4 Kesalahan Ruben Amorim Saat Man United Tumbang 0-1 dari Everton: Benar-Benar Kepala Batu

4 Kesalahan Ruben Amorim Saat Man United Tumbang 0-1 dari Everton: Benar-Benar Kepala Batu
Reaksi Ruben Amorim dalam laga Premier League antara Manchester United vs Everton, Selasa (25/11/2025). (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Manchester United kembali terpeleset. Rentetan lima laga tanpa kalah terhenti setelah Setan Merah menyerah 0-1 dari Everton, Selasa (25/11/2025) dini hari WIB, hasil yang membuat optimisme suporter kembali memudar.

Everton yang bermain dengan 10 orang sejak menit ke-13 justru mampu mencuri gol lewat aksi Kiernan Dewsbury-Hall di menit ke-29. United gagal mengejar ketinggalan hingga peluit panjang berbunyi.

Dua poin dari tiga pertandingan terakhir membuat perjalanan tim asuhan Ruben Amorim kembali dipertanyakan, terlebih dengan laga tandang ke markas Crystal Palace yang sudah menanti.

Di tengah kekecewaan itu, ada sejumlah keputusan Amorim yang menjadi sorotan. Berikut empat hal yang dinilai keliru dan berkontribusi pada hasil buruk di Old Trafford.

1 dari 5 halaman

Bertahan dengan Formasi yang Tak Efektif

Pemain Everton, Kiernan Dewsbury-Hall, merayakan gol ke gawang Manchester United pada pertandingan Premier League, Selasa, 25 November 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson

Pemain Everton, Kiernan Dewsbury-Hall, merayakan gol ke gawang Manchester United pada pertandingan Premier League, Selasa, 25 November 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson

Everton sebetulnya memberi “hadiah” ketika Idrissa Gueye dikartu merah pada menit ke-13. Dengan unggul jumlah pemain sejak awal, ini seharusnya menjadi momentum bagi United untuk tampil lebih agresif dan menekan.

Namun, alih-alih memaksimalkan situasi, United justru terlihat datar. Everton yang sempat goyah mampu menata ulang permainan, bahkan berhasil mencetak gol pada menit ke-29. Setelah unggul, The Toffees bertahan rapat dan United tidak mampu membongkar blok pertahanan tersebut.

Amorim tetap bersikukuh dengan sistem tiga bek dan dua wing-back, gaya yang tidak diperlukan untuk menghadapi tim yang hanya menunggu. United justru kekurangan pemain di lini serang, kalah jumlah dalam duel di area penting. Ketika tim membutuhkan perubahan signifikan, Amorim hanya melakukan penyesuaian kecil yang tidak mengubah arah pertandingan.

2 dari 5 halaman

Masukkan Kobbie Mainoo, Tanpa Rencana Konkret

Gelandang Manchester United, Kobbie Mainoo mencoba menghalangi pemain Brighton, Ferdi Kadioglu di laga Liga Inggris 2025-2026. (c) AP Photo/Dave Thompson

Gelandang Manchester United, Kobbie Mainoo mencoba menghalangi pemain Brighton, Ferdi Kadioglu di laga Liga Inggris 2025-2026. (c) AP Photo/Dave Thompson

Masuknya Kobbie Mainoo pada menit ke-58 sempat disambut sorak publik Old Trafford. Dengan Casemiro ditarik keluar, banyak yang berharap Mainoo bisa menjadi katalisator dalam progresi permainan.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Tanpa pola yang jelas, Mainoo terlihat “mengambang” di area sepertiga akhir, bukan turun menjemput bola dan mengalirkan tempo dari lini tengah, hal yang menjadi kekuatannya.

Dengan minimnya sentuhan bermakna, Luke Shaw dan Leny Yoro lebih sering memegang bola. Everton pun tidak keberatan membiarkan mereka menguasai permainan di area yang tidak berbahaya.

Mainoo hanya mencatat 17 operan dalam 35 menit, tanpa satu pun upaya tembakan. Situasi ini sekaligus menyoroti betapa Amorim belum sepenuhnya memahami karakter permainan sang gelandang muda serta cara memaksimalkan potensinya.

3 dari 5 halaman

Tidak Menyediakan Opsi Striker Cadangan

Mason Mount melepas tembakan dalam laga Premier League antara Manchester United vs Everton di Old Trafford, 25 November 2025 (c) AP Photo/Dave Thompson

Mason Mount melepas tembakan dalam laga Premier League antara Manchester United vs Everton di Old Trafford, 25 November 2025 (c) AP Photo/Dave Thompson

Joshua Zirkzee dipasang sebagai ujung tombak dan tampil mengecewakan di babak pertama sebelum sedikit membaik setelah jeda. Meski begitu, ia tetap tidak pernah terlihat benar-benar mengancam gawang lawan.

Masalahnya, Amorim tidak menyiapkan alternatif. Dari lima slot pergantian, ia hanya menggunakan tiga, tanpa menghadirkan penyerang murni dari bangku cadangan.

Padahal ada opsi seperti Chido Obi atau Gabriele Biancheri, dua nama dari akademi yang dikenal produktif. Obi bahkan tampil cukup baik saat menghadapi Everton musim lalu. Kehadiran salah satu dari mereka berpotensi membuka ruang bagi Zirkzee atau setidaknya menambah variasi serangan di 10 menit akhir.

Sebaliknya, Amorim lebih memilih menambah bek ketiga, keputusan yang makin mempersempit peluang United untuk mencetak gol.

4 dari 5 halaman

Ragu Menggunakan Shea Lacey

Amad Diallo menarik Iliman Ndiaye dalam laga Premier League antara Manchester United vs Everton di Old Trafford, 25 November 2025 (c) AP Photo/Dave Thompson

Amad Diallo menarik Iliman Ndiaye dalam laga Premier League antara Manchester United vs Everton di Old Trafford, 25 November 2025 (c) AP Photo/Dave Thompson

Shea Lacey masuk dalam daftar pemain cadangan, namun menit bermain tak pernah datang. Untuk laga yang membutuhkan kreativitas tambahan, pilihan Amorim untuk mengabaikan sang winger muda dinilai kurang berani.

Everton memang dikenal fisikal, tetapi jika Lacey dianggap belum siap, mestinya ia tidak perlu dibawa. Bila tetap dimasukkan ke bench, berarti sudah ada kepercayaan tertentu, sesuatu yang justru tidak diwujudkan dalam bentuk menit bermain.

Lacey adalah tipe pemain yang mampu memberi kejutan, sosok yang bisa mengubah atmosfer laga. Dengan kreativitas dan keberaniannya, ia berpotensi menghadirkan sesuatu yang berbeda di momen ketika United sangat butuh percikan energi.

Pada akhirnya, risiko terburuknya sederhana: United tetap kalah. Namun Amorim bahkan tidak mencoba, dan itu membuat keputusan ini semakin disorot.

Sumber: United In Focus


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL