
Bola.net - Barcelona menjamu Inter Milan di Estadi Olimpic Lluis Companys pada leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025. Kamis dini hari, 1 Mei 2025 pukul 02.00 WIB, panggung akan diatur untuk pertarungan klasik antara raksasa Spanyol dan wakil Italia.
Pertemuan ini bukan sekadar adu taktik dan bakat, melainkan lanjutan dari sejarah panjang yang ditulis dengan peluh, sorak, dan statistik. Barcelona tahu benar bagaimana rasanya menghadapi tim-tim Serie A — dan bagaimana sulitnya menaklukkan mereka.
Dari catatan sejarah yang panjang itu, Blaugrana membawa beban sekaligus pembelajaran. Dengan 67 laga melawan klub Italia, mereka punya cukup alasan untuk waspada, tapi juga cukup memori kemenangan untuk percaya diri.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Sejarah yang Tak Pernah Selesai
Sejak pertama kali bertemu tim Italia di kancah Eropa, Barcelona telah melalui 67 pertandingan penuh drama. Catatan mereka: menang 32 kali, imbang 22, dan kalah 13 kali, dengan produktivitas 115 gol dan kebobolan 72.
Catatan kandang bahkan lebih meyakinkan: 20 kemenangan dari 32 laga di rumah sendiri, hanya kalah tiga kali. Namun, angka-angka ini menyimpan cerita lebih dalam tentang ketegangan yang sering muncul saat menghadapi wakil Serie A.
Salah satunya terjadi musim ini saat mereka hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Atalanta di kandang sendiri. Hasil itu menjadi pengingat bahwa kenyamanan di rumah bisa saja dipatahkan oleh disiplin khas Italia.
Luka Lama dan Pelajaran Baru
Musim lalu, Barcelona menunjukkan karakter ketika menyingkirkan Napoli di babak 16 besar. Imbang 1-1 di Italia, mereka menuntaskannya dengan kemenangan 3-1 di kandang, mengunci agregat 4-2.
Kemenangan itu memperpanjang catatan baik dalam format dua leg melawan tim Italia: sepuluh kali menang dan hanya lima kali tersingkir. Lebih penting lagi, mereka memenangi tiga pertarungan terakhir dengan format serupa.
Namun, ada sisi rapuh yang tetap mengintai. Kemenangan melawan Napoli adalah satu dari hanya dua kemenangan dalam delapan laga terakhir melawan klub Serie A — dengan empat hasil imbang dan dua kekalahan di antaranya.
Tradisi yang Perlahan Memudar
Tradisi menang di kandang melawan tim Italia perlahan memudar. Dalam lima laga terakhir di kandang, mereka hanya sekali menang, tiga kali imbang, dan sekali kalah.
Sebelumnya, Barcelona seperti tak tersentuh saat menjamu tim dari Italia. Mereka meraih sembilan kemenangan dari sepuluh laga, termasuk lima kemenangan beruntun sebelum periode suram ini dimulai.
Kini, melawan Inter yang berpengalaman dan pragmatis, main kandang bukan jaminan 100 persen bakal menang. Namun, sejarah tetap jadi modal: kandang masih menyimpan banyak kenangan manis.
Babak yang Tak Mudah Ditaklukkan
Ini adalah semifinal ke-13 Barcelona di Liga Champions, menyamai catatan Bayern Munchen dan hanya kalah dari Real Madrid. Namun, dari semua itu, mereka hanya lolos ke final tujuh kali.
Dalam empat semifinal terakhir, Barcelona hanya sekali lolos. Terakhir, mereka tumbang menyakitkan dari Liverpool pada musim 2018/2019 — setelah menang 3-0 di Camp Nou, mereka tersingkir karena kalah 0-4 di Anfield.
Kekalahan di leg kedua itu menambah daftar buruk di laga tandang semifinal: hanya dua kemenangan dari 15 kali main, sisanya berakhir dua kali imbang dan sebelas kali kalah.
Musim Ini: Tanda-tanda Kebangkitan?
Barcelona lolos sebagai runner-up di fase liga di bawah Liverpool, dengan catatan enam kemenangan, sekali imbang, dan satu kekalahan. Di fase gugur, mereka tampil meyakinkan: menyingkirkan Benfica dan Dortmund dengan skor agregat meyakinkan.
Khusus di kandang musim ini, Barcelona tampil tajam. Lima kemenangan dan satu hasil imbang dari enam laga, dengan koleksi 21 gol yang memperlihatkan potensi ledakan.
Namun, stabilitas tetap jadi tantangan. Dari 23 laga kandang terakhir di kompetisi Eropa, mereka hanya menang sebelas kali, dan enam kali kalah. Maka, saat Inter datang membawa ambisi dan organisasi, Barcelona tahu mereka harus sempurna — karena sejarah dan statistik hanya berarti jika dibuktikan kembali di lapangan.
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Kilas Balik Agregat 8-5: Ketika Terakhir Kali MU Bertarung di Semifinal Kompetisi Eropa
- Deja Vu di Bawah Mistar: Wojciech Szczesny Mengadang Inter Sekali Lagi
- Prediksi Barcelona vs Inter Milan 1 Mei 2025
- Pertemuan Klasik di Panggung Eropa: Rivalitas Panjang Barcelona vs Inter Milan
- Memori Abadi Inter Milan di Katalunya: Saat Mourinho dan Pasukannya Memupus Impian Barcelona
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ambisi Besar Pedri: Mimpi Meraih Ballon d'Or Bersama Barcelona
Liga Champions 30 April 2025, 23:42 -
Link Live Streaming Barcelona vs Inter Milan - Liga Champions/UCL
Liga Champions 30 April 2025, 23:00
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR