Bola.net - Sepanjang sejarahnya, Parma telah tiga kali menjuarai Coppa Italia. Yang terakhir, yang ketiga, mereka raih pada musim 2001/02.
Titel Coppa Italia yang pertama diraih Parma pada musim 1991/92. Di final, mereka mengalahkan Juventus dengan agregat 2-1.
Trofi kedua diraih Parma pada musim 1998/99. Mereka menang gol tandang dalam agregat 3-3 melawan Fiorentina di final.
Trofi ketiga diraih Parma pada Mei 2002. Di final, Parma kembali menaklukkan Juventus. Ini tak lepas dari kontribusi besar dua pemainnya waktu itu, yakni Hidetoshi Nakata dan Junior.
Road to Final
The unloved Stadio delle Alpi, Turin. For one Coppa Italia game in 2001/02 - Juventus v Sampdoria - only 237 supporters showed up. pic.twitter.com/2PH3s0jFoI
— LearnEnglishThroughFootball (@LETFootball) August 17, 2018
Di musim sebelumnya, 2000/01, Parma lolos sampai final. Namun, mereka kalah melawan Fiorentina.
Sementara itu, langkah Juventus cuma sampai babak 16 besar. Juventus dikandaskan Brescia.
Di musim 2001/02, Parma dan Juventus sama-sama lolos ke final.
Di babak-babak sebelumnya, Parma berturut-turut menyingkirkan Lecce, Messina, Udinese, dan Brescia. Sementara itu, Juventus besutan Marcello Lippi sukses melewati hadangan Torino, Sampdoria, Atalanta, dan AC Milan.
Final Leg Pertama - Stadio delle Alpi
Hidetoshi Nakata of Parma .. the golden age of the Italian team during the 1990s and the early 2000s. #Parma #SerieA pic.twitter.com/sxkHWQFkO6
— Classic Football (@classic1904) January 31, 2016
Coppa Italia musim itu masih memakai sistem dua leg. Juventus menjadi tuan rumah leg pertama.
Leg pertama digelar di Stadio delle Alpi, 25 April 2002. Juventus memenangi pertandingan yang dipimpin wasit Pierluigi Collina itu dengan skor 2-1.
Juventus unggul melalui penalti Nicola Amoruso menit 5 dan gol Marcelo Zalayeta menit 12. Namun, Parma, yang waktu itu ditangani Pietro Carmignani, berhasil mencuri satu gol tandang melalui Hidetoshi Nakata di menit 90.
Gol eks gelandang Jepang itu adalah modal berharga untuk menatap leg kedua.
Final Leg Kedua - Stadio Ennio Tardini
Há exatos 18 anos, Júnior fazia o gol do último título de expressão do Parma.
— De Primeira (@blogdeprimeira_) May 10, 2020
Em 2002, o ex-lateral marcou na vitória por 1 a 0 sobre a Juventus na final da Copa da Itália.
Em 2004, ele acertou com o São Paulo, onde foi tri do Brasileiro e venceu a Libertadores e o Mundial. pic.twitter.com/UR99EKxs1w
Leg kedua digelar di Stadio Ennio tardini, 10 Mei 2002. Bermodal gol tandang Nakata, Parma cukup percaya diri menatap duel penentuan ini.
Parma XI: Claudio Taffarel; Antonio Benarrivo, Junior, Luigi Sartor, Nestor Sensini; Aimo Diana, Matias Almeyda, Sabri Lamouchi, Johan Micoud, Hidetoshi Nakata; Marco Di Vaio.
Juventus XI: Fabian Carini; Alessandro Birindelli, Ciro Ferrara, Paolo Montero, Michele Paramatti, Gianluca Zambrotta, Cristian Zenoni; Antonio Conte, Alessio Tacchinardi; Nicola Amoruso, Marcelo Zalayeta.
Gol Kilat Junior
2002 (May 10) Parma 1 -Juventus 0 (Coppa Italia)- Final, Second Leg https://t.co/tIEFXRHPQ1 via @YouTube
— shahan petrossian (@sp1873) May 9, 2020
Main di kandang sendiri, didukung para suporter setianya, Parma langsung mengambil serangan. Hasilnya instan.
Baru tiga menit laga berjalan, Parma sudah menyamakan agregat melalui gol Junior. Gol mantan bek kiri Brasil bernama lengkap Jenilson Angelo de Souza itu membuat Parma semakin percaya diri.
Parma Juara
#OnThisDay
— Parma Calcio 1913 (@ParmaCalcio_en) May 10, 2019
🏟 Stadio Tardini
📍 Parma
🗓 10.5.2002
🏆🇮🇹 #CoppaItalia final second-leg
Parma 🆚 Juventus 1-0
⚽ #Junior
The Crociati secure their third Coppa Italia! 💪🏻💛💙#ChinoisiAmo #CrociatiHistory #ForzaParma pic.twitter.com/5496FjOGPC
Juventus mencoba membalas. Di babak kedua, Lippi bahkan memasukkan Alessandro Del Piero, David Trezeguet, dan Marcelo Salas.
Namun, Parma mampu mempertahankan keunggulan mereka. Pada akhirnya, gol tunggal Junior sudah cukup bagi Parma untuk mengamankan gelar.
Parma unggul gol tandang dalam agregat 2-2, dan meraih titel Coppa Italia mereka yang ketiga.
Baca juga artikel-artikel lainnya:
- Teknik Panenka - Semua Mengenalnya, tapi Tak Semua Berani Memakainya
- Kenangan-kenangan Indah David Villa Episode Barcelona
- Juninho Pernambucano dan Muridnya yang Bernama Miralem Pjanic
- Kutipan-Kutipan Terbaik Untuk Sang Seniman Sepak Bola Legenda Arsenal, Dennis Bergkamp
- Mengintip Kehidupan Cristiano Ronaldo Selama Lockdown: Latihan Keras, Diet Ketat, dan Potong Rambut
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
MU Diam-Diam Tempel Ketat Adrien Rabiot
Liga Inggris 11 Mei 2020, 21:33 -
Adrien Rabiot Mangkir dari Latihan Perdana Juventus?
Liga Italia 11 Mei 2020, 17:00 -
Melunak, MU Siap Dengarkan Tawaran Tukar Tambah untuk Paul Pogba
Liga Inggris 11 Mei 2020, 16:00 -
Kilas Balik Ballon d'Or 2003: Pavel Nedved
Liga Italia 11 Mei 2020, 15:41
LATEST UPDATE
-
Diikuti 8 Tim, Saksikan Keseruan Final Four Livoli Divisi Utama 2025 Eksklusif di MOJI
Voli 4 Oktober 2025, 17:07 -
Liverpool Harus Perbaiki Performa Tandang untuk Bisa Bersaing di Semua Kompetisi
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:52 -
Real Madrid Temukan Duet Emas Baru: Mbappe dan Guler
Liga Spanyol 4 Oktober 2025, 16:43 -
Duel Panas Chelsea vs Liverpool di Stamford Bridge, Ujian Berat untuk The Reds
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:19 -
Jadwal Live Streaming MotoGP Indonesia 2025 di Vidio, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Jadwal Lengkap MotoGP Mandalika 2025, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Link Live Streaming MotoGP 2025, Jangan Lupa Dukung Rider Jagoanmu!
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11
-
Manchester United Disebut Butuh Gareth Southgate, Bukan Pelatih Jangka Pendek
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:10 -
Update Klasemen Pembalap Asia Talent Cup 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 15:54
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR