Unggul Lebih Dulu, Lalu Kehilangan Kendali: Masalah Klasik Manchester United

Unggul Lebih Dulu, Lalu Kehilangan Kendali: Masalah Klasik Manchester United
Bruno Fernandes merayakan golnya ke gawang Bournemouth (c) AP Photo/Jon Super

Bola.net - Manchester United kembali memetik kemenangan tipis 2-1 atas Crystal Palace bulan lalu, tetapi Ruben Amorim justru menyoroti satu pekerjaan rumah yang belum tuntas. Bagi sang pelatih, cara tim mengelola pertandingan setelah unggul masih jauh dari ideal.

Masalah itu bukan kasus tunggal. Sepanjang musim 2025/26 ini, MU berulang kali berada di posisi memimpin, lalu kehilangan kontrol dan akhirnya kebobolan.

Pola tersebut membuat keunggulan di awal sering terasa rapuh. Bukan karena Man United selalu bermain buruk, melainkan karena mereka gagal mengelola momen krusial saat sudah berada di depan.

1 dari 4 halaman

Keunggulan yang Tidak Dijaga

Ekspresi kekecewaan para pemain Manchester United usai ditahan imbang oleh Bournemouth (c) AP Photo/Jon Super

Ekspresi kekecewaan para pemain Manchester United usai ditahan imbang oleh Bournemouth (c) AP Photo/Jon Super

Amorim secara terbuka mengakui masalah ini sejak awal musim. Usai hasil imbang 1-1 melawan Fulham pada Agustus lalu, ia menilai timnya keliru membaca situasi setelah mencetak gol.

“Ketika kami mencetak gol, kami lupa bagaimana seharusnya bermain,” ujar Amorim. “Kami hanya memikirkan mempertahankan hasil. Kami ingin menang begitu besar sampai lupa menjaga penguasaan bola dan mendorong lawan lebih dalam. Kami justru memberikan sedikit kendali permainan kepada Fulham.”

Situasi serupa terulang dalam hasil imbang 2-2 melawan Nottingham Forest dan Tottenham pada November. Amorim menilai timnya kehilangan kontrol dalam waktu singkat yang berujung mahal.

“Kami kehilangan kontrol permainan selama lima menit dan kami harus membayar harganya,” katanya setelah laga di City Ground.

2 dari 4 halaman

Pola yang Berulang hingga Bournemouth

Senne Lammens mencoba menghalau bola mati saat laga MU vs Bournemouth (c) AP Photo/Jon Super

Senne Lammens mencoba menghalau bola mati saat laga MU vs Bournemouth (c) AP Photo/Jon Super

Tren tersebut berlanjut di Old Trafford saat United ditahan 1-1 oleh West Ham. Gol telat Soungoutou Magassa membatalkan keunggulan Diogo Dalot, di laga ketika United dinilai tidak cukup tajam untuk menutup pertandingan.

Masalah itu tampak paling jelas dalam hasil imbang 4-4 melawan Bournemouth yang terbaru. United gagal menambah gol di babak pertama, kehilangan kendali di awal babak kedua, lalu tidak mampu mengamankan keunggulan 4-3 di fase akhir laga.

“Jika Anda melihat pertandingan ini, Anda bisa berpikir kami kehilangan dua poin di babak kedua,” kata Amorim. “Menurut saya, kami kehilangan dua poin di babak pertama. Kami seharusnya mencetak lebih banyak gol. Hasilnya seharusnya berbeda saat turun minum.”

3 dari 4 halaman

Data yang Menggambarkan Masalah

Ketidakmampuan United mencetak gol tambahan saat unggul tercermin jelas dalam data. MU sudah unggul dan mendapatkan momentum, tapi gagal memanfaatkannya.

Man United sebenarnya cukup sering mencetak gol pembuka. Dari 16 laga liga, mereka unggul lebih dulu dalam 11 pertandingan dan menghabiskan 40 persen waktu bermain dalam kondisi memimpin, tertinggi ketiga di liga.

Namun, keunggulan tersebut jarang dibarengi kontrol permainan. United cenderung bermain dengan tempo yang sama, alih-alih memperlambat permainan, menjaga bola, dan menunggu momen yang tepat untuk menyerang kembali.

4 dari 4 halaman

Kurang Tenang, Terlalu Cepat Kehilangan Bola

Amorim menilai aspek ketenangan menjadi kunci yang belum dimiliki timnya. Ia kembali menyinggung hal itu setelah laga melawan Bournemouth.

“Kami memulai dengan sangat baik, babak pertama sangat bagus dan hasilnya seharusnya berbeda,” katanya. “Enam menit awal babak kedua kembali seperti laga melawan Nottingham. Kami kehilangan konsentrasi.”

Ia menambahkan pentingnya mengelola detail kecil di fase akhir. “Hanya dari satu lemparan ke dalam dalam penguasaan kami, kami perlu berpikir untuk tidak langsung menyerang lagi, tetapi tetap tenang dan menutup pertandingan.”

Secara sederhana, Man United tidak cukup banyak mengalirkan bola saat unggul. Rata-rata 4,4 rangkaian permainan terbuka dengan 10 operan atau lebih per 90 menit ketika memimpin menjadi salah satu yang terendah di liga.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL