
Bola.net - Di AC Milan, nama Maldini bukan sekadar nama keluarga—itu adalah lambang kejayaan dan kesetiaan. Dari Cesare Maldini ke Paolo Maldini, dua generasi telah mencatatkan diri sebagai legenda klub. Namun, ketika giliran Daniel datang, alurnya tak semulus para pendahulunya.
Debut Daniel Maldini sempat menyulut harapan. Ia menjadi generasi ketiga Maldini yang mengenakan seragam merah-hitam, sesuatu yang langka dalam sejarah klub top dunia. Milanisti pun menaruh mimpi bahwa sang pewaris akan melanjutkan takhta.
Sayangnya, sepak bola bukan cerita dongeng. Karier Daniel di Milan justru menjauh dari apa yang dicita-citakan. Harapan besar berubah menjadi cerita singkat yang kini tertinggal di belakang.
Warisan sang Ayah dan Kakek
Cesare Maldini merupakan sosok penting dalam sejarah awal AC Milan. Ia membela klub sejak 1954 hingga 1966, dan menjadi kapten yang disegani. Putranya, Paolo, tak hanya meneruskan langkah itu, tapi membawanya ke level yang lebih tinggi.
Paolo Maldini bermain sejak 1984 sampai 2009, dan menghabiskan seluruh karier profesionalnya di Milan. Ia mengangkat lima trofi Liga Champions dan menjadi simbol kesetiaan yang abadi.
Ketika Daniel muncul di San Siro pada 2020, harapan otomatis tertuju padanya. Namun, meski satu garis darah, posisi dan peran Daniel di lapangan sangat berbeda. Ia bukan tembok kokoh seperti ayah dan kakeknya, melainkan seorang kreator serangan.
Dari Milan ke Mana-mana
Daniel memulai segalanya dari akademi Milan sejak 2010. Ia menapaki jenjang usia dengan konsisten dan bahkan membawa tim U-16 juara nasional. Namun, sejak debut di tim senior, menit bermainnya terbatas dan pengaruhnya minim.
Gol ke gawang Spezia pada 2021 sempat memberi harapan. Ia juga merasakan titel Serie A 2021/22, tapi hanya tampil 13 kali sepanjang musim. Tak kunjung mendapat kepercayaan penuh, Daniel mulai berpindah-pindah klub lewat status pinjaman.
Spezia, Empoli, lalu Monza menjadi pelabuhan sementaranya. Di Monza, ia cukup bersinar dengan mencetak empat gol dari 11 laga. Pada akhirnya, Daniel dijual Monza ke Atalanta seharga €13 juta (sekitar Rp227 miliar) pada Februari 2025.
Beda Peran, Beda Tekanan
Berbeda dari dua Maldini terdahulu, Daniel lebih senang beroperasi di sepertiga akhir lapangan. Ia dikenal punya teknik dan imajinasi sebagai playmaker, dengan kebebasan bergerak untuk menciptakan peluang.
Namun, posisinya itu juga membuatnya lebih mudah digantikan. Milan, yang terus memburu pemain bintang di sektor serang, tak pernah benar-benar menjadikannya opsi utama. Status sebagai putra Paolo tak cukup menjamin tempat di starting XI.
Ekspektasinya tinggi karena dia adalah seorang 'Maldini'. Namun, dia ingin dikenal karena permainannya, bukan karena nama. Sayangnya, ekspektasi itu justru jadi beban yang sulit dilepaskan.
Gagal Menjaga Marwah Keluarga Maldini di Milan
Daniel tetap bagian dari sejarah AC Milan. Ia mencetak gol, tampil di Liga Champions, dan mengangkat trofi. Namun, tak seperti Paolo atau Cesare, jejaknya tak pernah cukup dalam untuk masuk jajaran legenda.
Kini, di Atalanta, ia punya peluang menulis kisah baru, lepas dari bayang-bayang San Siro. Namun, apa pun yang terjadi nanti, babnya di Milan saat ini sudah selesai—dan itu bukan akhir yang diimpikan banyak orang.
Marwah keluarga Maldini terlalu berat untuk dipikul semua orang. Daniel sudah mencoba, tapi dia tak mampu menjaganya.
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Dari Old Trafford ke Kasus-kasus Hukum: Cerita Tragis Kehidupan Anderson setelah MU
- Kenapa Kontrak Baru Frenkie de Jong di Barcelona Masih Tertahan?
- Luis Diaz Ingin ke Barcelona, tapi Minta Jaminan
- Mereka yang Perlahan Mulai Tersingkir di Real Madrid
- Gonzalo Garcia Membangun Reputasinya Sendiri di Salah Satu Klub Terbesar Dunia
- PSG vs Real Madrid: Bentrokan 2 Raja Eropa
- Prediksi PSG vs Real Madrid 10 Juli 2025
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Allegri Enggan Memastikan AC Milan Bakal Ikuti Jejak Napoli
Liga Italia 9 Juli 2025, 18:49
LATEST UPDATE
-
Dua Gol Haaland Tak Cukup Selamatkan Man City, Pertanda Belum Bisa Bangkit?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 06:59 -
Kevin De Bruyne Bungkam Kritik dengan 7 Sentuhan Ajaib di Liga Champions
Liga Champions 3 Oktober 2025, 06:49 -
Kylian Mbappe: Pemain dengan Kaki Api, Bebas Bergerak, dan Sangat Berbahaya!
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 05:51 -
Alisson Becker Cedera Parah, Liverpool Kehilangan Kiper Utama Cukup Lama!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:46 -
Terungkap! MU Hampir Bawa Pulang Solskjaer Sebelum Tunjuk Amorim sebagai Pelatih
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:41 -
David Silva Ungkap Impian Besar untuk Pep Guardiola, Apa Itu?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:36 -
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR