
Bola.net - Juara dunia GP500 1993, Kevin Schwantz, takjub pada kerja keras Marc Marquez untuk bangkit dari keterpurukan akibat cedera patah tulang lengan kanan. Namun, ia yakin risiko cedera akan terus menghantui pikiran sang rider Repsol Honda setiap kali tampil ngotot. Hal ini ia sampaikan via MotoGP.com, Senin (11/10/2021).
Usai absen semusim lebih, Marquez kembali balapan musim ini mulai dari Seri Portimao. Ia kerap sulit masuk lima besar, namun menggebrak lewat kemenangan di Sachsenring, trek favoritnya yang terdiri dari 10 tikungan kiri dan berlawanan dengan arah jarum jam. Schwantz pun sempat yakin balapan itu akan jadi titik balik Marquez.
"Saya menonton balapan di Sachsenring, dan saya mengira 'seseorang' telah kembali dari kendala fisik yang melandanya begitu lama, di trek yang mungkin paling menantang: sempit, berkelok, dan menguras tenaga. Marc begitu jauh dari yang lain, hingga saya pikir musim ini bakal putar balik di sana," ujar legenda Suzuki ini.
Cedera akan Selalu Ada di Pikiran Pembalap

Sayang, ternyata Marquez belum garang di trek lainnya, kecuali Aragon dan Austin. "Tampaknya ia belum percaya diri di semua tempat yang ia kunjungi. Jadi, melihat beberapa rider melawannya, seperti Pecco di Aragon, sangatlah baik. Menyenangkan melihat rider-rider berbeda bertarung di depan pada tiap pekan," lanjut Schwantz.
Schwantz, yang pensiun pada 1995 usai melihat sang rival sengit Wayne Rainey lumpuh akibat kecelakaan di Misano pada 1994, yakin fisik Marquez bisa pulih dan kuat seperti sediakala. Namun, ia memprediksi Marquez akan terus kepikiran risiko cedera setiap kali balapan. Menghilangkan prasangka buruk itulah tugas terberat sang rider Spanyol.
"Cedera akan selalu ada di dalam kepala Anda dan menjadi hal yang selalu Anda pikirkan, 'jika aku masuk ke tikungan ini terlalu dalam dan ban depan kelewat ngotot, apakah aku punya kekuatan fisik yang baik untuk menegakkan motor? Apakah aku bisa melakukan apa yang biasa kulakukan seperti sebelum cedera?'" tutur Schwantz.
Marc Marquez dan Honda Takkan Tinggal Diam

"Jika Anda makin konsisten dan makin dekat dengan papan atas di tiap pekan, maka Anda juga akan mencoba menyingkirkan pikiran macam itu dari kepala Anda. Anda tak boleh membiarkannya terus-terusan ada di sana. Jika tidak, maka pikiran itu akan memengaruhi Anda dan masa istirahat Anda bisa jadi lebih panjang," lanjut Schwantz.
Musim ini, Marquez dipastikan takkan merebut gelar dunia. Namun, El Pajarito yakin, baik Marquez maupun Honda bakal bekerja sangat keras demi kembali merebut tahta tahun depan. Marquez akan berusaha memulihkan kondisi fisik, sementara Honda akan memperbaiki performa RC213V yang tahun ini angin-anginan.
"Ini masa-masa merenungkan realita. Saya yakin ini berat untuk Marc. Namun, Marc dan orang-orang Honda takkan membiarkan situasi terus-terusan begini. Mereka akan terus bekerja sampai akhir musim untuk mencoba, mereka akan menyediakan motor yang lebih baik untuknya tahun depan dan berusaha menang lagi," tutup Schwantz.
Sumber: MotoGP
Baca Juga:
- Pecco Bagnaia: Berebut Gelar? Saya Lebih Rileks daripada Fabio Quartararo
- Maio Meregalli: Hengkangnya Maverick Vinales Bagus untuk Semua Pihak
- Jadwal Pekan Balap WorldSBK Argentina 2021 di San Juan Villicum
- Franco Morbidelli: Jangan Tertipu, Andrea Dovizioso Tangguh di Atas Yamaha
- Pindah ke Reli, Danilo Petrucci Bisa Jadi Rider Cadangan KTM di MotoGP
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ayah Simoncelli Damai dengan Pedrosa, Berandai-andai Sang Anak Lawan Marquez
Otomotif 12 Oktober 2021, 11:53
-
Kevin Schwantz: Marc Marquez akan Terus Dihantui Risiko Cedera
Otomotif 12 Oktober 2021, 10:12
-
Andrea Dovizioso: Rasanya 'Aneh' Jadi Tandem Valentino Rossi
Otomotif 10 Oktober 2021, 20:00
-
'Sejak Valentino Rossi-Marc Marquez Berselisih, MotoGP Jadi Beracun'
Otomotif 7 Oktober 2021, 14:32
-
'Kemenangan di MotoGP Austin Tanda Marc Marquez Belum Lupa Cara Balapan'
Otomotif 7 Oktober 2021, 11:50
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR