Bola.net - Peter Bosz telah mengambil alih kemudi kursi kepelatihan Bayer Leverkusen semenjak Desember tahun lalu. Beberapa perubahan luar biasa pun sudah dilakukan oleh mantan pelatih Borussia Dortmund tersebut, dan hasilnya juga sudah dirasakan oleh klub yang bermarkas di BayArena ini.
Salah satu yang diubah oleh Bosz adalah gaya permainan Leverkusen. Gaya permainan Leverkusen saat ini berubah menjadi gaya menyerang yang tak tampak di masa kepelatihan pelatih Bayer sebelumnya, Heiko Herrlich.
Jadi permainan menyerang seperti apa yang diterapkan Bosz di BayArena?
Pelatih asal Belanda itu sekali lagi mengandalkan sistem ofensif 4-3-3 yang membuatnya dikenal selama bertahun-tahun karena permainan menyerangnya yang dinamis, tepat sasaran, dan penuh energi dengan mengandalkan pemain ofensif yang cepat dan agresif.
Komposer di Lini Belakang
Berawal dari hulu, Jonathan Tah diberi peran kunci dalam tim Leverkusen saat ini. Bosz mendesain pemain kelahiran Hamburg, Jerman 23 tahun lalu itu menjadi playmaker defensif - pemain yang memainkan melodi senar penyerangan dan mengatur irama lagu permainan dari belakang. Selain itu, Bosz juga bergantung pada Tah dalam mempergunakan langkah cepatnya dan memposisikan dirinya dengan cerdik untuk menutup celah saat lawan menguasai bola.
Sementara itu, pelatih berusia 55 tahun itu memfungsikan gelandang bertahannya sebagai pencegat bola di atas segala prioritas - peran yang cocok dibintangi oleh pemain berkelas seperti Charles Aranguiz dan Lars Bender.
Kompak Bergerak ke Depan
Lebih jauh ke hilir, kekuatan lini serang yang dimotori oleh Kai Havertz, Leon Bailey dan Kevin Volland sangat membahayakan. Mereka semua memiliki kualitas serta mental dan karakter yang cocok dalam sistem Bosz, begitu pula Karim Bellarabi dan Lucas Alario.
Selebrasi Leon Bailey bersama pemain Bayer Leverkusen. (c) DFL
Ketika Bosz dengan timnya menjalankan gaya bermain yang tepat -dengan kompak dalam menyerang juga bertahan- maka mereka mampu meminimalisir kesempatan lawan dalam menciptakan peluang. Die Werkself membuktikannya pada paruh kedua musim lalu.
Secara keseluruhan, Bosz gemar menginstruksikan pemainnya untuk menginisiasi serangan dari lini belakang, dengan bek tengah Bayer yang sering dipercaya membawa bola sebagai permulaan. Julian Baumgartlinger adalah salah satu pengatur tempo yang luar biasa. Dia apik dalam menciptakan umpan-umpan panjang fantastis sebagai usahanya memainkan bola lebih awal ke final-third.
Amunisi Baru Bikin Mesin Werkself Menderu
(c) AP Photo
Kerem Demirbay yang baru bergabung pada musim ini diharapkan bisa harmonis dalam penyerangan seperti yang ditunjukkan Havertz dan Brandt musim lalu. Kedua pemain muda Jerman tersebut diharapkan mampu membangun pemahaman yang luar biasa dari permainan dan karakter masing-masing. Ketika mundur lebih dalam untuk menjemput bola, mereka akan sering mengambil posisi yang lebih luang, meninggalkan lapangan tengah yang bebas dari tekanan pemain lawan. Mereka kemudian dapat bergerak pindah ke ruang kosong untuk menerima bola.
Namun, Bosz akan lebih senang bila kedua gelandang serangnya berkeliaran ke area pertahanan lawan tanpa bola dan membiarkan salah satu bek tengah atau Baumgartlinger masuk ke sana. Pergerakan tersebut akan menciptakan lebih banyak opsi dalam penyerangan. Berbicara soal opsi dalam menyerang, tambahan amunisi dalam diri Nadiem Amiri dan Moussa Diaby memanjakan Bosz dengan pilihan berlimpah.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Pindah ke Bayern Munchen, Philippe Coutinho Masih Bisa Membantu Liverpool dengan Cara Ini
Bundesliga 6 September 2019, 15:00
-
Kiper Masa Depan Jerman: Bakat Fantastis di Antara Tiang Gawang
Bundesliga 6 September 2019, 11:12
-
Resep Anyar Bosz: Menelisik Permainan Menyerang Sang Manajer Bayer Leverkusen
Bundesliga 6 September 2019, 10:48
-
5 Wonderkids untuk Diamati di Bundesliga Musim 2019/20
Bundesliga 6 September 2019, 10:03
-
10 Klub Terboros di Bursa Transfer Sejak 2010: Barcelona Kejar Man City
Liga Inggris 5 September 2019, 14:15
LATEST UPDATE
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55

























KOMENTAR