
Bola.net - Yunan Helmi membeber salah satu kiat untuk bisa pulih dari infeksi virus Corona, yang sempat menyerangnya beberapa waktu lalu. Selain mengonsumsi obat-obatan, eks asisten pelatih Timnas Indonesia U-23 ini juga melakukan latihan pernapasan.
Yunan membeber latihan yang bisa dilakukan untuk melegakan pernapasan, akibat serangan virus Corona. Pelatih berusia 46 tahun ini mengungkap latihan pernapasan ini melalui akun media sosialnya, beberapa waktu lalu.
Dalam unggahannya tersebut, Yunan membagikan sebuah tautan video latihan pernapasan. Tautan ini menuju unggahan di akun Youtube milik Jason dan Anne Kelly.
Melalui video berdurasi 13 menit 53 detik tersebut, Jason menunjukkan sejumlah sesi latihan pernapasan. Metode pernapasan ini disebutnya merupakan rekomendasi dari salah seorang rekannya yang berprofesi sebagai fisioterapis di Amerika.
Ada paling tidak enam gerakan dasar yang ditunjukkan Jason pada video ini. Secara umum, gerakan ini dimulai dengan tengkurap dan mengambil napas dalam-dalam. Menurut Jason, dalam video tersebut. Sebagai variasi, gerakan ini bisa juga dilakukan dengan tengkurap di kursi atau meja, dengan posisi kepala lebih rendah dari badan.
Menurut Jason, gerakan ini bermanfaat untuk memasukkan udara ke paru-paru. Selain itu, gerakan ini pun berguna untuk mengeluarkan dahak, yang pada penderita Covid-19 memenuhi paru-paru, melalui batuk.
Selain dua gerakan dasar ini, ada pula beberapa gerakan lain dalam latihan pernapasan ini. Tujuan gerakan-gerakan ini, adalah menguatkan paru-paru melalui latihan mengambil napas dalam-dalam, menahan napas sejenak, dan mengembuskannya secara perlahan.
Sejauh ini, video yang diunggah pada 11 April 2020 ini sudah ditonton hampir 246 ribu kali. Video ini pun sudah mendapat empat ribu like dari para penontonnya.
Simak artikel selengkapnya di bawah ini.
Sempat Latihan Pernapasan di Ruang Isolasi

Lebih lanjut, Yunan mengaku telah membuktikan sendiri khasiat dari sesi latihan pernapasan ini. Ia sempat melakukan sesi latihan yang mirip seperti ini ketika masih berada di ruang isolasi, beberapa waktu lalu.
"Latihan yang saya lakukan hampir sama dengan di video ini," kata Yunan, pada Bola.net.
"Waktu itu, saya belum sempat menonton video ini," sambungnya.
Menurut Yunan, latihan pernapasan ini mulai ia lakukan sejak hari ketiga di ruang isolasi. Waktu itu, menurut pelatih asal Lamongan ini, ia masih terbatuk-batuk.
"Alhamdulillah, atas izin Allah, kondisi saya terus membaik," tuturnya.
Selain melakukan latihan pernapasan, Yunan pun sempat dibantu alat nebulizer. Alat ini membantu untuk mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan pria yang saat ini merupakan Asisten Pelatih Barito Putera tersebut.
Ada Penjelasan Ilmiah

Sementara itu, ternyata ada landasan ilmiah yang cukup kuat di balik terapi pernapasan dalam posisi tengkurap tersebut. Bahkan, terapi ini sudah banyak dilakukan untuk merawat pasien yang terpapar virus Corona.
Posisi tengkurap bisa memindahkan cairan atau dahak yang telah terkumpul di paru-paru dan mengganggu pernapasan mereka.
Selain itu, menurut salah seorang asisten profesor di John Hopkins University, Panagis Galiatsatos, bagian terberat paru-paru adalah di bagian punggung. Karenanya, dengan berbaring tengkurap, aliran oksigen ke paru-paru bakal lebih lancar.
WHO sendiri juga telah merekomendasikan teknik yang disebut proning ini untuk pasien Covid-19. Tak hanya bagi pasien dewasa, teknik ini juga bisa diterapkan pada pasien anak-anak.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)
Baca juga artikel-artikel lainnya:
- Bek Kekar Persija Jamin Kondisi Fisiknya Bugar Saat Kompetisi Kembali Digulirkan
- Bhayangkara FC Lebih Nyaman Liga 1 2020 Ditiadakan, Mulai Lagi Tahun Depan
- Keren, Bek Persija Ini Pernah Melawan Robinho dan Kaka di Brasil
- Jawab Surat PT LIB, Persiraja Ingin Shopee Liga 1 2020 Dilanjutkan
- PSIS Belum Merespons Surat LIB Terkait Permintaan Masukan
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
PSSI Masih Bayar Penuh Gaji Pelatih Timnas Indonesia
Tim Nasional 30 April 2020, 21:53
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR