Waspadai Deretan Makanan Penyebab Perut Buncit

Waspadai Deretan Makanan Penyebab Perut Buncit
Waspadai makanan penyebab perut buncit. (c) Stockphoto

Bola.net - Perut buncit menjadi masalah bagi banyak orang, baik pria maupun wanita. Perut buncit tidak hanya membuat penampilan kurang enak dilihat, namun juga bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.

Salah satu penyebab perut buncit adalah makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Pengaturan pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi setiap harinya menjadi faktor yang paling penting penyebab timbulnya perut buncit.

Namun, makanan penyebab perut buncit masih sering disepelekan. Sebaiknya, makanan-makan tersebut dihindari jika tak ingin punya perut buncit.

Walaupun sebagian besar makanan ini merupakan kesukaan atau sering Anda konsumsi, sebaiknya segera menghindarinya agar tidak mengalami perut buncit.

Berikut delapan jenis makanan penyebab perut buncit yang harus dihindari, dikutip dari berbagai sumber.

1 dari 8 halaman

Makanan Berlemak Tinggi

Makanan penyebab perut buncit yang pertama adalah makanan berlemak tinggi. Lemak jenuh biasa terdapat pada minyak, daging, dan olahannya. Lemak jenuh boleh Anda konsumsi tetapi sebaiknya dibatasi, tidak lebih dari 5-6 persen dari kebutuhan kalori total harian.

Jika berlebihan, maka akan meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh termasuk menjadikan perut buncit. Daging olahan (seperti sosis, nugget, ham) biasanya cenderung mengandung lemak jenuh yang tinggi. Makanan cepat saji juga memiliki kadar lemak jenuh yang tidak sedikit, terutama karena kebanyakan mengalami pengolahan dengan cara digoreng atau deep fried.

Jenis lemak yang baik bagi tubuh adalah lemak tidak jenuh, banyak terdapat pada minyak zaitun, salmon, dan kacang-kacangan. Kamu dapat menggunakan minyak zaitun sebagai alternatif untuk memasak dan beralih mengonsumsi seafood seperti ikan-ikanan dibanding mengonsumsi daging merah dan daging olahan.

2 dari 8 halaman

Makanan Cepat Saji (Junk Food)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, makanan cepat saji atau junk food memiliki kadar lemak jenuh yang tidak sedikit. Apalagi Junk food sendiri umumnya diolah dengan cara deep fried sehingga memiliki kandungan minyak berlebih di dalamnya.

Karena itulah junk food bisa menjadi salah satu makanan yang bikin perut buncit. Selain itu, junk food juga isinya berupa produk olahan yang minim serat sehingga membuat perut buncit dan usus sulit mencernanya. Bahkan, junk food dapat memengaruhi metabolisme dan kondisi perut secara keseluruhan.

3 dari 8 halaman

Makanan Olahan

Tidak hanya junk food, makanan olahan lainnya seperti biskuit, kerupuk, hingga keripik termasuk ke dalam jenis makanan yang tinggi kalori dan lemak. Jenis makanan ini dapat memicu peradangan dalam tubuh, sementara lemak membandel pada perut erat kaitannya dengan peradangan.

Mayoritas bukti ilmiah menyatakan bahwa sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh, akan membantu mengurangi ukuran perut. Karena itu, berusahalah untuk mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kalori dan berlemak, jika tak ingin memiliki perut buncit.

4 dari 8 halaman

Makanan Berkalori Tinggi

Makanan penyebab perut buncit selanjutnya adalah makanan berkalori tinggi. Makanan seperti kacang-kacangan hingga nasi yang memiliki kalori tinggi harus kamu atur konsumsinya, terutama untuk menurunkan berat badan sekaligus lingkar pinggang.

Memangkas 500-1000 kalori per hari, serta meningkatkan aktivitas fisik, dapat mengurangi 0,5 hingga 1 kg per minggu. Meski demikian, pengurangan kalori ini disarankan melalui konsultasi dengan dokter gizi. Hal ini bertujuan agar tubuh tidak mengalami kekurangan nutrisi.

5 dari 8 halaman

Susu

Susu ternyata juga merupakan salah satu makanan penyebab perut buncit. Tergantung pada jenisnya, susu dapat berkontribusi pada terbentuknya lemak perut. Jenis susu yang mengandung banyak lemak seperti whole milk dapat memicu penumpukan lemak sehingga membuat perut buncit.

Selain whole milk jenis susu kental manis juga bisa menyebabkan perut buncit karena kandungan gulanya yang tinggi. Jika kamu ingin mengonsumsi susu, pilihlah jenis susu rendah lemak atau tanpa lemak. Kamu juga bisa mengganti jenis susu yang kamu minum menjadi susu berbahan dasar kacang-kacangan seperti susu kedelai, susu almond, atau susu kacang mete.

6 dari 8 halaman

Margarin

Makanan penyebab perut buncit selanjutnya adalah margarin. Jenis lemak yang menyebabkan perut buncit adalah jenis lemak trans dan lemak jenuh. Lemak trans merupakan hasil sampingan pengolahan minyak dari bentuk cair ke bentuk padat, contohnya adalah margarin.

Lemak trans biasa digunakan dalam industri makanan cepat saji dan makanan ringan karena dapat menambah daya simpan dari makanan. Meskipun saat ini lemak trans sudah mulai dilarang keberadaannya dalam makanan, tetapi tidak ada salahnya kamu mengecek kembali label pangan yang terdapat pada makanan kemasan yang kamu konsumsi.

7 dari 8 halaman

Soda

Konsumsi soda dihubungkan dengan peningkatan lingkar pinggang, yang berarti semakin banyak dan sering kamu mengonsumsi soda, maka risiko memiliki perut buncit semakin besar. Selain perut buncit, konsumsi soda juga dikaitkan dengan risiko obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dan masalah kesehatan pada gigi (seperti gigi berlubang dan gigi keropos).

Walaupun kamu mengganti soda yang biasa kamu minum dengan jenis soda diet, bukan berarti kamu terbebas dari risiko penyakit. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi soda diet cenderung memiliki lingkar pinggang yang lebih besar dibandingkan mereka yang mengonsumsi soda biasa.

8 dari 8 halaman

Minuman Beralkohol

Mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan, erat kaitannya dengan peningkatan ukuran lingkar pinggang dan perut buncit. Selain itu, banyak jenis alkohol yang tinggi kalori, misalnya bir yang mengandung sekitar 150 kalori dalam satu gelasnya.

Minuman beralkohol tersebut jika diminum secara berlebihan dapat membuat tubuh mengalami kelebihan asupan kalori.

Disadur dari: Liputan 6/Penulis: Husnul Abdi/Editor: Rizki Mandasari/Dipublikasi: 13 November 2019


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL