
Bola.net - Tren bersepeda masih berlanjut di Indonesia. Ada beberapa jenis sepeda yang jadi favorit, salah satunya sepeda gunung. Ada saja yang membeli sepeda gunung untuk bersenang-senang saja.
Jika Anda termasuk salah satu pengguna yang demikian, mungkin sudah mendengar kabar bahwa sepeda merek Polygon dianggap tidak cocok untuk rekreasional. Harga sepeda gunung Polygon yang mahal lebih cocok untuk atlet.
Anggapan ini muncul karena pabrikan beken asal Indonesia ini memang murni berbasis pada keunggulan performa untuk semua jenis kebutuhan, baik rekreasional maupun profesional.
Alih-alih melirik lebarnya ceruk pasar dengan memproduksi ragam kebutuhan konsumen sembari menimbang faktor daya beli, Polygon terlihat ingin memastikan produknya berkualitas tinggi. Karena ada harga berarti ada rasa, wajarlah bila harga sepeda Polygon relatif tinggi.
Namun, rentang harga produk sepeda Polygon sendiri sangat luas karena lebarnya juga pita spesifikasi dalam produk-produk yang mereka tawarkan di jenis sepeda gunung.
Tipe Xquarone EX9 SRAM XX1 misalnya, dibanderol dengan Rp 102 juta! Tapi di ujung yang lain tersedia juga tipe Cascade atau Razor yang sama-sama seharga Rp 2,7 juta.
Bisa Dipakai di Segala Medan
Permintaan produk sepeda gunung memang terus naik karena ada pameo bahwa lebih baik beli sepeda gunung yang bisa dipakai di jalan raya daripada membeli sepeda jalanan yang tidak bisa dipakai ke gunung. Tapi pertanyaan pertama dari publik seharusnya adalah apa yang membuat sepeda gunung mahal?
Sepeda gunung dituntut bekerja baik di medan berat off-road sehingga harus memiliki tingkat percepatan yang luas dan sekaligus memiliki sistem rem dan suspensi yang andal.
Spesifikasi lanjutan untuk keperluan hill climb dan down hill jelas akan menambah tingginya harga sepeda gunung ini karena sistem rancang bangun rangka sepeda harus semakin canggih dan dibuat dari hi-tech steel atau alloy lain yang ringan tapi sangat kokoh.
Komponen dasar pembentuk sepeda gunung juga tidak murah. Diameter roda untuk varian mountain bike berukuran 26-29 inchi jelas lebih mahal dibanding ukuran standard yang lebih kecil.
Rem yang direkomendasikan untuk sepeda gunung adalah rem cakram dengan sistem pengereman hidrolik, bukan mekanik. Ukuran tapak ban yang besar untuk all-terain juga jadi penyebab lain mahalnya nilai sepeda gunung.
Jangan Asal Murah
Sepeda gunung Polygon tipe Rayz One, tidak terlalu mahal tapi sudah memiliki shockbreaker di upper bar sepeda. (c) Polygonbikes
Rem hidrolik akan memiliki respons lebih baik di segala medan dan harus diimbangi dengan sistem supensi modern untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam kecepatan tinggi. Sementara itu dari sisi kenyamanan jenis sadel yang digunakan akan membuat performa pengguna juga meningkat.
Dalam mekanisme pergantian gigi (shifter dan roda gigi), Polygon identik dengan merek Shimano yang terdiri dari 21 pilihan kombinasi rangkaian gigi roda depan dan roda belakang. Sebagai produk premium, Shimano juga memiliki varian dengan harga tinggi.
Line up seri sepeda gunung Polygon ada sepuluh, yaitu: Xquarone (Rp 58,5 juta - Rp 102 juta), Siskiu (Rp 9 juta - Rp 39,5 juta), Entiat TR (17,4 juta - Rp 50 juta), Xtrada (Rp 6,1 juta- Rp 10 juta), Premier (Rp 4,1 - Rp 4,75 juta), Cascade (Rp 2,7 juta - Rp 3,45 juta), Cleo (Rp 3,95 juta), Rayz (Rp 3,6 juta - Rp 5,5 juta), Trid (Rp 8,25 juta - Rp 21,5 juta), dan terakhir adalah Razor (Rp 2,7 juta - Rp 7,35 juta).
Sejumlah lembaga rekomendasi yang jadi acuan konsumen menyarankan agar pemakai serius pemula tidak memilih sepeda gunung seri termurah yang dibuat dengan pendekatan spesifikasi untuk kebutuhan rekreasional. Untuk merek Polygon, mereka menyarankan pengguna pemula membeli seri Rayz yang sudah bersertifikasi SNI.
Pengguna Bisa Tingkatkan Spesifikasi
Polygon Rayz 1 (Rp 3,6 juta) misalnya, dianggap cukup mumpuni karena sistem sambungan rangka diloloskan setelah melewati proses kontrol ketat agar tidak ada yang berpotensi mencederai pemakai. Jalur kabel-kabel rem dan kabel sistem gigi pun sudah ditanam di dalam rangka sehingga selain terlihat lebih rapi juga aman dari interaksi dengan batu atau tanah bila sepeda jatuh.
Seri Rayz ini juga dibuat dari bahan alloy yang ringan sehingga sepeda mudah diangkat bila menghadapi rintangan dan dengan roda berukuran 27,5 inchi yang dibalut ban bertapak lebar mobilitas serta daya cengkeram sepeda ke permukaan medan pun semakin baik. Faktor kenyamanan di sepeda ini jadi berlipat karena sistem pengereman depan-belakang sudah menggunakan disc brake dan pada main upper bar serta garpu roda depan sudah dilengkapi shock breaker.
Kelemahan Rayz ada pada sistem rem yang masih menggunakan kabel mekanik, bukan hidrolik sehingga respons-nya tidak selalu cepat. Upgrade sistem rem ini ke jenis hidrolik after market akan memaksa Anda untuk merogoh kocek sedalam Rp 200 ribuan hingga Rp 1 juta. Bila MTB Polygon ini hanya sekadar digunakan di jalanan datar, sebaiknya tunda dulu pembelian sistem rem yang mahal, tapi untuk keperluan downhill, sebaiknya pembaca melakukan ubahan yang diperlukan.
Akhir kata, bila pembaca masih merasa rekomendasi sepeda gunung Polygon ini masih terlalu mahal, pembaca bisa cek harga terbaru merek-merek sepeda gunung lain seperti United, Turanza, Aviator, Pacific, Exotic, Evergreen hingga Alton yang ada di rentang harga Rp 1,8 juta hingga Rp 2,4 juta. Silakan pilih yang paling cocok dengan kebutuhan Anda.
Disadur dari Bola.com (Darojatun), published 20 November 2020
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bola Beli: Sepeda Gunung Polygon, Spek Terlalu Tinggi untuk Pengguna Rekreasional?
Lain Lain 20 November 2020, 15:15 -
Tren Bersepeda, Adira Tertarik ke Segmen Pembiayaan Kredit Sepeda?
Lain Lain 5 Agustus 2020, 08:16 -
Sehat Fisik dan Mental, Ini 12 Manfaat Bersepeda yang Wajib Kamu Tahu
Lain Lain 4 Agustus 2020, 15:00 -
Letizia Paternoster, Cyclist Muda dan Cantik dari Italia
Bolatainment 14 Juni 2020, 02:14
LATEST UPDATE
-
Apa Alasan Jude Bellingham Tak Masuk Skuad Timnas Inggris Terbaru?
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 22:58 -
Lamine Yamal Lagi-Lagi Cedera Tulang Kemaluan, Barcelona Dibuat Kelimpungan
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 22:35 -
Daftar Skuad Timnas Inggris Terbaru: Tanpa Bellingham, Foden, dan Grealish
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 21:46 -
Blak-Blakan! Ini Pengakuan Antony Soal Perlakuan Tidak Menyenangkan di MU
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 20:55 -
Membership Eksklusif Beauty & Wellness Hadir Lagi di FimelaXclusive Batch 3!
Lain Lain 3 Oktober 2025, 20:02 -
Eliano Reijnders Optimistis Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Tim Nasional 3 Oktober 2025, 18:39 -
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV, MOJI, dan Vidio, 4-5 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:47 -
Hansi Flick Dorong Barcelona Rekrut Bintang Bayern Sebelum Liverpool
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 17:32 -
Dilema Kiper Inter Milan: Dua dari Tiga Penjaga Gawang Kontraknya Segera Berakhir
Liga Italia 3 Oktober 2025, 17:09 -
Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:03 -
Jadwal Serie A Pekan Ini, 4-6 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 16:36
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR