
Bola.net - Xavi Simons menjadi nama terbaru yang dikaitkan dengan perburuan Chelsea di bursa transfer. Gelandang serang/winger 22 tahun asal Belanda itu kini memperkuat RB Leipzig dan masuk radar manajemen The Blues.
Chelsea memang sedang membangun ulang skuad untuk musim 2025/26. Setelah mendatangkan Liam Delap, Joao Pedro, Jamie Bynoe-Gittens, sampai Jorrel Hato, klub London itu terus mencari tambahan di lini serang.
Simons dianggap sebagai calon kreator anyar di Stamford Bridge. Namun, apakah gaya bermainnya benar-benar cocok untuk taktik yang diterapkan Enzo Maresca?
Gaya Bermain sang Jebolan La Masia
Xavi Simons tumbuh di akademi La Masia, lalu menimba pengalaman di PSG dan PSV sebelum bersinar di RB Leipzig. Di bawah Marco Rose, ia biasa bermain di sisi kiri lini serang, tapi sering masuk ke tengah untuk mengambil peran sentral.
Simons lebih suka menerima bola di kaki dan memainkan kombinasi cepat. Ia sering bergerak ke ruang kosong antara gelandang dan bek lawan, lalu melepas umpan atau tembakan dari luar kotak penalti.
Ia bukan tipe winger garis tepi yang kaku, melainkan pemain bebas yang selalu mencari celah. Dalam bertahan, ia juga aktif menekan dari depan dan membantu menutup pergerakan full-back lawan.
Kekuatan Simons: Teknik, Pergerakan, dan Visi
Simons dikenal lincah dan sulit diprediksi saat menguasai bola. Ia punya akselerasi bagus dan mampu melewati lawan dalam ruang sempit dengan berbagai trik dan gerak tipu.
Kemampuannya membaca permainan terlihat dalam umpan-umpan cerdas, terutama kombinasi satu-dua dan flick pendek. Ia juga sering menggunakan kaki luar untuk menciptakan jalur umpan yang tak terduga.
Dalam fase menyerang, Simons bisa mempercepat tempo permainan dengan keputusan cepat. Ia menarik perhatian bek, membuka ruang untuk rekan, dan punya insting tajam untuk melepas umpan kunci.
Kekurangan Simons: Kaki Kiri, Fisik, dan Performa Melebar
Simons sangat dominan kaki kanan, yang membuatnya cenderung memotong ke dalam. Di posisi sayap, kebiasaan ini bisa membatasi pilihan saat harus menembus pertahanan ketat.
Umpan-umpan dengan kaki luar kadang terlihat sebagai cara menghindari penggunaan kaki kiri. Hal ini berdampak pada akurasi, terutama saat ia bermain di sisi kiri lapangan.
Secara fisik, Simons cukup mudah dijatuhkan lawan. Posturnya kecil dan ia tak terlalu cepat dalam jarak jauh, membuatnya kesulitan dalam duel atau transisi cepat dari sisi lapangan.
Simons dan Rencana Taktik Chelsea
Enzo Maresca dikenal suka menerapkan formasi menyerang fleksibel, seperti 3-2-5 dalam penguasaan bola. Dalam skema ini, dua pemain kreatif biasanya mengisi ruang di belakang striker.
Dengan masa depan Nkunku yang belum pasti, Simons bisa mengisi peran itu. Ia cocok ditempatkan di half-space, di mana pergerakan dan kreativitasnya bisa dimaksimalkan.
Bersama Pedro dan Gittens di lini depan, Simons bisa membentuk kombinasi dinamis. Pergerakan cepat dan umpan-umpannya berpotensi merusak pertahanan lawan, terutama dalam pola serangan bertempo tinggi.
Pilihan Posisi dan Peran di Lapangan Menentukan Kesuksesan
Gaya bermain Simons sangat cocok untuk sistem berbasis penguasaan bola dan permainan kombinatif. Ia bisa menjadi pengatur serangan baru Chelsea, dengan peran kunci di lini tengah.
Namun, jika dipaksa bermain melebar atau dalam transisi cepat, ia bisa kesulitan. Pilihan posisi dan peran di lapangan akan sangat menentukan kesuksesannya di London.
Jika digunakan dengan tepat, Simons bisa jadi rekrutan cerdas yang memberi dimensi baru. Namun, jika salah penempatan, ia mungkin hanya jadi rotasi tanpa kontribusi signifikan.
Sumber: Strictly Chelsea
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Barcelona Asah 2 Kelemahan Lamine Yamal, Memolesnya Supaya Jadi Senjata Sempurna
- Gavi yang Makin Matang: Peran Baru di Tengah, Ketajaman Memberi Warna Baru dalam Permainannya
- Gol Rashford, Kontribusi La Masia, Adaptasi Gerard Martin di Posisi Bek Tengah dalam laga Daegu vs Barcelona
- Satu Pemain Blaugrana Cedera di Laga Daegu vs Barcelona, Hansi Flick Harap-harap Cemas
- Daegu vs Barcelona: Pembuktian Gavi, Percobaan di Lini Belakang, Olmo Perlu Perbaikan
- Magis Nomor 10: Yamal Pamerkan Aksi-aksi ala Messi dan Neymar di Laga Daegu vs Barcelona
- Ekitike Menikmati Magis Anfield dan Janji Totalitas 100 Persen untuk Liverpool
- Liverpool vs Bilbao: The Reds Lebih Ganas daripada saat Juara Premier League Musim Lalu?
- Liverpool vs Bilbao: Satu Kelemahan Terungkap dan Harus Segera Dibenahi sebelum Beraksi di Community Shield
- Liverpool vs Bilbao: Kreativitas, Ketajaman Serangan, dan 2 Kemenangan yang Meyakinkan
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jersey Chelsea Masih Tanpa Sponsor di Awal Musim 2025/2026, Nggak Butuh Uang Ya?
Liga Inggris 5 Agustus 2025, 20:53 -
Mulai Bergerak! Chelsea Proses Transfer Alejandro Garnacho dari MU
Liga Inggris 5 Agustus 2025, 12:22 -
Cuci Gudang Berlanjut! Chelsea Lepas Pemain ini ke Everton
Liga Inggris 5 Agustus 2025, 11:16
LATEST UPDATE
-
Dua Gol Haaland Tak Cukup Selamatkan Man City, Pertanda Belum Bisa Bangkit?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 06:59 -
Kevin De Bruyne Bungkam Kritik dengan 7 Sentuhan Ajaib di Liga Champions
Liga Champions 3 Oktober 2025, 06:49 -
Kylian Mbappe: Pemain dengan Kaki Api, Bebas Bergerak, dan Sangat Berbahaya!
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 05:51 -
Alisson Becker Cedera Parah, Liverpool Kehilangan Kiper Utama Cukup Lama!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:46 -
Terungkap! MU Hampir Bawa Pulang Solskjaer Sebelum Tunjuk Amorim sebagai Pelatih
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:41 -
David Silva Ungkap Impian Besar untuk Pep Guardiola, Apa Itu?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:36 -
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR