net - Team Principal Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, menegaskan bahwa pihaknya akan tetap meneruskan program dan filosofi sebagai tim junior di MotoGP, meski tahun ini mereka juga akan menaungi Valentino Rossi, yang akan berusia 42 tahun pada Februari mendatang. Hal ini ia sampaikan via GPOne, Jumat (15/1/2021).
Juga punya tim di Moto3 dan Moto2, SRT ingin menjadikan Petronas Yamaha SRT sebagai langkah lanjutan untuk para rider muda ke MotoGP. Program ini mereka mulai pada 2019, diawali oleh Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo. Melihat Quartararo berpotensi pindah ke tim pabrikan, SRT pun ingin menggantinya dengan rider muda lain.
Xavi Vierge sempat dikabarkan jadi opsi utama, tapi usai Rossi menyatakan ingin tetap balapan di MotoGP 2021, SRT diminta Yamaha menyediakan tempat untuknya. Usai negosiasi panjang dan rumit, kesepakatan akhirnya diraih pada September 2020, dan SRT untuk sementara harus melanjutkan program juniornya dengan Morbidelli saja.
Alasan Perkecualian untuk Valentino Rossi

"Kami memberi perkecualian pada Vale berkat pandemi tahun lalu. Yamaha sudah membicarakan soal Vale dengan kami sejak akhir 2019. Jika tahun lalu tahun yang normal, kami akan evaluasi. Ide kami adalah, jika Vale tak sesuai pertimbangan, kami akan cari rider muda Moto2 dan Moto3 untuk dikembangkan seperti Fabio," ujar Razali.
Pria Malaysia ini mengakui, sebuah kehormatan bagi timnya untuk menaungi sang sembilan kali juara dunia, tapi tentu performa dan hasil balapnya harus dinilai secara adil. Sayangnya, akibat pandemi Covid-19 yang membuat musim 2020 lebih singkat, tak ada waktu ideal untuk mengevaluasi Rossi hingga mereka sepakat bekerja sama.
Meski begitu, Razali juga menyatakan, mampatnya musim 2020 juga berpotensi membuat persiapan para rider muda ke MotoGP jadi tak terlalu matang. Jika gegabah menggaet rider muda untuk 2021, maka prestasi tim jadi berisiko. Alhasil, Razali merasa bahwa menggaet rider berpengalaman adalah langkah yang lebih masuk akal.
Punya Tugas Besar Bantu Valentino Rossi

"Menaungi Vale proporsi yang menarik, namun ia tetap harus dievaluasi berdasar musim balap yang normal. Tapi karena 2020 tak normal, maka penting bagi tim kami untuk punya stabilitas pada 2021. Kami bisa saja menggaet rider Moto2, tapi ini juga berarti kami tak tahu seberapa baik mereka akan tampil. Jadi, memang berisiko," tutur Razali.
"Kami ambil keputusan untuk menaungi Vale karena ia sudah memahami motornya, ia bisa memberikan stabilitas pada tim kami, dan ia juga bisa memberikan performa," lanjutnya. Namun, eks CEO Sirkuit Sepang ini juga tak memungkiri punya tugas besar membantu Rossi kembali meraih performa yang lebih baik.
"Juga sebuah tantangan melihat apakah Vale bisa kembali ke versi terbaiknya bersama kami, dan kami tak cemas dalam mengambil tantangan itu. Namun, gagasan kami adalah selalu menggaet talenta baru dan mengembangkannya untuk tim kami dan untuk Yamaha," pungkas Razali.
Sumber: GPOne
Video: Juarai MotoGP 2020, Joan Mir Akhiri Puasa Gelar 20 Tahun Suzuki
Baca Juga:
- M1 2019 Lebih Kompetitif, Alasan Franco Morbidelli Batal Minta Motor Baru
- Petronas SRT Tak Cemas Slotnya di Yamaha Diserobot VR46
- Petronas: Franco Morbidelli-Valentino Rossi Rival Sejak Lama, Ngapain Takut?
- Petronas Yamaha SRT Buka Kans Tetap Naungi Valentino Rossi di MotoGP 2022
- Petronas SRT Janjikan Valentino Rossi Atmosfer 'Profesional Tapi Santai' di MotoGP 2021
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Naungi Valentino Rossi, Petronas SRT Ngotot Ingin Tetap Jadi Tim Junior
Otomotif 17 Januari 2021, 15:31
-
Petronas SRT Tak Cemas Slotnya di Yamaha Diserobot VR46
Otomotif 17 Januari 2021, 13:35
-
Petronas: Franco Morbidelli-Valentino Rossi Rival Sejak Lama, Ngapain Takut?
Otomotif 17 Januari 2021, 13:10
-
Petronas Yamaha SRT Buka Kans Tetap Naungi Valentino Rossi di MotoGP 2022
Otomotif 17 Januari 2021, 12:35
-
Petronas SRT Janjikan Valentino Rossi Atmosfer 'Profesional Tapi Santai' di MotoGP 2021
Otomotif 17 Januari 2021, 12:04
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR