
Bola.net - Persebaya Surabaya akan menghadapi Arema FC di Stadion Batakan, Balikpapan, Kamis (12/12/2019). Pertandingan ini akan jadi panggung kedua pelatih, yakni Aji Santoso dari Persebaya dan Milomir Seslija di kubu Arema.
Dilihat dari pengalaman keduanya, Aji Santoso punya keunggulan. Dia pernah membesut Arema di musim 2017. Hal itu bisa diartikan, dia paham karakter permainan Singo Edan karena beberapa pemain kunci masih bertahan hingga saat ini.
Sementara Milo, memang tidak pernah menangani Persebaya. Namun, dia punya catatan manis saat membawa Arema bersua tim berjulukan Bajul Ijo tersebut, yakni tak pernah kalah sepanjang tahun ini.
Hanya, Persebaya yang dihadapinya ketika itu tak dilatih Aji Santoso. Jadi, pertemuan nanti akan jadi tantangan tersendiri bagi Milo.
Mampukah dia mempertahankan rekornya musim ini, atau bisa jadi Aji yang akan memperpanjang penderitaan Arema di pengujung musim 2019?
Jika Aji yang berjaya, catatan tak pernah menang Arema bisa bertambah hingga enam laga beruntun. Statistik itu bakal jadi yang terpanjang di musim ini. Agar situasi itu tak terjadi, itulah mengapa Milo dipastikan meramu skema yang ciamik untuk laga ini.
"Bagi saya, pemain yang menentukan hasil karena pelatih tidak ikut bermain," kata Milo, mencairkan suasana.
Sebenarnya beban ada di pihak Milo, sementara Aji lebih tenang mengingat sejak melatih Persebaya, tim asuhannya tak tersentuh kekalahan. Aji ingin mempertahankan raihan itu, meski perjumpaan dengan Arema selalu sarat emosi baginya.
Seperti diketahui, Aji Santoso lahir dan berdomisili di Malang. Namun, Aji pernah bermain dan melatih di kedua klub rival tersebut.
"Saya selalu profesional untuk siapa saya bekerja. Karena sekarang di Surabaya, tentu akan total di sini," ucap Aji.
Beda Perlakuan Arema untuk Aji dan Milo
Ada sisi menarik di antara kedua pelatih ini. Milomir Seslija dan Aji Santoso sama-sama pernah memberikan gelar Piala Presiden di awal musim membesut Arema. Milo di tahun ini, sementara Aji pada 2017.
Namun, ada sebuah perbedaan perlakuan yang diberikan Arema kepada keduanya.
Milo seakan lebih minim kritikan. Meski prestasi tim naik turun, jabatannya bisa bertahan hingga kompetisi usai. Bahkan saat mengalami tren buruk dengan lima laga tanpa kemenangan, protes terhadapnya bisa dibilang tak terlalu keras. Manajemen Arema seperti lebih lunak kepadanya. Begitu pula Aremania.
Suporter seakan lebih kritis berteriak untuk melengserkan pelatih lokal, seperti yang dialami Aji pada musim 2017. Ketika itu tekanan suporter agar Aji mundur sangat besar. Banyak tulisan di stadion yang berisi kritik terhadap Aji.
Sebab, Arema gagal menang dalam empat pertandingan. Tiga di antaranya berakhir kekalahan dan terakhir imbang di kandang sendiri. Aji pun mengambil keputusan mundur setelah itu.
Ini membuktikan Arema dan Aremania lebih segan dengan pelatih asing ketimbang pelatih lokal, bahkan dari legenda klub sendiri. Pasalnya, pengalaman Aji juga menimpa penerusnya, Joko 'Getuk' Susilo, musim lalu.
Getuk diminta mundur setelah rentetan hasil buruk. Tetapi, hal sama tak terjadi pada Milo. Hingga lima laga tanpa kemenangan, masih belum ada suara-suara yang memintanya mundur.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Iwan Setiawan/Editor Aning Jati
Published: 12 Desember 2019
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Aji Santoso Dedikasikan Kemenangan Persebaya Atas Arema kepada Bonek
Bola Indonesia 12 Desember 2019, 23:36
-
Alasan Persebaya Melakukan Banyak Rotasi Pemain Lawan Arema
Bola Indonesia 12 Desember 2019, 21:54
-
Aji Santoso Bersyukur Persebaya Bisa Balas Dendam kepada Arema FC
Bola Indonesia 12 Desember 2019, 19:32
-
Duel Antarpelatih Persebaya Vs Arema: Milomir Seslija Vs Aji Santoso
Bola Indonesia 12 Desember 2019, 10:04
-
Persebaya Siap Amankan Poin Penuh dalam Laga Derby Kontra Arema
Bola Indonesia 11 Desember 2019, 20:51
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
























KOMENTAR