
Bola.net - Kebijakan 'furlough' yang diambil oleh beberapa klub Premier League sedang menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Namun sebenarnya, apa sih maksud istilah 'furlough' tersebut?
Seperti yang diketahui, Premier League serta kompetisi lainnya harus mengalami penundaan hingga waktu yang tak bisa ditentukan. Alasannya adalah pandemi virus Corona yang sedang melanda berbagai negara.
Inggris pun merupakan salah satunya. Baru-baru ini, pihak pemerintah melakukan penutupan jaringan bisnis yang dianggap tak begitu penting bagi kelangsungan hidup. Ini dilakukan agar penyebaran virus tidak semakin menjadi-jadi.
Tentu saja, kebijakan itu bisa merugikan perusahaan. Oleh karenanya pihak pemerintah Inggris menerapkan inisiatif dengan menanggung 80 persen gaji karyawan perusahaan yang terdampak aturan ini.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Tentang Furlough
Kebijakan ini dikenal dengan istilah 'furlough', atau secara harfiah berarti cuti. Pekerja diliburkan dan tetap mendapatkan gaji yang 80 persen di antaranya ditanggung pemerintah.
Tentu saja, pemerintah tidak serta merta melakukan 'donasi' kepada perusahaan tersebut. Uang itu berasal dari pemasukan yang telah diberikan perusahaan kepada negara.
Olahraga, termasuk sepakbola, merupakan salah satu dari sekian bidang bisnis yang dimaksud. Klub Premier League pun dipersilahkan untuk memutuskan akan ikut dalam kebijakan tersebut atau tidak.
Tottenham Disoroti.
Newcastle United menjadi tim pertama yang masuk dalam kebijakan 'furlough' sejak tanggal 30 Maret. Pekerja seperti pemandu bakat dan pelatih akademi 'dicutikan' bersama pekerja toko dan staf pertandingan.
Klub lainnya, Tottenham, juga memilih untuk mengikuti kebijakan tersebut. Hal ini lantas mengundang kritikan dari berbagai kalangan karena sejumlah pemainnya digaji lebih dari 100 ribu pounds per pekan.
Ya, pesepakbola terutama yang mendapatkan bayaran besar tak ikut dalam skema 'furlough'. Tapi yang disayangkan adalah Tottenham sebenarnya bisa memangkas gaji pemain untuk membayar karyawannya ketimbang menerima bantuan dari pemerintah.
Liverpool Dikritik
Yang membuat gempar adalah Liverpool. Kendati sukses mendulang keuntungan sebesar 42 juta pounds pada tahun lalu, mereka justru memutuskan untuk ikut dalam skema 'furlough'. Kritikan pun mengalir deras ke klub yang menjuarai Liga Champions musim lalu itu.
"Saya tidak tahu fans Liverpool mana yang tidak akan merasa jijik terhadap klub karena mencutikan stafnya. Itu benar-benar salah," ujar mantan striker Liverpool, Stan Collymore, di media sosial Twitter.
"Wahai fans sepakbola, furlough ada untuk staf bisnis kecil agar bisa mempertahankan bisnis kecil itu dari benturan!" pungkasnya.
Klub lain seperti Bournemouth dan Norwich City juga mengikuti skema 'furlough'. Sementara juara bertahan Premier League, Manchester City, memutuskan tidak ikut dalam kebijakan tersebut.
(Goal International)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Tottenham Pastikan Son Heung-Min Ikut Wajib Militer di Korea Selatan
Liga Inggris 7 April 2020, 02:33 -
Seperti Sheringham dan Berbatov, Harry Kane Disarankan Juga Pindah ke MU
Liga Inggris 6 April 2020, 17:20 -
3 Kandidat Pengganti Harry Kane di Tottenham
Editorial 6 April 2020, 14:36
LATEST UPDATE
-
Lukai Sang Mantan, Declan Rice Jadi Man of the Match Arsenal vs West Ham
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:45 -
Prediksi Lille vs PSG 6 Oktober 2025
Liga Eropa Lain 4 Oktober 2025, 23:39 -
Prediksi Juventus vs AC Milan 6 Oktober 2025
Liga Italia 4 Oktober 2025, 23:36 -
Cetak Gol Lagi, Benjamin Sesko Jadi Man of The Match Laga MU vs Sunderland
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:23 -
Link Live Streaming Chelsea vs Liverpool - Nonton Premier League di Vidio
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 22:30 -
Link Live Streaming Inter Milan vs Cremonese - Nonton Serie A di Vidio
Liga Italia 4 Oktober 2025, 22:00
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR