
Pelatih Petar Segrt mulai khawatir pemainnya akan kembali mogok latihan jika masalah ini tidak juga teratasi. Petar tidak senang jika pemainnya mogok latihan karena itu akan menurunkan kualitas dan stamina pemain.
Hal itu sudah dirasakan berkali-kali sejak musim lalu. Setiap manajemen telat memberikan gaji, pemain memilih mogok latihan. Akibatnya, performa pemain tidak maksimal di lapangan.
Itu juga yang dirasakan Petar saat melawan Semen Padang, Minggu (05/5) malam lalu. Sebelum laga, pemain sempat mogok sampai 10 hari. Menurut Petar, meski pemain sudah tampil maksimal tapi masih ada yang kurang sehingga timnya kalah 0-1.
"Setelah kalah dari Semen Padang, saya sangat kecewa. Kita tidak hanya kehilangan penalti tapi kehilangan semuanya di Indonesia. Ini bukan sepakbola profesional di IPL, tidak ada siaran TV, tidak ada gaji, pemain mogok," katanya.
"Menurut saya, memang salah jika pemain mogok. Tapi salah juga kalau manajemen tidak bayar gaji. Saya berada di tengah-tengah mereka. Manajemen juga susah mencari dana untuk bayar gaji karena tidak ada sponsor. Ini adalah sebuah lingkaran yang saling terkait," tuturnya.
Yang membuat Petar resah karena selama hampir dua tahun menangani PSM, masalah gaji pemain yang tertunggak terus berulang. Makanya, ia menegaskan kepada manajemen, jika tidak ada kejelasan pembayaran gaji pemain, pelatih, dan ofisial, dia mengancam akan hengkang.
"Saya di sini sudah satu tahun lebih. Musim lalu kita sempat di puncak usai mengalahkan Persebaya. Tapi kemudian pemain mogok karena tidak ada gaji, kita lalu drop," ujarnya.
"Saya tidak suka adanya mogok latihan. Tapi, selama ini yang terjadi berulang-ulang: tidak ada gaji, mogok, tidak ada gaji, mogok. Kalau ini tidak dihentikan, saya harus katakan, 'Terima kasih PSM Makassar', dan saya akan pergi," ungkapnya.
Terkait masalah itu, Petar ingin sekali berbicara dengan ketua PSM Makassar, Sadikin Aksa, dan CEO PT PSM, Rully Habibie. Ia ingin mencari solusi untuk masalah finansial tersebut. Karena menurutnya, semua orang-orang yang bekerja untuk PSM membutuhkan uang.
"Wina (media Officer PSM), Rully, suporter adalah orang-orang yang berjuang untuk PSM bukan karena uang. Tapi, bagaimana pun pemain dan oficial butuh uang," katanya.
Pelatih berkebangsaan Kroasia itu berharap agar manajemen bisa segera menemukan solusi ini, agar PSM bisa keluar dari jerat finansial. Ia berharap masih bisa di PSM untuk mengembangkan sepakbola di Makassar maupun di Indonesia. (nda/mac)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Petar Sudah Tidak Bisa Talangi Gaji Pemain
Bola Indonesia 11 Mei 2013, 16:15 -
Petar Ancam Hengkang Jika Masalah Gaji Tidak Teratasi
Bola Indonesia 11 Mei 2013, 15:51 -
Pelatih Pro Duta Gerah Kepemimpinan Wasit di Indonesia
Bola Indonesia 10 Mei 2013, 18:11 -
Tekuk Pro Duta, Petar Puji Kontribusi Oddang
Bola Indonesia 9 Mei 2013, 12:55 -
Gol Oddang, Kado Ultah Petar Segrt
Bola Indonesia 9 Mei 2013, 12:21
LATEST UPDATE
-
Prediksi BRI Super League: Persita Tangerang vs Semen Padang 4 Oktober 2025
Bola Indonesia 3 Oktober 2025, 23:57 -
Cerita Unik Eks Pemain Akademi MU Gunakan ChatGPT untuk Nego Kontrak
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 23:21 -
Apa Alasan Jude Bellingham Tak Masuk Skuad Timnas Inggris Terbaru?
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 22:58 -
Lamine Yamal Lagi-Lagi Cedera Tulang Kemaluan, Barcelona Dibuat Kelimpungan
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 22:35 -
Daftar Skuad Timnas Inggris Terbaru: Tanpa Bellingham, Foden, dan Grealish
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 21:46 -
Blak-Blakan! Ini Pengakuan Antony Soal Perlakuan Tidak Menyenangkan di MU
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 20:55 -
Membership Eksklusif Beauty & Wellness Hadir Lagi di FimelaXclusive Batch 3!
Lain Lain 3 Oktober 2025, 20:02 -
Eliano Reijnders Optimistis Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Tim Nasional 3 Oktober 2025, 18:39
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR