Bola.net - Sebanyak 20 kapten klub Premier League membuat grup WhatsApp dan menggelar diskusi. Mereka menolak upaya klub memotong gaji tetapi siap berkontribusi menolak korban pandemi virus corona.
Wacana pemotongan gaji pemain sepak bola Eropa kini menjadi isu panas. Bahkan, ruang ganti Barcelona disebut sempat terbelah tiga sebelum klub memutuskan memotong gaji Lionel Messi dan kolega.
Situasi lebih kondusif terjadi di klub Bundesliga. Para pemain Borussia M'Gladbach bersedia memotong gaji untuk membayar gaji para staf klub. Sedangkan, Lyon merumahkan pemain dan staf klub tanpa gaji.
Liverpool belakangan mendapat kritik tajam dari sejumlah pengamat. Sebab, The Reds memilih memotong gaji para karyawan klub. Lantas, bagaimana sikap para pemain tentang kondisi yang terjadi sekarang?
Sikap Para Kapten Premier League
Premier League membuat keputusan terkait persoalan gaji para pemain. Pada rilis mereka Premier League, klub dihimbau melakukan pembicaraan dengan pemain terkait kasus gaji. Termasuk upaya pemotongan gaji.
"klub-klub Premier League satu suara untuk mengkonsultasikan kepada para pemainnya untuk mengurangi dan juga menangguhkan gaji mereka sebesar 30% dari total gaji mereka dalam satu tahun," kata pernyataan resmi Premier League.
Jurnalis The Sun, Jake Lambourne, menyebut wacana tersebut ditolak para pemain. Saat ini, 20 kapten klub Premier League telah membuat grup WhatsApp dan melakukan diskusi. Intinya, mereka enggan jika gajinya dipotong.
"Grup WhatsApp telah dibentuk di mana para pemain saling mendesak untuk berdiri kuat bersama-sama, dengan satu kapten klub memberi label rencana pemotongan gaji sebagai "menjijikkan," tulis Jake Lambourne.
Siap Dirikan Badan Amal untuk Korban Virus Corona
Jake Lambourne menambahkan, pemain Premier League keberatan gajinya dipangkas karena mereka tahu klub punya anggaran besar. Sedangkan, mereka menepis kabar menolak gaji karena dianggap tidak peka pada korban virus corona.
"Para pemain sepak bola, yang berkomitmen dan mau berkorban besar, ingin membantu NHS [Layanan Kesehatan Nasional] dan badan amal alih-alih pemilik klub kaya raya," tulis Jake Lambourne.
Para kapten klub Premier League menilai rencana pemotongan gaji, dengan dalih membantu klub membantu pembayaran gaji staf, sebagai tindakan jahat. Kapten Watford, Troy Deeney, dan kapten West Ham, Mark Noble berada di garis depan menolak kebijakan pemotongan gaji.
Sumber: The Sun
Baca Ini Juga:
- Kisah Karier Cesc Fabregas: Menyesal Tinggalkan Arsenal, Takkan Pernah Jadi Legenda?
- Cacat VAR di Premier League karena Wasit Takut Ubah Keputusan?
- Roberto Firmino, Ibarat Kucing Besar yang Menunggu Kesempatan Menerkam
- Kisah Evolusi Bruno Fernandes: Dari Bek Tengah Jadi Gelandang No. 10
- Prediksi 25 pemain Liverpool Musim Depan, Ada Timo Werner
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Lupakan Jadon Sancho, Chelsea Kini Fokus Kejar Philippe Coutinho
Liga Inggris 6 April 2020, 21:40 -
Ibunda Pep Guardiola Berpulang Setelah Dinyatakan Positif COVID-19
Liga Inggris 6 April 2020, 21:22 -
Arti Penting Manchester United Bagi Odion Ighalo
Liga Inggris 6 April 2020, 21:00 -
Adam Lallana Bakal Nganggur, MU Disarankan Segera Angkut
Liga Inggris 6 April 2020, 20:40
LATEST UPDATE
-
Hasil Latihan Moto3 Mandalika 2025: Angel Piqueras Ungguli Maximo Quiles
Otomotif 3 Oktober 2025, 13:01 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Seret, Mikel Arteta Woles Aja!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 12:46 -
Marc Guehi Pilih Move On usai Gagal Pindah ke Liverpool
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 12:34 -
Prediksi Eintracht Frankfurt vs Bayern Munchen 4 Oktober 2025
Bundesliga 3 Oktober 2025, 12:26 -
Cek Jadwal Serie A 2025/26: Matchweek 6: Tayang Eksklusif di Vidio
Liga Italia 3 Oktober 2025, 12:21 -
Cek Jadwal dan Nonton NFL Matchweek 5: Eksklusif di Vidio
Olahraga Lain-Lain 3 Oktober 2025, 12:13 -
Manchester United Dinilai Sulit Membenarkan Transfer Bryan Mbeumo
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:18
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR