
Bola.net - Napoli menyapu bersih empat laga awal Serie A dengan kemenangan, namun Antonio Conte justru mengirim sinyal waspada. Sang allenatore menegaskan bahwa jalan timnya musim ini akan jauh lebih terjal dari yang dibayangkan banyak orang.
Kemenangan tipis 3-2 atas Pisa menjadi bukti nyata dari peringatannya. Laga tersebut menunjukkan betapa Napoli harus bekerja keras untuk mengamankan tiga poin di tengah jadwal yang padat.
Kondisi ini diperparah dengan kembalinya Partenopei ke Liga Champions setelah musim lalu absen. Tuntutan fisik dan mental untuk bersaing di dua kompetisi besar secara bersamaan menjadi tantangan baru.
Oleh karena itu, Conte merasa perlu untuk terus mengingatkan semua pihak agar tetap membumi. Ia ingin pasukannya belajar beradaptasi dengan tekanan yang datang dari segala penjuru.
Beban Ganda di Pundak Napoli
Conte mengakui bahwa status sebagai juara bertahan Serie A memberikan beban tersendiri. Simbol Scudetto di dada para pemain bukan lagi sekadar kebanggaan, melainkan juga sebuah tanggung jawab besar.
Menurutnya, emblem tersebut secara otomatis melahirkan ekspektasi yang luar biasa tinggi. Setiap pertandingan kini terasa lebih berat karena semua lawan ingin mengalahkan sang juara.
Bagi skuad yang sedang dalam masa transisi, tekanan ini bisa menjadi sangat berbahaya. Conte sadar betul bahwa timnya perlu waktu untuk menyatu dengan status baru mereka.
"Ketika Anda memiliki simbol Scudetto di dada Anda, itu membebani Anda, dan itu mewakili sebuah batu besar ekspektasi," ujar Conte kepada Sky Sport Italia.
Skuad Baru, Tantangan Baru
Meskipun Napoli mendatangkan sembilan pemain baru, Conte menolak anggapan bahwa timnya telah melakukan belanja pemain yang hebat. Ia menegaskan bahwa membeli banyak pemain tidak sama dengan memiliki skuad yang sudah jadi dan solid.
Para pemain anyar tersebut datang dari situasi dan kultur sepak bola yang sangat berbeda. Mereka membutuhkan proses adaptasi untuk bisa menyatu sepenuhnya dengan skema permainan yang diinginkan sang pelatih.
Akibatnya, Napoli belum menjadi sebuah unit yang padu dan teruji untuk mengarungi berbagai kompetisi sekaligus. Tim harus belajar dan bertumbuh bersama seiring berjalannya pertandingan.
"Tidak seperti klub lain, kami tidak memiliki skuad yang terlatih dengan baik dan terbiasa bermain di Serie A, Liga Champions, Coppa Italia, dan Supercoppa Italiana," lanjutnya.
Belajar dari Kelelahan Mental dan Fisik
Ketatnya jadwal pertandingan mulai menunjukkan dampaknya pada skuad Napoli. Kekalahan melelahkan 0-2 dari Manchester City di Liga Champions, di mana mereka bermain dengan 10 orang selama lebih dari satu jam, jelas menguras energi.
Conte menyebut pengalaman bermain setiap tiga atau empat hari adalah hal baru bagi sebagian besar pemainnya. Stres fisik dan mental yang ditimbulkan tak bisa dihindari dan harus segera diatasi.
Menurutnya, ini adalah musim yang paling rumit karena tim dituntut meraih hasil maksimal sambil terus belajar. Kesalahan-kesalahan kecil akibat kelelahan harus bisa diterima sebagai bagian dari proses pendewasaan tim.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, pengalaman hanya bisa dipelajari saat bekerja. Ini akan menjadi musim yang paling rumit, karena kami mengintervensi pasar untuk mendatangkan sembilan pemain baru, dengan ekspektasi besar, dan ini berarti kami membutuhkan kesabaran, untuk menerima kesalahan sesekali," jelas Conte.
Bahkan Guardiola Pun Tahu Kapan Harus Bertahan
Conte juga menyoroti perubahan tren taktik di level tertinggi sepak bola Eropa. Ia menggunakan laga Manchester City kontra Arsenal sebagai contoh nyata dari pernyataannya.
Setelah mengalahkan Napoli, tim asuhan Pep Guardiola justru tampil lebih defensif dan harus puas dengan hasil imbang 1-1. Hal ini menunjukkan bahwa tim paling dominan sekalipun tahu kapan waktunya untuk memprioritaskan hasil akhir.
Bagi Conte, sepak bola modern menuntut sebuah tim untuk bisa bermain dalam berbagai fase. Kemampuan menekan tinggi, bertahan di blok medium, hingga membangun serangan dari belakang sama pentingnya.
"Bahkan seorang pelatih seperti Guardiola ingin membawa pulang hasil kemarin dan tahu kapan ia harus bertahan," tutupnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
4 Laga, 4 Kemenangan di Serie A, Tapi Napoli Justru Penuh Kewaspadaan
Liga Italia 23 September 2025, 07:53
-
Liga Champions: Conte Akui Berat Hati Korbankan De Bruyne saat Napoli Lawan Man City
Liga Champions 19 September 2025, 16:07
-
Kartu Merah yang Menjadi Titik Balik Kekalahan Napoli di Rumah Lama Kevin De Bruyne
Liga Champions 19 September 2025, 09:31
LATEST UPDATE
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
-
Berubah Pikiran, Manchester United Bakal Lepas Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:40
-
Eks Chelsea Ini Bakal Gabung Manchester United di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:22
-
Nasib Tragis 2 Raksasa Afrika: Ketika Nigeria dan Kamerun Gagal ke Lolos Piala Dunia 2026
Piala Dunia 17 November 2025, 16:20
-
Gerard Pique Yakin Timnas Indonesia Suatu Hari Nanti Bakal Lolos ke Piala Dunia
Tim Nasional 17 November 2025, 16:16
-
3 Makanan Indonesia Terfavorit Jay Idzes: Kelezatannya Bikin Kuliner Italia Pun Kalah
Bolatainment 17 November 2025, 16:10
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR