
Bola.net - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, meninggal dunia pada usia 70 tahun. Sebelum tutup usia, Alfred tercatat pernah menangani sembilan klub di berbagai negara.
Sejak memulai karier sebagai pelatih pada 1989, mantan striker Timnas Austria itu pernah menjadi pelatih timnas di enam negara.
Masing-masing adalah Austria (1990-1991), Lichtenstein (1997-1998), Vietnam (1998-2000, 2003-2004, 2005-2007), Palestina (2004-2005), Laos (2009-2010), dan terakhir Indonesia (2010-2011, 2013-2014, 2016).
Di level klub, Alfred Riedl pernah bergabung dengan 10 klub yang berbeda. Namun, satu di antaranya bertindak sebagai direktur teknik saat bersama CS Vise, klub asal Belgia.
Riedl tercatat telah menangani sembilan klub, di enam negara berbeda dan belum mencatatkan prestasi mengesankan. Dia memulainya dengan melatih Wiener SC yang berkompetisi di kasta tertinggi Austria pada 1989-1990.
Tak banyak yang bisa dibuatnya dengan membawa klub tersebut finis di peringkat ke-11 dari 12 kontestan. Wiener juga hanya meraup 11 poin dari 12 laga sehingga tidak bisa melaju ke babak perebutan juara.
Berikutnya, Alfred pindah ke Favoritner SC, klub kasta kedua Austria, selama dua musim pada 1991-1993. Pada musim pertama, dia gagal membawa klubnya masuk promosi. Musim kedua lebih baik, dengan masuk play-off promosi, meski Favoritner gagal juga mendapat slot ke kasta tertinggi.
Masih di Austria, pria yang semasa bermain membukukan empat caps untuk Timnas Austria itu menangani klub kasta kedua, yaitu SC Obewart. Belum sampai musim 1993-1994 rampung, dia hengkang saat tim itu di papan bawah.
Pada musim yang sama, Alfred Riedl mengembara ke Afrika dengan menerima pinangan dari klub kasta teratas Maroko, Olympique Khouribga. Tak sampai merampungkan musim 1994, dia memutuskan pergi dan klub tersebut terdegradasi.
Kiprah di Mesir

Prestasi cukup apik dicatatkan Alfred Riedl saat memutuskan hengkang ke Mesir. Dia bergabung dengan satu di antara klub raksasa Negeri Firaun, El Zamalek, klub tua yang berdiri sejak 1911.
Zamalek merupakan klub besar yang jarang terlempar dari tiga besar Liga Primer Mesir. Hanya saja, Alfred datang saat Al Ahly, yang merupakan rival berat Zamalek, sedang digdaya menguasai kompetisi itu beberapa musim sebelumnya.
Pada musim 1994-1995, Alfred hanya selama paruh musim saja, tepatnya putaran pertama Liga Primer Mesir. Lagi-lagi dia hengkang saat kompetisi belum selesai. Zamalek akhirnya finish pada posisi kedua di bawah Al Ahly.
Dua tim itu menjadi kolektor gelar kasta tertinggi Liga Mesir terbanyak. Al Ahly yang sangat mendominasi saat ini telah mengumpulkan 41 gelar, sementara Zamalek di bawahnya hanya memiliki 12 titel.
Puas di Negara Maghrib, Riedl mencoba peruntungan ke Asia. Sempat menangani beberapa timnas, dia akhirnya menambatkan hati untuk klub kasta kedua Vietnam, Khatoco Khanh Hoa, pada 2001. Tak ada catatan resmi prestasi apa yang berhasil dibuatnya di klub ini.
Hengkang ke Jazirah Arab

Alfred kemudian pergi ke jazirah Arab dengan mengangani klub asal Kuwait, Al Samiya. Dua musim di sana, dia cukup memberikan dampak untuk klub.
Ia membawa tim ke papan atas dengan menduduki posisi keempat dengan kompetisi Liga Primer yang dijuarai Al Arabi pada 2001-2002.
Berikutnya, dia kembali Vietnam, kali ini menangani klub kasta pertama Hai Phong, dua musim pada 2008 dan 2009. Musim pertama diselesaikannya dengan finis peringkat ketiga, musim berikutnya harus puas dengan posisi ketujuh klasemen akhir.
Urung Melatih PSM dan Persebaya
Setelah itu, kariernya mulai dihabiskan bersama beberapa timnas, seperti Laos dan Indonesia. Alfred baru kembali menangani klub saat menerima tawaran dari PSM Makassar pada awal 2015, yang jadi catatan sejarah baru buatnya.
Namun, dia tak sampai menjalani debut sebagai pelatih di kompetisi Indonesia. Sebelum ISL 2015 digulirkan, dia memutuskan mundur dengan alasan kesehatan. Liga 1 2015 kemudian dibekukan akibat banyaknya masalah di sepak bola Indonesia.
Urung menangani PSM Makassar, Alfred Riedl beberapa kali dilirik klub-klub di Tanah Air. Setelah lima tahun batal melatih PSM, ia akhirnya menerima tawaran dari Persebaya Surabaya.
Bahkan, Alfred akan diumumkan sebagai pelatih anyar Tim Bajul Ijo pada Agustus 2019. Namun lagi-lagi, Alfred Riedl tak jadi menangani klub di Indonesia untuk pertama kalinya.
Alfred tidak dapat datang ke Surabaya karena ginjal dan kakinya bermasalah. Alasan kesehatan membuatnya harus batal memoles Persebaya Surabaya.
Kini, pelatih kawakan tersebut telah tutup usia. Alfred Riedl wafat pada usia 70 tahun akibat penyakit kanker. Ia juga punya riwayat penyakit ginjal dan jantung.
Selamat jalan, Coach.
Disadur dari: Bola.com/Aditya Wany/Rizki Hidayat
Published: 9 September 2020
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- 4 Pelajaran Timnas Indonesia U-19 saat Dihajar Timnas Kroasia U-19
- Bayu Pradana: Alfred Riedl Punya Pengaruh Besar dalam Karir Saya
- Andik Vermansah Membuka Kenangannya Bersama Alfred Riedl
- Sesmenpora Kenang Momen Menyambut Alfred Riedl Usai Piala AFF 2016
- Cerita Evan Dimas soal Alfred Riedl: Pesan Paling Diingat dan Momen Termanis di Timnas Indonesia
- Bayu Gatra dan Samsul Arif Munip Mengenang Sosok Alfred Riedl
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
PSSI: Selamat Jalan Alfred Riedl
Tim Nasional 9 September 2020, 14:54 -
Selain Alfred Riedl, Inilah Deretan Pelatih Timnas Indonesia Paling Kharismatik
Tim Nasional 9 September 2020, 14:50
-
Samsul Arif dan 3 Kenangan Bersama Alfred Riedl: Kerupuk, Disiplin, dan Selebrasi
Bola Indonesia 9 September 2020, 13:25
-
Firman Utina: Alfred Riedl Sempurna, Segalanya bagi Pemain di Timnas Indonesia
Tim Nasional 9 September 2020, 12:11
-
Timnas Indonesia U-19 Dihajar Kroasia 1-7, Netizen: Selevel Brasil
Tim Nasional 9 September 2020, 11:05
LATEST UPDATE
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Italia Dibantai Norwegia di San Siro, Ini Pengakuan Pahit Locatelli
Piala Dunia 17 November 2025, 13:23
-
Gacor di Timnas Inggris, Harry Kane Lampaui Rekor Gol Pele
Piala Dunia 17 November 2025, 12:26
-
Apakah Portugal Lebih Baik Tanpa Cristiano Ronaldo? Ini Jawaban Roberto Martinez
Piala Dunia 17 November 2025, 12:12
-
Jadwal Live Streaming Formula 1 Las Vegas 2025 di Vidio, 21-23 November 2025
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Otomotif 17 November 2025, 11:47

-
Akhirnya! Lisandro Martinez Bakal Comeback di MU Pekan Ini?
Liga Inggris 17 November 2025, 11:44
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
























KOMENTAR