Bagaimana Spalletti Membangun Kembali Mentalitas yang Hilang di Juventus

Bagaimana Spalletti Membangun Kembali Mentalitas yang Hilang di Juventus
Dusan Vlahovic (tengah) merayakan gol bersama Kenan Yildiz dan Khephren Thuram (kanan) dalam laga Liga Champions antara Juventus vs Sporting CP, 5 November 2025. (c) AP Photo/Antonio Calanni

Bola.net - Luciano Spalletti baru beberapa hari memimpin Juventus, tetapi perubahan besar sudah terasa di Continassa. Kehadirannya membawa angin segar setelah masa kelam bersama Igor Tudor, yang harus angkat kaki usai serangkaian hasil buruk.

Pelatih berusia 66 tahun itu langsung menanamkan gaya kepemimpinan khasnya, yang dikenal tegas, detail, dan penuh perhitungan. Meski baru mendampingi dua pertandingan — kemenangan tandang atas Cremonese si Serie A dan hasil imbang 1-1 melawan Sporting Lisbon di Liga Champions — publik sudah melihat peningkatan dalam permainan tim.

Lebih dari sekadar hasil di lapangan, Spalletti menata ulang rutinitas harian di markas latihan. Tiga aturan barunya di Continassa menunjukkan betapa ia memperhatikan setiap aspek kecil yang bisa membentuk mental dan performa skuad Juventus.

1 dari 3 halaman

Spalletti di Juventus: Detail Kecil, Dampak Besar

Pelatih Juventus, Luciano Spalletti (kiri) dalam sesi latihan tim di Continassa Juventus Training Center, Turin, menjelang duel melawan Sporting Lisbon di Liga Champions. (c) Alberto GandolfoLaPresse via AP

Pelatih Juventus, Luciano Spalletti (kiri) dalam sesi latihan tim di Continassa Juventus Training Center, Turin, menjelang duel melawan Sporting Lisbon di Liga Champions. (c) Alberto GandolfoLaPresse via AP

Tuttosport melaporkan bahwa sejak hari pertama, Spalletti langsung menaruh perhatian pada kondisi lapangan latihan. Ia berkoordinasi langsung dengan staf pemeliharaan untuk mengatur panjang rumput di tiga lapangan berbeda, memastikan bola bisa bergerak cepat sesuai gaya main yang diinginkannya. Tujuannya jelas: meningkatkan kontrol bola dan kecepatan sirkulasi permainan.

Langkah kecil itu mungkin tampak sepele, tetapi bagi Spalletti, detail teknis seperti panjang rumput adalah bagian dari filosofi permainan yang efisien dan modern. Ia ingin Juventus kembali dikenal sebagai tim yang disiplin dalam setiap fase permainan, termasuk dalam hal yang sering diabaikan seperti kondisi lapangan.

Selain itu, Spalletti juga menerapkan larangan penggunaan ponsel selama waktu makan tim. Kebijakan ini bertujuan membangun kedekatan antarpemain melalui komunikasi langsung, bukan lewat layar. Pendekatan seperti ini mencerminkan kepemimpinan yang menekankan kebersamaan dan rasa saling percaya.

2 dari 3 halaman

Ketegasan dan Kepemimpinan Spalletti di Juventus

Pelatih Juventus, Luciano Spalletti, terlihat saat pertandingan Serie A antara Cremonese dan Juventus di Cremona, Italia, Sabtu, 1 November 2025 (c) Alberto Mariani/LaPresse via AP

Pelatih Juventus, Luciano Spalletti, terlihat saat pertandingan Serie A antara Cremonese dan Juventus di Cremona, Italia, Sabtu, 1 November 2025 (c) Alberto Mariani/LaPresse via AP

Aturan ketiga yang diberlakukan cukup menarik: susunan pemain kini tidak lagi diumumkan sehari sebelum pertandingan, melainkan hanya beberapa jam sebelum kickoff. Strategi ini membuat seluruh pemain tetap siaga dan berjuang untuk tempat di tim utama hingga detik terakhir.

Langkah tersebut ternyata juga diadopsi oleh pelatih Inter, Cristian Chivu, yang dulunya merupakan anak asuh Spalletti di AS Roma. Tidak heran jika Chivu mengikuti jejak mentornya dalam hal manajemen detail seperti ini.

Lebih jauh, Spalletti tak hanya mengatur sistem, tetapi juga memberi perhatian pribadi pada pemainnya. Ia telah mengadakan pembicaraan empat mata dengan Kenan Yildiz dan Teun Koopmeiners untuk membahas peran mereka di lapangan. Pendekatan personal ini menunjukkan bahwa Spalletti ingin memahami setiap individu, bukan sekadar menempatkan mereka dalam sistem taktik.

Dengan karakter tegas dan kecermatan khasnya, Luciano Spalletti tampaknya sedang menyiapkan fondasi baru di Juventus. Ia datang bukan sekadar untuk memperbaiki hasil, tetapi juga membangun kembali mentalitas yang selama ini hilang — disiplin, fokus, dan rasa tanggung jawab di setiap detail.

Sumber: Tuttosport, juvefc.com


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL