
Bola.net - Hampir setiap kali setelah Cristiano Ronaldo mencetak gol dari titik putih, cibiran beruntun menyerangnya. Seolah-olah nilai gol penalti tidak sebesar gol-gol lainnya, padahal faktanya tidak demikian.
Semua yang mengenal sepak bola tahu betul bahwa mencetak gol penalti bukan perkara sepele. Karena itulah cibiran terhadap Ronaldo biasanya datang dari fans lawan atau dari mereka yang membencinya, dan biasanya hanya berani berisik di media sosial.
Ya, mencetak gol penalti tidak semudah yang terlihat, terlebih untuk beberapa gol penalti Ronaldo yang begitu penting. Sebut saja penalti di menit ke-90+3 saat timnya sedang tertekan, atau sepakan terakhir di babak adu penalti final Liga Champions.
Tekanan pada momen-momen penting itu sangat besar, dan Ronaldo tidak pernah hancur menghadapinya. Sebaliknya, dia hampir selalu muncul sebagai pemenang.
Sebab itu, cibiran terhadap gol penalti Ronaldo sebenarnya tidak masuk akal. Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Dikritik karena terlalu sering: Penaldo!
Saking seringnya mencetak gol dari titik putih, Ronaldo sampai mendapatkan julukan tersendiri: Penaldo.
Tercatat, tanpa menghitung adu penalti, Ronaldo telah mencetak 126 gol penalti dari 138 kesempatan di level klub. Artinya dia nyaris tak pernah gagal dan selalu dipercaya jadi algojo.
Inilah penyebab munculnya julukan Penaldo, yakni karena Ronaldo terlalu sering mendapat kesempatan dan menuntaskannya dengan baik.
Sebagai perbandingan, Lionel Messi mendapatkan 97 kesempatan penalti dan berhasil mencetak 90 gol. Sebenarnya sama saja, hanya penalti Messi belum sebanyak Ronaldo.
Dikritik saat tidak menendang
Anehnya, Ronaldo tidak hanya dikritik ketika terlalu banyak menendang penalti, dia pun dikecam karena tidak menendang penalti.
Seperti yang terjadi pada final Coppa Italia 2020 ini, ketika Juve takluk dari Napoli di babak adu penalti. Saat itu, Ronaldo dipercaya jadi algojo kelima.
Sayangnya Ronaldo tidak sempat menendang karena dua penendang Juve gagal. Sepakan Dybala ditepis, sepakan Danilo melenceng. Napoli pun menang 4-2.
Jelas, setelah kekalahan ini, Ronaldo lagi-lagi jadi sasaran kecaman. Dia disebut sengaja memilih jadi penendang kelima untuk mendapatkan sorotan lebih ketika Juve menang, supaya golnya jadi penentu.
Penalty shootouts between
— Mazen (@SHOOTINHOO) June 17, 2020
Portugal v Spain 2012
Portugal v Chile 2017
Juventus v Napoli 2020
What do all these games have in common? Cristiano Ronaldo did not take a penalty in any shootout, because he put his ego over his teams glory by deciding to take the final penalty. 🥶 pic.twitter.com/samYmRT1ja
Padahal, penendang kelima dalam penalti biasanya memang diisi oleh pemain algojo terbaik. Ada beban mental lebih di sana, yang biasanya jadi penentu kemenangan atau kegagalan.
Dikritik saat gagal
Ekspresi Cristiano Ronaldo pada laga melawan Bologna di pekan ke-27 Serie A, Selasa (23/6/2020) dini hari WIB (c) AP Photo
Nahas bagi Ronaldo, selain dikritik karena terlalu banyak gol penalti dan karena tidak menendang, dia pun dkritik ketika gagal. Entah apa yang sebenarnya diinginkan fans.
Kritikan ini terjadi pada semifinal Liga Champions 2011/12, babak adu penalti Real Madrid kontra Bayern Munchen. Saat itu Ronaldo maju sebagai penendang pertama, bukan penendang kelima
Ronaldo mencetak dua gol Madrid di waktu normal, tapi Bayern membalas satu gol dan memaksa laga dilanjutkan ke adu penalti (agg: 3-3).
Bintang Portugal ini maju sebagai penendang pertama, tapi gagal menaklukkan Manuel Neuer. Sepertinya kegagalan ini menjatuhkan mental pemain Madrid, yang akhirnya takluk 1-3.
Jelas, Ronaldo dikritik setelahnya. Jadi penendang pertama dkiritik, penendang kelima pun dikritik. Artinya, Ronaldo selalu salah ketika gagal (dan tetap disebut Penaldo saat sukses)
Mental Ronaldo
Alhasil, jika mengamati nasib Ronaldo di atas, sebenarnya tidak ada yang salah dengan gol penalti Ronaldo. Mereka yang membenci Ronaldo memang sengaja mencari-cari kesalahan sang megabintang, entah itu terlalu banyak, entah gagal, bahkan saat tak sempat menendang.
Bagaimanapun, Ronaldo tetaplah salah satu algojo penalti terbaik, fakta ini tidak bisa dibantah. Tekniknya dilengkapi mental tangguh, yang tak gentar di situasi sesulit apa pun.
Lihat saja video yang beredar di media sosial beberapa tahun lalu. Tayangan ini menunjukkan momen sesaat sebelum Ronaldo mengeksekusi penalti krusial pada duel leg kedua perempat final UCL, Real Madrid vs Juventus.
I tre minuti di Cristiano Ronaldo tra l'assegnazione del rigore e la battuta. Attorno succede di tutto, lui si isola e pensa solo all'esecuzione. Un pezzo di ghiaccio. pic.twitter.com/ifrAGiGZOI
— Sergio Chesi (@sechesi) April 12, 2018
Kondisinya, Madrid sudah menang 3-0 di leg pertama di Turin, seharusnya leg kedua mudah. Namun, tak disangka Juve justru tampil beringas di Bernabeu dan berhasil unggul 3-0.
Seharusnya laga berlanjut ke babak tambahan, tapi Madrid mendapatkan penalti tepat di menit ke-90. Konflik tak terhindarkan di lapangan, pemain-pemain Juve berang memprotes wasit.
Namun, saat itu Ronaldo terlihat hanya fokus kepada bola, bahkan perkatan rekan-rekannya diabaikan, apalagi konfrontasi pemain Juve. Tekanan besar di pundak Ronaldo, dan dia menuntaskan penalti dengan baik.
Sumber: Berbagai sumber
Baca ini juga ya!
- Best XI Perekrutan Terburuk La Liga, Ada Felix dan Griezmann, Minus Hazard
- Tak Hanya Lincah di Panggung, Sepuluh KPOP Idol Ini Juga Piawai Beraksi di Lapangan Hijau
- Reaksi Netizen Lihat Pertahanan Juventus: Dari yang Terbaik, Kini Lembek Seperti Keju Swiss
- Sederet Penawaran 'Afgan' Arsenal: Tawar Luis Suarez Seharga 40 Juta + 1 Pounds!
- Apa yang Membuat Jurgen Klopp Jadi Sosok Ideal untuk Liverpool?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Data dan Fakta Serie A: Juventus vs Sampdoria
Liga Italia 25 Juli 2020, 10:04 -
Prediksi Juventus vs Sampdoria 27 Juli 2020
Liga Italia 25 Juli 2020, 10:03 -
Sadio Mane Punya Kebiasaan yang Sama Dengan Cristiano Ronaldo, Apa Itu?
Liga Inggris 25 Juli 2020, 06:28
LATEST UPDATE
-
Prediksi Sevilla vs Barcelona 5 Oktober 2025
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 14:58 -
Florian Wirtz di Liverpool: Pemain yang Belum Meyakinkan, tapi Pantas Ditunggu?!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 14:58 -
Bukan Cuma Minta Maaf, Korea Selatan Rombak Total Regulasi Program Adopsi Internasional
News 3 Oktober 2025, 14:44 -
Prediksi Fiorentina vs AS Roma 5 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 14:28 -
Meski Bersinar di Crystal Palace, Oliver Glasner Dinilai Tak Cocok untuk MU
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 14:26
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR