Ini Hasil Investigasi FIFA: Bukan di Malaysia, Ternyata Ini Tempat Lahir Asli Kakek 7 Pemain Naturalisasi FAM yang Bikin Geger Dunia

Ini Hasil Investigasi FIFA: Bukan di Malaysia, Ternyata Ini Tempat Lahir Asli Kakek 7 Pemain Naturalisasi FAM yang Bikin Geger Dunia
Facundo Garces ketika berlatih bersama Timnas Malaysia (c) Ofisial X Timnas Malaysia/@malaysia_nt

Bola.net - Sebuah skandal pemalsuan dokumen timnas Malaysia baru saja dibongkar oleh FIFA hingga ke akarnya. Akibatnya, hukuman berat dijatuhkan kepada federasi (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi andalannya.

Kasus ini berpusat pada pemalsuan akta kelahiran kakek-nenek para pemain untuk memenuhi syarat kelayakan. Ironisnya, para pemain ini sempat diturunkan dalam laga resmi dan bahkan mencetak gol untuk Harimau Malaya.

Semua kebohongan ini terungkap setelah sebuah keluhan resmi masuk ke meja FIFA. Laporan tersebut langsung memicu investigasi mendalam yang membuktikan adanya upaya manipulasi data yang sistematis.

Pada akhirnya, FAM dan para pemain dinyatakan bersalah melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA tentang pemalsuan dokumen. Mereka kini harus menghadapi denda fantastis serta skorsing panjang dari semua aktivitas sepak bola.

Keputusan tegas dari Zurich ini menjadi tamparan keras bagi integritas sepak bola Malaysia. Tak hanya itu, karier tujuh pemain yang menjadi tumpuan timnas kini berada di ujung tanduk.

1 dari 5 halaman

Pemalsuan Dokumen di Balik Naturalisasi Kilat

Logo Asosiasi Sepak Bola Malaysia. (c) dok.FAM

Logo Asosiasi Sepak Bola Malaysia. (c) dok.FAM

Semua bermula dari langkah ambisius FAM untuk memperkuat tim nasionalnya. Mereka mengajukan permohonan verifikasi kelayakan kepada FIFA untuk tujuh pemain asing.

Untuk membuktikan adanya garis keturunan, FAM melampirkan dokumen yang diklaim sebagai akta kelahiran kakek atau nenek para pemain. Ketujuh pemain ini berasal dari negara-negara sepak bola kuat seperti Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda.

Dalam dokumen-dokumen tersebut, tertulis bahwa leluhur mereka lahir di berbagai wilayah Malaysia, mulai dari Melaka, Penang, hingga Sarawak. Inilah kunci yang mereka gunakan untuk membuka pintu kelayakan bermain bagi timnas Malaysia.

Awalnya, strategi ini tampak berhasil. Berdasarkan informasi yang disajikan, FIFA memberikan sinyal hijau dan menyatakan para pemain tersebut "tampak memenuhi syarat".

Dengan 'restu' awal itu, jalan bagi para pemain ini untuk mengenakan seragam Harimau Malaya pun terbuka lebar. Namun, mereka tidak menyadari bahwa fondasi yang mereka bangun terbuat dari kebohongan yang rapuh.

2 dari 5 halaman

Satu Keluhan yang Membongkar Segalanya

Duel Timnas Malaysia vs Timnas Vietnam di ajang Kualifikasi Piala Asia 2027 (c) Dok. FAM Malaysia

Duel Timnas Malaysia vs Timnas Vietnam di ajang Kualifikasi Piala Asia 2027 (c) Dok. FAM Malaysia

Tak butuh waktu lama, ketujuh pemain ini langsung menjadi andalan di skuad utama. Mereka bahkan tampil solid dalam laga krusial Kualifikasi Piala Asia melawan Vietnam.

Debut mereka terasa sempurna saat Malaysia berhasil meraih kemenangan telak 4-0 atas Vietnam. Dua dari pemain naturalisasi, Rodrigo Holgado dan Joao Figueiredo, bahkan sukses mencatatkan nama mereka di papan skor.

Namun, euforia itu hanya bertahan seumur jagung. Tepat keesokan harinya, sebuah keluhan resmi mendarat di markas FIFA, mempertanyakan keabsahan proses naturalisasi mereka yang dinilai terlalu cepat dan janggal.

Laporan dari pihak ketiga ini menjadi pemicu utama. FIFA tidak memandang sebelah mata keluhan tersebut dan segera membentuk tim untuk melakukan investigasi menyeluruh.

Para investigator FIFA pun bergerak cepat untuk menelusuri jejak dokumen hingga ke negara asal masing-masing pemain. Mereka berupaya menemukan akta kelahiran asli untuk membuktikan kebenaran yang sesungguhnya.

3 dari 5 halaman

Saat Kebohongan Bertemu Kenyataan

Hasil investigasi FIFA benar-benar menjadi pukulan telak. Tim berhasil mendapatkan salinan dokumen asli dari otoritas di Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda.

Perbandingan antara dokumen yang diserahkan FAM dengan dokumen asli menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok. Jelas terlihat bahwa dokumen yang diajukan ke FIFA telah dimanipulasi secara sengaja.

Sebagai contoh, kakek dari Hector Hevel yang diklaim lahir di "Mallaca Straits Settlements, Malaysia," ternyata dokumen aslinya menyatakan ia lahir di Den Haag, Belanda. Demikian pula, nenek dari Gabriel Arrocha yang disebut lahir di Malaka, faktanya lahir di Santa Cruz de la Palma, Spanyol.

Daftar 7 nama kakek pemain naturalisasi Malaysia dan tempat lahirnya yang dirilis FIFA. (c) dok.FIFADaftar 7 nama kakek pemain naturalisasi Malaysia dan tempat lahirnya yang dirilis FIFA. (c) dok.FIFA

Pola pemalsuan tempat lahir ini ditemukan di semua dokumen ketujuh pemain tanpa terkecuali. Semua temuan ini dirangkum dalam laporan investigasi yang tak terbantahkan. Kesimpulannya tegas: telah terjadi pemalsuan dokumen untuk mengelabui sistem kelayakan pemain.

4 dari 5 halaman

Pembelaan Lemah yang Ditolak Mentah-mentah

Saat dihadapkan pada bukti-bukti yang tak terbantahkan, FAM dan para pemain mencoba untuk berkelit. Mereka kompak menyatakan tidak tahu-menahu bahwa dokumen tersebut palsu.

Dalam pembelaannya, mereka berdalih telah menyerahkan semua berkas kepada otoritas pemerintah Malaysia. Mereka mengklaim bahwa pihak berwenang di sanalah yang telah melakukan verifikasi dan mengesahkan dokumen-dokumen tersebut.

Lebih lanjut, mereka berargumen bahwa pelanggaran ini hanyalah bersifat "formal" dan tidak substantif. Alasannya, para pemain tersebut pada akhirnya telah sah menjadi warga negara Malaysia melalui proses naturalisasi.

Akan tetapi, Komite Disiplin FIFA sama sekali tidak terpengaruh dengan argumen tersebut. Pembelaan itu dianggap sebagai upaya untuk lari dari tanggung jawab yang seharusnya mereka emban.

FIFA dengan cerdas mematahkan argumen itu dengan menyatakan bahwa tim investigasinya saja bisa dengan mudah mendapatkan dokumen asli. Ini menjadi bukti kuat bahwa FAM dan para pemain tidak melakukan pemeriksaan yang cermat dan semestinya.

5 dari 5 halaman

Harga Mahal Sebuah Kecurangan

Pada akhirnya, Komite Disiplin FIFA mengambil kesimpulan tegas. Tindakan pemalsuan ini adalah bentuk kecurangan serius yang merusak prinsip fundamental fair play dalam sepak bola.

Komite menolak anggapan bahwa pelanggaran ini bersifat formalitas belaka. Justru, dokumen palsu itulah yang menjadi satu-satunya dasar bagi kelayakan para pemain tersebut untuk membela Malaysia.

Mempertimbangkan beratnya pelanggaran dan dampak buruk yang ditimbulkan, FIFA menjatuhkan sanksi yang sangat berat. Hukuman ini diharapkan bisa menjadi pelajaran dan efek jera bagi siapa pun di masa depan.

FAM sebagai federasi diwajibkan membayar denda sebesar CHF 350,000, atau setara dengan Rp6,2 Miliar. Denda ini dihitung berdasarkan 50,000 CHF untuk setiap pemain yang terlibat.

Sementara itu, nasib ketujuh pemain tak kalah tragis. Masing-masing dari mereka dijatuhi sanksi larangan bermain di semua aktivitas sepak bola selama 12 bulan dan denda pribadi sebesar CHF 2,000.

Sumber: FIFA


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL