
Bola.net - Ada antusiasme yang besar ketika Barcelona mengumumkan Xavi sebagai pelatih baru. Xavi dianggap sebagai sosok yang akan menampilkan ulang gaya khas, Barcelona. Gaya yang disebut tiki-taka.
Xavi memulai tugas beratnya sebagai pelatih Barcelona awal pekan ini. Dia akan berada di klub yang jauh dari kata kondusif. Misi suci Xavi menyelamatkan Barcelona diprediksi tidak akan berjalan mudah.
Xavi belum punya bekal melatih di klub Eropa. Tapi, dari dua tahunnya bersama Al Sadd, dia meraih enam gelar juara. Xavi pun membawa Al Sadd mengguncang dunia dengan permainan atraktif dan sangat khas.
Dari Pep Guardiola ke Xavi

Xavi tidak pernah menampik bahwa sosok Pep Guardiola punya pengaruh besar dalam gaya melatihnya. Mereka pernah bekerja sama dan meraih banyak sukses di Barcelona. Gaya bermain tim racikan Xavi diprediksi tak jauh beda dengan hasil racikan Guardiola.
"Dibandingkan dengan Guardiola adalah pencapaian, untuk segala hal yang sudah dia raih. Dia adalah role model bagi saya, terbaik di dunia," ucap Xavi dikutip dari Marca.
Secara spesifik, Xavi menjelaskan apa yang ingin dia tampilkan bersama klub asal Catalan musim ini: "Saya ingin meyakinkan para pemain bahwa ini [filosofi] adalah cara terbaik untuk meraih hasil apik."
"Kami harus bekerja keras setiap hari. Kami adalah Barcelona dan kami klub terbaik di dunia. Hanya dengan bekerja keras kami bisa mendapatkan hasil yang baik. Kami juga ingin memainkan sepak bola yang cantik," katanya.
Guardiola Melanjut dari Cruyff

Guardiola menjadi pelatih Barcelona pada 2008 hingga 2012. Walau tidak cukup panjang, tetapi dia meninggalkan kenangan yang begitu banyak. Guardiola menjadi penanda salah satu era kejayaan Barcelona.
Guardiola membawa Barcelona ke tangga kejayaan dengan gaya bermain dan filosofi yang jelas. Dan, Guardiola banyak dipengaruhi oleh mantan pelatihnya di Barcelona, Johan Cruyff.
Pria Belanda ini menjadi pelatih Barcelona pada periode 1988 hingga 1996. Di bawah Cruyff, Barcelona acap kali disebut sebagai 'Dream Team'. Mereka meraih empat gelar La Liga beruntun dan satu juara Liga Champions.
Seperti Guardiola, Cruyff juga pernah jadi pemain Barcelona. Dan, saat jadi pemain, Cruyff mendapat banyak pengaruh dari Rinus Michels sebagai pelatih yang sangat sohor.
Dua Periode Rinus Michels
Rinus Michels menjadi pelatih Barcelona pada dua periode. Pertama, Michels menjabat pada 1971–1974. Lalu, dia kembali dipercaya sebagai pelatih pada 1976–1978. Beberapa gelar penting sempat diberikan Michels pada Barcelona.
Namun, membahas periode Michels bersama Barcelona bukan melulu soal gelar. Tapi, Michels menanamkan cara bermain yang khas. Michels -bersama timnas Belanda- dikenal dengan permainan 'total voetbal'. Nah, gaya inilah yang kemudian diadaptasi di Barcelona.
Jika Belanda punya 'total voetball', maka Barcelona punya 'tiki-taka'. Secara sederhana, keduanya adalah permainan menyerang dan sepak bola indah.
Sumber: ESPN
Baca Ini Juga ya Bolaneters:
- Wajib Ditaati! Ini 10 Aturan Ketat dari Xavi Demi Bangkitkan Barcelona
- Kontrak Baru dari Barcelona Buat Dembele: Gaji Dipangkas, Dapat Bonus kalau Tidak Cedera
- Pesan Pertama Xavi ke Pemain Barcelona: Kalian Harus Percaya pada Diri Sendiri
- Salut! Demi Barcelona, Xavi Tolak Tawaran dari Brasil
- CLBK! Sebelum Gantung Sepatu, Messi Bakal Balik ke Barcelona?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Xavi Datang, Barcelona Bakal Pulangkan Trincao?
Liga Spanyol 10 November 2021, 21:29
-
Gandeng IMG, Merchandise Resmi Barcelona Bakal Lebih Mudah Didapatkan di Indonesia
Bolatainment 10 November 2021, 18:43
-
Bukan Barcelona, Andre Onana Pilih Gabung Inter Milan
Liga Italia 10 November 2021, 17:04
-
Gosip! Ruang Ganti Barcelona Mulai Muak dengan Coutinho
Liga Spanyol 10 November 2021, 11:40
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR