Dari Old Trafford ke Panggung Dunia: Kisah Gerard Pique yang Ditempa Rio Ferdinand di MU Sebelum Melegenda di Barcelona

Dari Old Trafford ke Panggung Dunia: Kisah Gerard Pique yang Ditempa Rio Ferdinand di MU Sebelum Melegenda di Barcelona
Gerard Pique mengucapkan salam perpisahan ke suporter Barcelona, Minggu (6/11/2022) (c) AP Photo

Bola.net - Sebelum menjadi salah satu bek tengah paling sukses di dunia, Gerard Pique sempat merasakan kerasnya persaingan di Manchester United. Bek asal Spanyol itu datang ke Old Trafford pada 2004 sebagai remaja penuh talenta, namun harus bersabar di balik nama-nama besar seperti Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.

Sir Alex Ferguson kala itu tengah membangun tim tangguh untuk menaklukkan Eropa, membuat peluang Pique di tim utama sangat terbatas. Meski begitu, masa empat tahun di United justru menjadi periode penting dalam pembentukan karakter dan mentalitasnya sebagai pemain profesional.

Selama di Inggris, Pique belajar banyak hal yang tidak ia dapatkan di akademi. Ia mengenal arti kedisiplinan, etos kerja, dan pentingnya memahami detail kecil dalam permainan bertahan. Semua pengalaman itu menjadi bekal berharga ketika ia akhirnya kembali ke Barcelona pada 2008.

Kini, setelah meraih hampir semua gelar yang bisa dimenangkan seorang pesepak bola, Pique tidak segan mengakui bahwa perjalanan kariernya tidak akan semulus itu tanpa pengalaman berharga di Manchester United.

1 dari 4 halaman

Belajar Langsung dari Rio Ferdinand, Bek Panutan di United

Rio Ferdinand (c) AFP

Rio Ferdinand (c) AFP

Gerard Pique tak segan menyebut Rio Ferdinand sebagai sosok yang paling banyak membantunya tumbuh sebagai bek muda. Dalam sebuah wawancara bersama siniar Podpah, ia mengakui bahwa Ferdinand adalah teladan yang luar biasa, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Ferdinand dikenal sebagai bek modern yang elegan, mampu menguasai bola dengan baik, dan memiliki kecerdasan membaca permainan, gaya yang kemudian banyak diadopsi oleh Pique sendiri. Sang bek asal Spanyol merasa sangat beruntung bisa berlatih dan berkompetisi bersama pemain sekelas Ferdinand setiap hari.

“Ferdinand banyak membantu saya, dan karena gayanya mirip dengan saya, ia bermain dengan bola, bertubuh tinggi, memiliki permainan bola yang bagus, dan banyak orang yang membantu saya,” ungkap Pique.

Ia menambahkan, berada di sekitar pemain sekelas Ferdinand dan Vidic membuatnya belajar banyak tentang tanggung jawab sebagai bek top. Dari mereka, Pique memahami bahwa menjadi pemain bertahan bukan hanya soal bertahan, tapi juga tentang membangun permainan dengan percaya diri.

2 dari 4 halaman

Harmonis dengan Ronaldo dan Pemain United Lainnya

Kapten Portugal Cristiano Ronaldo mencoba melepaskan tembakan dalam laga semifinal Nations League melawan Jerman, Kamis, 4 Juni 2025. (c) AP Photo/Matthias Schrader

Kapten Portugal Cristiano Ronaldo mencoba melepaskan tembakan dalam laga semifinal Nations League melawan Jerman, Kamis, 4 Juni 2025. (c) AP Photo/Matthias Schrader

Selain belajar dari Ferdinand, Pique juga memiliki hubungan baik dengan sejumlah pemain top Manchester United lainnya. Skuad asuhan Sir Alex Ferguson saat itu dipenuhi pemain kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo, Carlos Tevez, Paul Scholes, dan Ryan Giggs, semua memberi pengaruh positif pada dirinya.

“Hubungan kami dengan Cristiano sangat baik karena ia juga tidak banyak berbicara bahasa Inggris, dan kami sedikit berbicara bahasa Portugis. Dengan Tevez, kami berbicara bahasa Spanyol. Patrice, seingat saya, juga banyak membantu. Ada banyak pemain yang sangat bagus. Lalu ada tim Inggris, ada Paul Scholes, Ryan Giggs, dan Neville bersaudara,” ujar Pique.

Menurutnya, suasana ruang ganti di United sangat profesional namun tetap hangat. Ia merasa diterima dengan baik meski datang sebagai pemain muda asing. Adaptasi yang cepat itulah yang membuatnya bisa berkembang pesat, bahkan meski tidak selalu bermain secara reguler.

Kedekatannya dengan Ronaldo juga menjadi cerita menarik tersendiri. Dua pemain yang sama-sama berkarier gemilang setelah meninggalkan United itu pernah berbagi masa belajar yang sama, dan sama-sama tumbuh menjadi legenda di klub masing-masing.

3 dari 4 halaman

Puncak Kejayaan Bersama Barcelona

Skuad Barcelona mengangkat Gerard Pique ke udara usai laga versus Almeria, Minggu (6/11/2022) (c) AP Photo

Skuad Barcelona mengangkat Gerard Pique ke udara usai laga versus Almeria, Minggu (6/11/2022) (c) AP Photo

Ketika Pique kembali ke Barcelona pada musim panas 2008, dunia menyaksikan transformasi luar biasa. Ia bukan lagi pemain muda yang menunggu kesempatan, melainkan bek matang yang siap memimpin lini pertahanan. Bersama Pep Guardiola, Pique menjadi bagian penting dari era keemasan Blaugrana.

Selama 14 tahun membela Barcelona, Pique mencatat lebih dari 600 penampilan dan memenangkan 30 trofi utama. Rinciannya meliputi 9 gelar La Liga, 3 trofi Liga Champions, 7 Copa del Rey, serta dua kali treble winners pada musim 2008/09 dan 2014/15.

Tak hanya itu, di level internasional, Pique juga turut membawa Spanyol meraih Piala Dunia 2010 dan Euro 2012, mempertegas statusnya sebagai salah satu bek terbaik dalam sejarah sepak bola modern.

Pique menutup kariernya pada 2022 di klub yang membesarkannya, Barcelona. Dalam refleksinya, ia menegaskan bahwa semua kesuksesan itu berakar dari pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan di Manchester United. Bimbingan para senior seperti Rio Ferdinand telah menanamkan fondasi yang membuatnya siap menaklukkan dunia.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL