Pengakuan Jujur Dimitar Berbatov: Sakit Hati, Hilang Respek, Sampai Tak Sudi Ucapkan Selamat Tinggal pada Sir Alex Ferguson di MU

Pengakuan Jujur Dimitar Berbatov: Sakit Hati, Hilang Respek, Sampai Tak Sudi Ucapkan Selamat Tinggal pada Sir Alex Ferguson di MU
Dimitar Berbatov ketika bermain untuk Manchester United di laga Liga Champions melawan Rangers, 24 November 2010 silam. (c) AP Photo/Scott Heppell

Bola.net - Mantan striker Manchester United, Dimitar Berbatov, mengenang kembali masa-masa akhir kariernya di Old Trafford. Ia mengaku kehilangan rasa hormat terhadap manajer legendaris, Sir Alex Ferguson.

Striker asal Bulgaria ini pernah menjadi pemain termahal Setan Merah pada 2008. Ia bahkan sukses meraih gelar Sepatu Emas Premier League pada musim 2010/2011.

Namun, perlakuan yang diterimanya pada musim terakhir terasa sangat tidak adil. Momen pencoretan namanya dari skuad final Liga Champions 2011 menjadi puncak kekecewaannya.

Kini, Berbatov pun blak-blakan mengenai hubungannya yang retak dengan Ferguson. Ia juga mengungkap alasan di balik keputusannya hengkang dan perpisahan pahit yang terjadi.

1 dari 5 halaman

Merasa Tak Dihargai

Sir Alex Ferguson dan Dimitar Berbatov saat di Manchester United. (c) AP Photo

Sir Alex Ferguson dan Dimitar Berbatov saat di Manchester United. (c) AP Photo

Dimitar Berbatov merasa tidak pantas menerima perlakuan buruk di Manchester United. Terutama pada musim terakhirnya yang diwarnai minimnya kesempatan bermain.

Ia mengaku sudah berulang kali mencoba meminta kejelasan langsung dari Sir Alex Ferguson. Namun, jawaban yang ia terima selalu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan.

"Saya rasa saya tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu di United – tidak bermain di tahun terakhir. Saya lebih dari 10, mungkin 15, kali bertanya kepada pelatih apakah mereka membutuhkan saya," katanya kepada The Guardian pada 2012.

"Dan setiap kali saya diberitahu bahwa saya adalah pemain penting dan tidak boleh pergi, tetapi kemudian saya tidak ada di dalam tim," sambungnya.

2 dari 5 halaman

Puncak Kekecewaan di Final Liga Champions

Puncak kekecewaan Berbatov terjadi saat final Liga Champions 2011 di Wembley. Namanya secara mengejutkan tidak masuk dalam skuad yang disiapkan untuk melawan Barcelona.

Momen tersebut membuatnya berpikir seharusnya ia angkat kaki lebih cepat. Menurutnya, perlakuan Ferguson saat itu telah melunturkan rasa hormat yang ia miliki.

"Mungkin saya seharusnya pergi ketika dia mencoret saya dari skuad untuk final Liga Champions ," ujar Berbatov.

"Saya tahu dia adalah bosnya, tetapi dia telah kehilangan, sampai batas tertentu, rasa hormat saya karena cara dia memperlakukan saya," tegasnya.

3 dari 5 halaman

Alasan di Balik Perubahan Taktik

Berbatov mengungkapkan bahwa Ferguson sempat memberinya sebuah penjelasan. Sang manajer berdalih bahwa ia berencana mengubah gaya bermain tim menjadi lebih cepat dan direct.

Namun, penjelasan tersebut sulit diterima oleh Berbatov. Pasalnya, gaya bermain semacam itu sangat bertentangan dengan karakteristiknya sebagai seorang striker.

"Dia mencoba menjelaskan kepada saya bahwa tim akan menggunakan gaya yang lebih direct, dengan lebih banyak kecepatan," jelas Berbatov.

"Tetapi saya tidak pernah termasuk pemain tercepat, saya suka menahan bola, ini gaya saya. Saya merasa sulit untuk menerima keputusannya," kenangnya.

4 dari 5 halaman

Tetap Pergi dengan Kepala Tegak

Meskipun sulit menerima keputusan tersebut, Berbatov memilih untuk pergi dengan kepala tegak. Ia merasa masih memiliki harga diri dan bangga dengan pencapaiannya.

Baginya, kontribusinya untuk Manchester United tidak bisa dipandang sebelah mata. Deretan gol, dua gelar liga, dan satu gelar top skor menjadi bukti nyata.

"Saya masih memiliki harga diri saya. Saya mencetak banyak gol, saya memenangkan liga dua kali, dan saya adalah pencetak gol terbanyak liga, jadi itu tidak buruk," katanya.

"Saya tidak akan punya masalah bermain melawan United karena ini sudah terjadi dalam karier saya. Tapi tidak ada gunanya melihat ke belakang lagi," imbuhnya.

5 dari 5 halaman

Perpisahan Tanpa Pamit pada Ferguson

Hubungan yang sudah retak dengan Sir Alex Ferguson mencapai puncaknya saat ia benar-benar hengkang. Berbatov mengambil keputusan tegas ketika meninggalkan pusat latihan klub.

Ia mengaku hanya mengucapkan salam perpisahan kepada orang-orang yang ia anggap pantas mendapatkannya. Nama Sir Alex Ferguson dengan sengaja tidak termasuk di dalamnya.

"Saya mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang pantas menerimanya," ungkap Berbatov.

"Saya tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Ferguson," pungkasnya.

Setelah meninggalkan Manchester United, Dimitar Berbatov melanjutkan kariernya bersama Fulham. Ia kemudian sempat bermain untuk AS Monaco, PAOK, dan Kerala Blasters sebelum pensiun pada 2018.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL