
Bola.net - Pebalap Mercedes AMG Petronas, Lewis Hamilton, meyakini bahwa banyak orang suka lupa bahwa dunia balap adalah olahraga yang sangat berbahaya, hingga kesulitan mengapresiasi talenta dan motivasi para pebalap. Hal ini ia ungkapkan kepada Crash.net, usai finis kedua dalam Formula 1 GP Belgia, Minggu (1/9/2019).
Hamilton mengaku sangat sulit menjalani balapan di Sirkuit Spa-Francorchamps akhir pekan lalu, usai pebalap Formula 2, Anthoine Hubert meninggal dunia akibat kecelakaan hebat pada Lap 2 pada balapan feature, Sabtu (31/8/2019). Dalam insiden yang sama, Jua Manuel Correa juga mengalami dua patah tulang dan punggung.
"Bukan pekan balap terbaik bagi dunia balap. Sabtu adalah hari yang sulit, dan bahkan balapan pada Minggu. Tapi saya harus tampil, dan kami semua harus mencoba menjernihkan pikiran, serta balapan dengan spirit Anthoine," ujar lima kali juara dunia ini.
Belajar dari Insiden FP3
Hamilton menyatakan bahwa pendapat ini ia lontarkan terpengaruh oleh peristiwa ketika penonton bersorak-sorai melihatnya mengalami kecelakaan dan menabrak dinding pembatas pada sesi latihan bebas ketiga (FP3) pada Sabtu pagi, hanya beberapa jam sebelum balapan F2 digelar.
"Mengingat FP1 bukanlah sesi yang baik, dan saya kecelakaan di FP3... Saya ingat saat saya kecelakaan beberapa penonton bersorak. Kecelakaan itu cukup besar. Inilah alasan saya harus mengatakan ini, alasan yang membuat saya berani mengatakan ini," ungkapnya.
Pimpinan Mercedes AMG Petronas, Toto Wolff pun memberikan pendapat senada, serta menjelaskan lebih detail soal maksud dari opini pebalapnya. Wolff menyatakan bahwa kebanyakan penggemar kesulitan mengapresiasi kerja keras pebalap karena sulit pula memahami apa yang terjadi di lintasan.
Motorsport Olahraga Gladiator
"Sangat sulit mencerna apa yang terjadi di dalam mobil jika Anda tak pernah mengendarai mobil balap dalam kecepatan setinggi ini. Entah formula junior, F1, GT car, atau prototipe, ini olahraga gladiator. Ini merupakan olahraga keberanian, risikonya tinggi. Tapi lewat lensa kamera, Anda takkan pernah menyadari sensasinya," ujar Wolff.
"Kita beruntung tak ada kejadian seperti ini selama bertahun-tahun, dan mungkin kita lupa seberapa bahayanya olahraga ini. Saya rasa inilah yang ingin dinyatakan Lewis. Saya benar-benar bisa memahaminya. Apa yang dilakukan para pebalap ini memang sulit dipahami, dan bisa berakhir fatal," pungkasnya.
Berkat hasil dalam pekan balap ini, Hamilton makin kokoh di puncak klasemen pebalap Formula 1 dengan koleksi 268 poin. Ia dan seluruh penghuni paddock akan kembali menjalani pekan balap di Sirkuit Monza, Italia pada 6-9 September.
Sumber: Crash.net
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Lewis Hamilton: Orang Lupa Jika Dunia Balap Itu Berbahaya
Otomotif 3 September 2019, 08:54 -
Kehilangan Hubert, Ricciardo Sempat Ogah Balapan di F1 Belgia
Otomotif 2 September 2019, 09:30 -
Leclerc Dedikasikan Kemenangan F1 GP Belgia untuk Hubert
Otomotif 2 September 2019, 08:50 -
Klasemen Sementara Formula 1 2019 Usai Seri Belgia
Otomotif 1 September 2019, 22:00 -
Hasil Balap F1 Belgia: Charles Leclerc Rebut Kemenangan Perdana
Otomotif 1 September 2019, 21:53
LATEST UPDATE
-
Membership Eksklusif Beauty & Wellness Hadir Lagi di FimelaXclusive Batch 3!
Lain Lain 3 Oktober 2025, 20:02 -
Eliano Reijnders Optimistis Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Tim Nasional 3 Oktober 2025, 18:39 -
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV, MOJI, dan Vidio, 4-5 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:47 -
Hansi Flick Dorong Barcelona Rekrut Bintang Bayern Sebelum Liverpool
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 17:32 -
Dilema Kiper Inter Milan: Dua dari Tiga Penjaga Gawang Kontraknya Segera Berakhir
Liga Italia 3 Oktober 2025, 17:09 -
Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:03
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR