Bola.net - - Regulasi pergantian pemain dalam Liga 1, yang telah ditetapkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru, dinilai telah melanggar aturan FIFA. Penilaian ini dilontarkan Save Our Soccer (SOS).
Koordinator SOS, Akmal Marhali, menjelaskan bahwa sebuah tim boleh melakukan sampai lima kali pergantian pemain dalam satu laga melanggar Laws of The Game FIFA, yang dikeluarkan The International Football Association Board 2016/2017. Dalam peraturannya terkait Official Competitions, FIFA menyatakan, “A maximum of three substitutes may be used in any match played in an official competition organised under the auspices of FIFA, confederations or national football associations."
Pada bagian penjelasan dipaparkan bahwa Konfederasi dan Asosiasi Sepak Bola Nasional boleh mengizinkan maksimal lima pergantian pemain di semua kompetisi. Namun, ini tak berlaku pada level tertinggi.
"Bila aturan ini dijalankan, berarti Liga 1 bukan kompetisi tertinggi atau menilik Law of The Game FIFA bisa juga disebut friendly game yang membolehkan pergantian pemain sampai 6-7 kali," ujar Akmal.
Regulasi FIFA bukanlah satu-satunya yang ditabrak PSSI jika mereka bersikeras menerapkan aturan tersebut. Federasi sepakbola Indonesia ini juga terancam melanggar statuta mereka sendiri.
"Di pasal 8 Statuta PSSI tentang Law of The Game, disebutkan PSSI dan tiap anggotanya melangsungkan permainan sesuai dengan Law of the Game yang dikeluarkan oleh IFAB," tutur Akmal.
Menurut Akmal, FIFA memang baru saja mengeluarkan kebijakan membolehkan pergantian pemain sampai empat kali, pergantian keempat dilakukan di masa perpanjangan waktu. Namun, hal ini belum menjadi putusan baku, sebatas uji coba dan baru tahap sosialisasi yang dilakukan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
"Seharusnya, PSSI berkonsultasi dulu ke FIFA sebelum mengambil kebijakan yang menabrak Laws of the game, baru mensosialisasikannya. Bukan sebaliknya," tegasnya.
Sementara itu, menurut SOS, ada sejumlah kebijakan PSSI lain yang juga melanggar aturan. Kebijakan PSSI mengganti posisi Iwan Budianto dari Wakil Ketua Umum PSSI menjadi Kepala Staf Ketua Umum, misalnya. Ini melanggar Statuta PSSI Pasal 34.
Aturan kedua yang ditabrak adalah terkait jual beli lisensi klub dan kepemilikan ganda (cross ownership). Dalam regulasi FIFA artikel 4, yang dijadikan acuan AFC dan PSSI dalam menetapkan lisensi klub profesional dijelaskan bahwa lisensi klub tak bisa dipindahtangankan.
"Artinya, bila PSSI selaku federasi membolehkan jual beli lisensi, maka mereka telah melanggar statuta dan regulasi yang telah ditetapkan FIFA dan AFC. Dengan kata lain, FIFA-AFC pantas memberikan sanksi kepada PSSI," tukas mantan jurnalis olahraga tersebut.
Hal lain yang, menurut Akmal, harus mendapat perhatian adalah pergantian nama kompetisi dari Indonesia Super League (ISL) menjadi Liga 1. Selain itu juga ada pergantian PT Liga Indonesia menjadi PT Liga Indonesia Baru.
"Klub-klub sebagai pemegang saham seharusnya mempertanyakan kebijakan ini semua. Utamanya, soal pembubaran PT Liga Indonesia. Bagaimana laporan rugi labanya dan apa yang didapat klub sebagai pemegang saham. Ada prosedur formal dalam pembubaran sebuah PT," tutur Akmal.
"Dulu, sepakbola kita begitu mengeramatkan Statuta FIFA dan PSSI yang tak boleh dilanggar karena bisa berujung sanksi FIFA. Kini, kita menabraknya. Di mana reformasi tata kelola juga semboyan PSSI profesional dan bermartabatnya," ia menandaskan.
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bola Indonesia 31 Maret 2017, 19:17

-
Hanya Ada 24 Tim Yang Akan Bertahan di Liga 2
Bola Indonesia 31 Maret 2017, 15:34
-
Pernyataan Tegas Ketum PSSI Terkait Andri Yang Pilih Bela Qatar
Bola Indonesia 31 Maret 2017, 08:51
-
Liga 2 Dibuka dengan Duel PSS vs PSCS
Bola Indonesia 31 Maret 2017, 06:42
-
Peserta Liga 2 Dapat Subsidi Rp 500 Juta
Bola Indonesia 31 Maret 2017, 06:06
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR