Elias yang kontraknya baru saja diputus oleh Avintia Blusens Moto2 dan akan hijrah ke World Superbike (WSBK), memang kerap mendapat kritikan pedas atas gaya balapnya yang agresif. Ia juga punya style yang sama dengan Marquez ketika membalap, yakni siku yang selalu menempel di aspal ketika menikung.
"Saya memperoleh gaya balap itu secara alami. Saya rasa, orang-orang menyukainya karena takjub melihat saya nyaris lepas dari motor, apalagi lutut dan siku saya menyentuh aspal," ujar Elias.
Selama berkarir di MotoGP, pebalap Spanyol ini pernah membela Yamaha, Honda dan Ducati. Ia juga kerap mendapat kritik dari tim-timnya tersebut. Gaya balapnya dinilai tak dapat membuat ban dan motor bekerja maksimal.
"Saya kerap dikritik oleh tim, karena menurut mereka tak baik bila tubuh saya benar-benar keluar dari motor. Mereka bilang saya tak cukup meletakkan beban pada ban. Dengan begitu, suhu ban tak bisa naik dan itulah sebab mengapa traksi saya tak cukup baik," lanjutnya.
Meski begitu, Elias senang karena Marquez mampu menyangkal kritik-kritik pedas tersebut. "Marc punya gaya balap yang sama, toh ia tetap menang. Ia membuat saya senang, karena hal itu menunjukkan bahwa gaya balap kami bukanlah masalah. Tentu saja kami sedikit berbeda, namun siku dan bagian samping punggung kami juga keluar dari motor," pungkasnya. [initial]
Sumber: Crash.net (cn/kny)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Galeri Foto Balap Gokart MotoGP untuk Simoncelli
Open Play 12 September 2013, 20:30
-
Gaya Balap Mirip, Elias Senang Marquez Dominasi MotoGP
Otomotif 12 September 2013, 11:00
-
Doni Tata Pradita Digantikan Pebalap Italia di Moto2 San Marino
Otomotif 11 September 2013, 18:01
-
Redding Kecewa Mekaniknya Takkan Ikut ke MotoGP
Otomotif 11 September 2013, 09:00
-
14 Tahun di MotoGP, Elias Pindah ke WSBK?
Otomotif 10 September 2013, 18:00
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR