9 Pemain False Nine Terbaik Sepanjang Sejarah

9 Pemain False Nine Terbaik Sepanjang Sejarah
Bola.net - Posisi false nine memang baru dikenal luas di era sepak bola modern ini. Tetapi skema ini rupanya sudah mulai diterapkan di beberapa dekade silam, meski tidak sepopuler seperti sekarang.

Berikut Bola.net rangkum beberapa pemain dunia yang tampil fantastis ketika menempati posisi false nine.  (ts/mac)

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 9 halaman

Francesco Totti

Luciano Spalletti adalah pelatih yang memperkenalkan skema false nine di era sepak bola Italia modern. Badai cedera membuat Spaletti menggunakan formasi 4-1-4-1 di tahun 2006, dan menempatkan Francesco Totti yang seorang gelandang serang sebagai striker tunggal di lini depan.

Bermain sebagai false nine, Totti malah tampil menawan. Pemilik 58 caps bersama Azzurri ini mencetak 26 gol, torehan gol terbanyaknya dalam semusim di Serie A.

2 dari 9 halaman

Lionel Messi

Tak ada yang meragukan jika Lionel Messi adalah pemain terbaik di posisi false nine. Messi terus mencetak rekor baru ketika bermain di posisi ini.

Josep Guardiola adalah pelatih yang memperkenalkan skema false nine kepada Messi. Hasilnya? Sungguh luar biasa, total 73 gol dan 29 assist ditorehkan Messi di musim lalu, salah satu musim terbaik di sepanjang karir Kapten Argentina itu.

Messi memang tampil lebih mematikan ketika dimainkan di skema false nine. Messi datang menjemput bola hingga ke lini tengah, memainkan umpan diagonal dan dalam sekejap berada di dalam kotak penalti lawan. Kecepatan, kekuatan, insting bola yang bagus, Messi mempunyai semua skill yang diperlukan untuk menempati posisi ini.

3 dari 9 halaman

Matthias Sindelar

Matthias Sindelar mungkin adalah pemain pertama yang bermain di dengan skema false nine. Ditangani oleh pelatih legendaris Hugo Meisl, Sindelar menjadi Kapten Austria hingga ke Piala Dunia 1934.

Meisl saat itu menempatkan banyak gelandand  di lini tengah Austria (2-3-2-3) dan memainkan Sindelar lebih dalam ke lini tengah. Julukan Sindelar saat itu adalah "The Mozart of Football" menandakan dirinya adalah pesepakbola kreatif. Namun Sindelar terbukti tetap tajam dengan torehan 27 gol di 43 penampilan bersama Timnas Austria.

4 dari 9 halaman

Ezequiel Lavezzi

Nama Ezequiel Lavezzi mungkin tidak populer dengan skema false nine. Tetapi semasa di Napoli, pelatih Walter Mazzarri kerap memainkan Lavezzi di posisi yang tidak lazim.

Saat bermain untuk Napoli, terkadang Lavezzi terlihat berada di sisi kiri berdampingan dengan Edinson Cavani. Performa Mazzarri sebagai di posisi false nine terlihat jelas ketika melawan Chelsea di Liga Champions. Lavezzi berhasil menjebol gawang Petr Cech dari posisi yang tidak bisa diprediksi oleh barisan pertahanan The Blues.
 

5 dari 9 halaman

Robin van Persie

Di musim 2009-10, tidak ada yang tahu pasti posisi Robin van Persie dalam skema permainan Arsenal. Saat itu Arsene Wenger memainkan skema 4-3-3 untuk mengakomodir Nicklas Bendtner. Namun ketika striker asal Denmark itu ditarik keluar, RVP tampil sebagai striker tunggal.

Berdasarkan ulasan The Guardian, saat ini RVP masih salah satu pemain false nine terbaik di dunia. Striker asal Belanda itu malahan tetap memainkan skema yang sama ketika bermain di Manchester United. Lihat saja ketika RVP keluar dari posisi aslinya untuk memberikan assist kepada barisan penyerang United.

6 dari 9 halaman

Carlos Tevez

Mirip dengan yang terjadi dengan Totti di Roma, Tevez juga menempati posisi false nine karena krisis cedera di Manchester United. Di musim 2007-08, Sir Alex Ferguson menempatkan Tevez sebagai false nine berkat skill dan kerja sama tim yang dimiliki striker asal Argentina itu.

Tevez kerap bermain lebih dalam untuk memberikan ruang kepada Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo. Hasilnya, Ronaldo menjadi top skor di musim itu dengan mencetak 42 gol dari posisinya sebagai pemain sayap.

7 dari 9 halaman

Dennis Bergkamp

Dennis Bergkamp kerap dikenal sebagai salah satu gelandang serang terbaik dunia. Perannya di Arsenal tak hanya memberikan assist kepada Thierry Henry tetapi juga memainkan perannya sebagai pencetak gol.

Gaya Bergkamp mengingatkan akan gaya permainan legenda Belanda  Johan Cruyff. Bergkamp datang ke Highbury di bawah asuhan Arsene Wenger, dan memainkan sepak bola atraktif selama 10 tahun.

8 dari 9 halaman

Nandor Hidegkuti

Saat Hungaria menghancurkan Inggris dengan skor 6-3, 25 November 1953, banyak pujian ditujukan kepada Ferenc Puskas. Saat itu tak banyak yang mengenal Nandor Hidegkuti.

Puskas memang menjadi bintang lapangan berkat torehan 4 golnya ke gawang The Three Lions. Tetapi pada laga rematch setahun berselang Nandor Hidegkuti yang bermain sebagai false nine berhasil mencetak hattrick. Pada laga rematch itu, Inggris kembali takluk dengan skor 7-1.
 

9 dari 9 halaman

Johan Cruyff

Johan Cruyff seringkali dilupakan ketika berbicara pemain dengan posisi false nine. Padahal legenda Belanda ini sering tampil sebagai striker palsu pada skema 1-3-3-3 milik Rinus Michels, pelatih Ajax di tahun 1970an.

Skema itu menempatkan Cruyff di sentral permainan, tetapi bebas untuk bergerak mundur atau menyamping. Sementara Johan Neeskens yang bermain sebagai gelandang kerap kali maju memanfaatkan ruang yang Cruyff ciptakan.

TAG TERKAIT


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL