
Bola.net - Kembalinya Neymar ke Brasil sejatinya dijejali harapan besar, tetapi sejauh ini belum memenuhi janji. Setelah cedera lutut serius pada Oktober 2023, sang penyerang kerap terganggu masalah kebugaran dan inkonsistensi penampilan.
Sebaliknya, kepulangan Angel Di Maria ke Rosario Central berkembang menjadi sensasi: pemain 37 tahun itu langsung menjadi motor performa klub. Di Maria mencetak gol krusial, mengeksekusi penalti, dan membantu tim meraih hasil besar di derby serta lawan berat seperti River Plate dan Boca Juniors.
Perbandingan dua pulang kampung ini menonjolkan kontras tajam antara ekspektasi dan realitas di lapangan. Satu berada dalam perlombaan melawan waktu menuju Piala Dunia 2026, yang lain kembali sebagai figur penentu dalam liga domestik.
Menarik untuk melihat kondisi Neymar di Santos, kebangkitan Di Maria di Rosario Central, serta implikasi kedua perjalanan itu bagi karier internasional dan klub masing-masing.
Neymar Di Santos: Kembalinya yang Tertunda
Neymar mengalami cedera lutut serius pada 12 Oktober 2023 saat memperkuat Brasil, dan dua tahun berikutnya belum memperlihatkan tanda-tanda pemulihan total. Kedatangan kembali ke Santos disambut bak masa penyelamatan, tetapi kenyataannya klub masih berkutat dekat zona degradasi.
Di lapangan, Neymar sesekali memperlihatkan kilasan kualitas, tendangan bola mati yang baik atau umpan cerdik, namun ia jarang lagi melaju melewati lawan dengan kelincahan yang dulu menjadi ciri khasnya. Setelah lama absen, masalah otot tak terelakkan, dan ia juga dihantam rentetan cedera lainnya yang menghambat kontinuitas.
Ada optimisme bahwa ia mungkin pulih penuh pada awal bulan berikutnya, tetapi jeda waktu itu nyaris tak punya margin sebelum jendela pemanggilan tim nasional untuk November.
Dengan hanya waktu singkat sebelum pengumuman skuad Pra-Piala Dunia, Neymar tampak berada dalam perlombaan melawan waktu untuk membuktikan kapasitasnya.
Jika tujuan utamanya adalah menutup karier internasional dengan penampilan gemilang di 2026, kondisi sekarang menunjukkan bahwa peluang itu tidak lagi pasti; setiap laga yang ia jalani menjadi penentu nasib ambisinya.
Angel Di Maria Di Rosario Central: Pulang yang Membara
Angel Di Maria kembali ke Rosario Central pada Juli setelah 18 tahun berkelana di Eropa, dan pengaruhnya langsung terasa. Dalam sebelas laga awal, Di Maria membantu klub berada di posisi atas klasemen, tampil tak terkalahkan, dan membangun rangkaian hasil impresif.
Awal yang spektakuler itu meliputi sukses mengeksekusi penalti pada dua penampilan pertamanya, gol kemenangan di derby lawan Newell's Old Boys, serta kontribusi penting melawan Boca Juniors dan River Plate. Gigante de Arroyito kembali bergemuruh oleh dukungan suporter yang memuja putra daerah mereka.
Salah satu aspek menonjol adalah sikap rendah hati Di Maria: ia tak menuntut nomor punggung spesial atau posisi sentral. Memakai nomor 11, ia menyesuaikan peran demi harmoni tim, bekerja berdampingan dengan Ignacio Malcorra dan memberi ruang bagi pemain muda seperti Gaspar de Jesus.
Kombinasi kualitas teknis dan etos kolektif itu membuat Di Maria kembali bukan sekadar nostalgia, melainkan elemen yang menyusun potensi pesaing gelar bagi Rosario Central.
Apa yang Membuat Dua Pulang Kampung Ini Berbeda
Perbedaan utama terletak pada kondisi fisik dan konteks peran saat kembali. Neymar datang setelah cedera panjang yang memengaruhi ritme dan kebugarannya, sementara Di Maria kembali dalam kondisi yang memungkinkan dia langsung berkontribusi.
Selain itu, Di Maria menempatkan dirinya dalam kerangka tim yang sudah terstruktur, ia menyesuaikan peran tanpa mengusik komposisi yang ada. Neymar, sebaliknya, dibingkai sebagai figur yang diharapkan mengangkat level klub secara instan, ekspektasi yang berat untuk dipikul setelah cedera.
Ada juga dimensi usia dan pilihan personal: Di Maria memutuskan fase internasionalnya sendiri setelah puncak prestasi, sehingga tekanan eksternal berkurang. Neymar masih memiliki target internasional, dan dengan itu datang tekanan waktu untuk kembali mencapai puncak sebelum seleksi 2026.
Intinya, pulang kampung sukses bukan hanya soal nama besar, melainkan kombinasi kesiapan fisik, kesesuaian peran, dan konteks tim yang memberi ruang bagi kontribusi cepat.
Implikasi Untuk Karier Internasional dan Klub
Situasi Neymar membuka pertanyaan serius seputar peluangnya masuk skuad Brasil untuk Piala Dunia 2026. Waktu pemulihan yang sempit dan kompetisi posisi membuat Ancelotti membutuhkan bukti konkret untuk memanggilnya kembali.
Neymar kini berada pada persimpangan: pemulihan penuh atau kemungkinan tersisih dari rencana jangka panjang tim nasional.
Di sisi lain, Di Maria sudah menutup bab internasionalnya dengan catatan cemerlang dan memilih fokus pada level klub. Keputusannya untuk mundur dari Argentina memberi ruang bagi Rosario Central untuk memanfaatkan pengalamannya tanpa beban panggilan internasional.
Untuk Santos, harapan pada Neymar belum membuahkan hasil yang diukur dari klasemen; bagi Rosario Central, kedatangan Di Maria menjadi katalis nyata bagi performa tim. Kedua skenario ini memperlihatkan bahwa keputusan transfer pulang kampung mengandung risiko dan peluang yang sangat kontras.
Akhirnya, musim ini menjadi pengingat bahwa nilai sentimental tidak otomatis menggaransi dampak positif, kesiapan fisik, peran taktis, dan keselarasan tim tetap menjadi penentu utama hasil di lapangan.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Waketum PSSI Tunggu Laporan Manajer Timnas Indonesia soal Kabar Patrick Kluivert Tak Temui Suporter Usai Gagal ke Piala Dunia 2026
- Kisah Sukses Cape Verde Lolos Piala Dunia 2026: Negara yang Penduduknya Tak Lebih Banyak dari Kabupaten Ponorogo!
- Reaksi Waketum PSSI Usai Netizen Desak Patrick Kluivert Out dari Timnas Indonesia
- Pengakuan Jujur nan Mengejutkan Nagelsmann Usai Jerman Susah Payah Taklukkan Irlandia Utara
- Waketum PSSI: Rapat Exco Bahas Timnas Indonesia dan Nasib Patrick Kluivert Menunggu Erick Thohir
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Potensi Transfer Kejutan: Neymar Bisa ke Serie A Secara Gratis di Januari!
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 12:42 -
Neymar Geram Soal Peringkat Raphinha di Ballon d'Or
Liga Champions 23 September 2025, 19:34 -
Soal Panggilan ke Timnas Brasil, Ancelotti Kirim Ultimatum untuk Neymar!
Piala Dunia 13 September 2025, 19:45 -
Apa Alasan Sebenarnya Carlo Ancelotti Coret Neymar dari Skuad Timnas Brasil?
Piala Dunia 4 September 2025, 13:45
LATEST UPDATE
-
AC Milan Bisa Selamatkan Robert Lewandowski, Begini Skenarionya
Liga Italia 14 Oktober 2025, 13:53 -
Amorim Minta Manchester United Bajak Pemain dari Inter Milan, Siapa tuh?
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 12:59 -
Potensi Transfer Kejutan: Neymar Bisa ke Serie A Secara Gratis di Januari!
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 12:42 -
Link Live Streaming Pertandingan Denmark Open 2025 di Vidio, 14-19 Oktober 2025
Bulu Tangkis 14 Oktober 2025, 12:39 -
Jadwal Lengkap Pertandingan Denmark Open 2025, 14-19 Oktober 2025
Bulu Tangkis 14 Oktober 2025, 12:32 -
Daftar Pebulu Tangkis Indonesia dan Hasil Drawing Denmark Open 2025
Bulu Tangkis 14 Oktober 2025, 12:17 -
Jadwal Lengkap Turnamen Bulu Tangkis BWF 2025: Ayo, Dukung Indonesia!
Bulu Tangkis 14 Oktober 2025, 12:17 -
Ini 5 Pemain Kunci Timnas Indonesia yang Diprediksi Tampil di Piala Dunia 2030
Tim Nasional 14 Oktober 2025, 12:11 -
Kata Eks Kapten Timnas Indonesia Soal Patrick Kluivert: Konsekuensinya Mundur
Tim Nasional 14 Oktober 2025, 12:06 -
Chelsea Resmi Rekrut 2 Bintang Muda Inggris, Siapa Mereka?
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 11:58
LATEST EDITORIAL
-
5 Bek Tengah Tangguh yang Bisa Didapat Gratis pada 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 17:23 -
6 Pemain Manchester United Bisa Gagal Tampil di Piala Dunia 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 16:42 -
5 Klub yang Bisa Jadi Tujuan Robert Lewandowski Setelah Tinggalkan Barcelona
Editorial 13 Oktober 2025, 16:00 -
3 Pemain Manchester United yang Berpotensi Cabut Januari Nanti, Mainoo Salah Satunya
Editorial 10 Oktober 2025, 15:51 -
Jangan Cari Penjaga Gawang MU, Ini 5 Kiper Terbaik Premier League Musim Ini
Editorial 10 Oktober 2025, 15:12
KOMENTAR