
Bola.net - Timnas Indonesia U-19 sukses menjuarai Piala AFF U-19 2024. Pelatih Indra Sjafri pun mengungkapkan kunci sukses tim asuhannya berjaya dalam turnamen yang digelar di Surabaya tersebut.
Tahun lalu, di pentas SEA Games 2023, Garuda Muda sukses menggondol medali emas sepak bola. Sebuah pencapapaian yang sangat emosional dan mengharukan, mengingat Indonesia terakhir kali menyabet medali emas sepak bola SEA Games pada 1991 di Manila, Filipina.
Indra Sjafri, tak terbantahkan lagi, merupakan sosok penting di balik kedigdayaan Garuda Muda. Jauh sebelumnya, "Sentuhan Midas" juru taktik berdarah Minang, Sumatera Barat, juga membawa Timnas Indonesia U-22 ke singgasana juara Piala AFF U-22 2019.
Dengan segepok pencapaian tadi, masih adakah yang meragukan kualitas kelahiran 2 Februari 1963?
Tekanan Hadapi Malaysia Bukan Thailand
Bicara Indra Sjafri memang tak ada pangkalnya. Ia selalu saja asyik untuk disimak, juga ditelisik. Tak heran kalau baru-baru ini mantan gelandang PSP Padang itu menjadi tamu spesial di kanal YouTube One on One TV One.
Indra Sjafri membocorkan kesuksesan pasukannya mengalahkan Thailand 1-0 di final via gol semata wayang Jens Raven.
Hal menarik lainnya, ia blak-blakan mengatakan kalau tekanan yang sangat berat justru ketika bentrok kontra Malaysia.
"Lawan Thailand, sesuai dengan apa yang kita perkirakan bahwa Thailand atau Australia yang akan maju ke final. Untuk saya pribadi, sudah ada empat kali pertemuan melawan Thailand. Pertama waktu di SEA Games Manila 2019 dia juga kalah. Terus final Piala AFF U-22 2019 di Kamboja, mereka juga kalah. Terus di SEA Games 2023, final juga, mereka kalah. Dan terakhir kemarin di Piala AFF U-19 2024".
"Bukan berarti Thailand tim yang tidak bagus. Mereka sangat bagus, bermain rapi, dan saya pastikan Thailand kalah dengan cara yang sama atau taktik yang sama. Jadi saya pikir mungkin karena pelatihnya berganti terus. Jadi antisipasi terhadap apa yang akan dilakukan mungkin kurang tepat bagi Thailand".
Dukungan PSSI
Sukses tak hanya berkat pelatih dan pemain, tapi juga dukungan penuh dari PSSI selaku federasi.
"Timnas Indonesia dapat dukungan PSSI. Kalau enggak salah sekarang ada 17 staf. Semuanya bekerja dengan baik. Bahkan saya rekrut anak-anak muda yang lulusan dari luar negeri untuk match statistik, ada juga fisio dan saya sangat terbantu sekali karena saya pikir sebagai pelatih saya nggak bisa lagi mengelola tim dengan cara konvensional. Orang-orang ahli di bidangnya atau orang-orang sport science harus dilibatkan".
Ditanya tentang pentingnya sport science di tim sepak bola, Indra Sjafri menjelaskan panjang lebar.
"Banyak informasi tentang pertandingan, tentang pemain, yang harus kita dapatkan. Kita enggak bisa hanya melihat dari kasat mata kita sendiri. Itu harus kita data dan kita lakukan dengan keilmuan yang ada. Sebagai contoh, saya mendengar ada yang bilang kenapa sih Welber Jardim terlambat diganti. Akibat terlambat diganti dia cedera. Itu menurut penglihatan mata kepala dia. Padahal, kita menurunkan atau memainkan setiap pemain ada data statistik".
"Apakah dia memang sudah kelelahan, jarak yang ditempuhnya berapa, apakah harus sudah diganti, timing yang tepatkah pergantiannya atau tidak. Jadi semuanya harus detail dan kita berdiskusi sebelum memalukan tindakan".
Maklumi Kritik
Banyaknya kritik terkait susunan dan pergantian selama Piala AFF U-19 2024 kemarin bisa dimaklumi tim pelatih, khususnya Indra Sjafri sebagai pelatih kepala.
"Pengamat dan orang di luar tak bisa disalahkan karena dia melihat dari kacamatanya dia. Kalau kita memutuskannya, misalnya memilih pemain semua kita lakukan berdasarkan informasi tentang pemain, kita lakukan psikotes, kita lakukan medical check up, dan lain sebagainya".
Menurut Indra Sjafri, ia justru merasa berat ketika bersua Malaysia di semifinal. "Kalau saya mau jujur, yang paling berat itu waktu melawan Malaysia. Bukan karena kualitasnya lebih bagus dari Thailand, tapi beban mental jauh lebih berat ketika melawan Thailand".
"Karena orang kan selalu memposisikan pertandingan gengsi antar negara. Ini musuh bebuyutan. Untuk kita pelatih, itu menjadi tekanan tersendiri. Bagi pemain juga jadi tekanan tersendiri. Tapi Alhamdulillah kitaa bisa lewati itu".
Disadur dari: Bola.com (Choki Sihotang, Hendry Wibowo) 8 Agustus 2024
Jangan Lewatkan!
- Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
- China Pilih Stadion Qingdao jadi Kandang, Timnas Indonesia Cuma Bisa Terima dengan Lapang Dada
- Beda Agenda Timnas Indonesia dan Malaysia September 2024: Yang Satu Main di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Satunya Bikin Turnamen Sendiri
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mauresmo Hinoke Sulit Dinaturalisasi, Indra Sjafri Angkat Tangan
Tim Nasional 5 Agustus 2024, 10:55
LATEST UPDATE
-
Hasil Latihan Moto2 Mandalika 2025: Manuel Gonzalez Tercepat, Asapi Daniel Holgado
Otomotif 3 Oktober 2025, 13:54 -
Manchester United Diminta Mainkan Mbeumo di Depan Demi Kembalikan Performa Bruno
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 13:42 -
Di-Backing Sir Jim Ratcliffe, Ruben Amorim Belum akan Dipecat MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 13:39 -
Manchester United Boleh Kok Angkut Adam Wharton, Tapi....
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 13:22 -
Prediksi Real Madrid vs Villarreal 5 Oktober 2025
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 13:14 -
Haram Hukumnya Sunderland Remehkan MU: Mereka Tim yang Berbahaya!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 13:02 -
Hasil Latihan Moto3 Mandalika 2025: Angel Piqueras Ungguli Maximo Quiles
Otomotif 3 Oktober 2025, 13:01 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Seret, Mikel Arteta Woles Aja!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 12:46
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR