Bola.net - Bola.net - Gelandang bisa dibaratkan sebagai mesin dari sebuah tim. Mereka menghubungkan lini pertahanan dan lini serang sehingga peran mereka sangat penting dan tidak bisa diremehkan.
Ada banyak pemain menakjubkan yang telah menghiasi La Liga dan untuk memilih 10 gelandang terbaik dalam sejarah La Liga bukanlah tugas yang mudah. Daftar ini didominasi oleh pemain dari dua klub raksasa Spanyol Real Madrid dan .
Berikut ini adalah 10 gelandang terbaik dalam sejarah La Liga.
Catatan: Hanya gelandang tengah yang masuk dalam daftar, pemain yang berposisi sebagai sayap dan gelandang serang tidak dipertimbangkan.
Sergio Busquets
Busquets tak membutuhkan waktu lama untuk menjadi pemain penting di Barcelona. Bahkan Busquets mampu mengirim Yaya Toure ke bangku cadangan.
Meski baru berusia 27 tahun, Busquets sudah mempunyai deretan trofi yang luar biasa. Ia sudah memenangkan lima gelar La Liga dan tiga trofi Liga Champions.
Josep Samitier
Meskipun bermain sebagai gelandang, Samitier mempunyai catata gol luar biasa dengan 333 gol dalam 454 penampilan untuk Barcelona dan masih tercatat sebagai pencetak gol terbanyak ketiga di klub dibelakang Paulino Alcantara dan Lionel Messi.
Samitier memenangkan satu gelar La Liga dan lima trofi Copa del Rey bersama Barcelona. Setelah pindah ke Madrid ia mampu meraih gelar juara dengan menyabet La Liga dan Copa del Rey.
Xabi Alonso
Alonso memulai karirnya bersama Real Sociedad pada tahun 2000. Setelah meraih kesuksesan besar bersama Liverpool, Alonso pindah ke Real Madrid dan menjadi pemain penting di sana.
Pemain berusia 34 tahun itu memenangkan La Liga, dua Copa del Rey dan Liga Champions selama selama lima tahun di Santiago Bernabeu. Alonso kini meneruskan kesuksesannya di Bundesliga bersama Bayern Munchen.
Josep Guardiola
Guardiola merupakan pemain penting dalam Dream Team Barcelona bentukan Johan Cruyff yang memenangkan Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Guardiola menunjukkan kepemimpinan hebat selama berkostum Barcelona.
Pelatih Bayern Munchen tersebut menghabiskan waktunya di Camp Nou selama 11 tahun. Ia juga sempat berpetualang di Serie A bersama Brescia dan AS Roma. Setelah merumput di Liga Qatar dengan Al-Ahli selama dua tahun, Guardiola menutup karir bermainnya di klub Meksiko Dorados de Sinaloa pada tahun 2006.
Uli Stielike
Semasa aktif bermain, Stielike biasa ditempatkan di posisi sebagai gelandang tengah atau bek tengah. Pelatih timnas Korea Selatan itu termasuk satu dari tiga pemain yang pernah bermain di tiga final kejuaraan sepakbola antarklub Eropa (Piala Champions, Piala Winners dan Piala UEFA), final Piala Dunia dan final Euro.
Selama waktunya di Madrid, Stielike ikut memenangkan tiga gelar La Liga, dua Copa del Rey dan satu Piala UEFA. Stielike juga terpilih sebagai Pemain Asing Terbaik di La Liga sebanyak empat kali antara 1978 dan 1981.
Jose Pirri
Pirri bermain sebagai gelandang sentral untuk Real Madrid dan Spanyol sampai berusia 28 tahun sebelum pindah posisi sebagai sweeper. Ia juga pernah dipercaya mengemban ban kapten Los Blancos selama empat tahun.
Sumbangsih Pirri kepada Real Madrid sangatlah besar. Ia ikut mememangkan 10 titel La Liga, empat Copa del Rey dan Piala Champions 1966. Pirri juga merupakan pengumpan yang sangat bagus dan mampunyai catatan gol yang luar biasa sebagai pemain dengan tipe bertahan (123 gol).
Fernando Redondo
Redondo datang ke Santiago Bernabeu pada 1994 setelah menjadi andalan Tenerife selama empat tahun. Sejak itu perannya di lini tengah Los Blancos tidak tergantikan.
Redondo mampu membawa Madrid memenangkan dua titel La Liga dan dua trofi Liga Champions. Ia memainkan 225 pertandingan bersama Madrid sebelum pindah ke AC Milan dan menutup karirnya di sana.
Andres Iniesta
Iniesta meraih kesuksesan besar bersama Barcelona. Ia sudah memenangkan 29 trofi dalam sepanjang karirnya dan tercatat sebagai pemain Spanyol tersukses sepanjang masa.
Pemain berusia 31 tahun ini dipercaya mengemban tugas sebagai kapten tim setelah kepergian Xavi. Iniesta merupakan salah satu dari tiga pemain Barcelona yang pernah mendapatkan standing ovation di Santiago Bernabeu.
Luis Suarez
Dijuluki El Arquitecto (Arsitek), Suarez meraih kesuksesan bersama Barcelona. Ia ikut memenangkan dua gelar La Liga, dua trofi Copa del Rey dan dua Fairs Cup selama enam tahun berkarir di Camp Nou.
Pada tahun 1961, Suarez pindah ke Inter Milan yang membuatnya menjadi pesepakbola termahal dunia saat itu. Suarez kemudian menjadi anggota Grande Inter yang meraih banyak gelar di bawah asuhan pelatih legendari Helenio Herrera.
Xavi
Sepanjang kariernya di Camp Nou, Xavi berperan besar dalam membawa Barcelona meraih banyak gelar. Xavi total sudah mengoleksi 25 gelar bersama Barcelona termasuk treble winners pada tahun 2009 dan 2015.
Kesuksesan Xavi juga menular di level internasional. Xavi mambantu La Furia Roja meraih gelar juara Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012. Ia mencatat caps sebanyak 133 dan mencetak 13 gol.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
10 Gelandang Terbaik Dalam Sejarah La Liga
Editorial 19 April 2016, 12:42 -
Alonso Kagumi Pertahanan Atletico dan Atmosfer Calderon
Liga Champions 17 April 2016, 06:59 -
Alonso: Kami Mendapat Lawan Yang Kuat
Liga Champions 17 April 2016, 03:05 -
Reaksi Xabi Alonso Atas Comeback Liverpool: This is Anfield!
Liga Eropa UEFA 15 April 2016, 10:00 -
Alonso Suka Dengan Kepribadian Ancelotti
Liga Eropa Lain 12 April 2016, 20:12
LATEST UPDATE
-
Cukai Rokok Bikin Puluhan Ribu Orang Kena PHK, Menkeu Akhirnya Ambil Keputusan Ini
News 4 Oktober 2025, 14:30 -
Inter Kehilangan Thuram, Ancaman Cremonese di Depan Mata
Liga Italia 4 Oktober 2025, 13:55 -
Ryan Gravenberch Siap Antar Liverpool Bangkit di Stamford Bridge
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 11:47 -
Real Madrid Disebut-sebut dalam Lagu di Album Baru Taylor Swift, Ada Apa Nih?
Bolatainment 4 Oktober 2025, 11:22
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR